Memilih yg terbaik
Seorang bocah miskin
yang sedang mengembalakan ternaknya di punggung gunung. Suatu hari, ia
melihat sebuah bunga cantik, dan ia tidak dapat menahan diri untuk tidak
memetiknya. Pada saat ia memetik bunga itu, terdengarlah suara, ketika ia
menengadah, ia melihat dinding gunung itu terbuka dan muncul gua yang
didalamnya terdapat permata dan logam yang sangat berharga. Lalu ia melangkah
masuk ke gua itu, dan meletakkan bunga yang sebelumnya diambil dan memulai
memungut, yang terdapat di dalam goa itu sebanyak-banyaknya. Ketika sudah
mendapatkan apa yang diharapkan dan hendak keluar, terdengarlah suara: "Jangan lupakan yang terbaik " Ia
berbalik dan malah mengambil lebih banyak barang berharga itu. Ketika ia
hendak keluar dari gua itu, gua itupun tertutup dan dinding gunung itu kembali seperti semula. Pada saat
itulah, semua yang ada di tangannya
berubah menjadi debu. Suara itu kembali berkata, " kamu melupakan yang terbaik, karena bunga
itu adalah kunci untuk membuka gua itu". (Cerita Skotlandia kuno).
Cerita itu
menggambarkan realita kehidupan pada masa kini. Awalnya seseorang mencari
Tuhan, mendekatkan diri pada Tuhan, haus lapar akan Firman Tuhan dan mendengar
suara Tuhan. Sejalan dengan berjalannya waktu, kehidupannya diberkati
Tuhan. Tuhan melimpahinya dengan harta yang menyenangkan hatinya. Namun
lama kelamaan, rasa haus & lapar akan Firman Tuhan yg dirasakan bergeser
menjadi rasa haus akan berkat2 Tuhan saja. Akhirnya, di dalam
kegairahan mencari berkat Tuhan, ia kehilangan apa yang paling terpenting, yakni
“keintiman dengan Tuhan“. Kesibukannya dalam urusan uang dan harta justru membuat
dirinya menjauh dari Tuhan. Ia lupa bahwa tanpa "kunci" itu, semua
berkat itu adalah bonus. Ketika ia kehilangan apa yang sejatinya paling berarti
yakni hubungan dengan Tuhan, maka apa yang dianggapnya paling berarti (berkat-berkat
Tuhan) ternyata hanyalah sia sia (debu).Dalam kemajuan dunia yang menuntut kita untuk sukses, kadang kita hanya tekun
mencari Tuhan bila ada maunya saja, tapi setelah mendapat apa yang kita
inginkan, kadang kita lupa akan Tuhan. Lalu ada pula manusia yang telah lama
mengalami Tuhan dan lekat dengan Nya, tapi kemudian ditimpa berbagai cobaan, akhirnya
terpuruk, menanggapi hal ini sebagai kematian akan segalanya, hingga hanya
timbul kebencian, kemarahan yang membara, dan akhirnya tidak mempercayai lagi
akan adanya Tuhan. Menentukan bagaimana kita mesti menyikapinya, apa yang akan kita
pilih dalam hidup, mana yang paling utama dan terbaik dalam hidup, Tuhan atau
dunia.
Mari kita bahas, apakah kita termasuk memilih Tuhan sebagai pedoman hidup
atau uanglah sebagai tuhan kita selama ini.
Kita akan bahas
manusia di dunia terdiri dari 3 tipe:
1.
Penonton
Artinya melihat suatu peristiwa dan
fokusnya hanya memandang tanpa berbuat apa2.
Org percaya di sini hanya melihat tanpa
melakukan apa yang Yesus selalu katakan dalam Injil, bahwa iman tanpa perbuatan
adalah hakekatnya mati (Yak 2:20), semua orang yang termasuk penonton, hanya
hadir dalam kebaktian gereja tanpa mau tau isi kotbah, mereka pulang dengan
tangan hampa, tanpa membawa berkat yang berarti untuk merubah segala yang tidak
beres, hanya hadir, tanpa perdulikan inti yang hamba Tuhan yg beritakan, terlihat
dari perlakukan imam dan Saduki dalam kisah org Samaria yg murah hati(Luk
10:31-32).
2.
Komentator
Artinya serangkaian penuturan fakta, pendapat / hasil pengamatan yg
mengandung kritik terhadap suatu kejadian, tidak menyentuh kejadian sama
sekali, hanya mengamati dan berlaku pasif, lebih condong untuk berlaku sebagai
pihak yang benar dari segala aspek.
Org percaya di tipe ini hanyalah mempercakapkan isi Kitab Suci, tanpa
melakukan, tanpa menghayati sbg iman dalam hidup keseharian mereka. Sikap ini
seperti perilaku kaum Farisi dan Ahli Taurat dan kaum Saduki yang sangat ahli
dalam kerohanian (tahu dan hafal seluruh isi Kitab Suci sampai sedetail
apapun), tapi tanpa menghidupinya sebagai pelaku Firman, hanya pelayan bibir
(lips service), banyak teori tanpa praktek, terlihat sangat suci dan tak
tersentuh bahkan terlihat maha (hiduppaling benar di mata mereka sendiri).
Sikap ini terlihat dari para ahli Taurat yg ingin mengetahui jawab Yesus
terhadap wanita yang berzinah (Yoh 8:5),
3.
Pemain /pelaku
Artinya pelaksana sebuah kegiatan, subyek
dari sebuah kejadian,terlibat langsung dengan kejadian, bila terluka dirinyalah
yang terluka, orang yang mengatur dan berbuat segala nya untuk mencapai sebuah
tujuan dalam hidup.
Org percaya di sini membaca Firman Tuhan dg
tekun, dan melaksanakanNya dg tekun pula, mencari kebenaranNya, mencari tau
bagaimana sampai kondisi dalam Firman Tuhan itu menjadi kenyataan dalam
hidupnya, ini membutuhkan ketekunan, kesabaran, ketahanan fisik dan mental,
apalagi sbg murid Yesus tdk akan disukai dunia, dibenci oleh berbagai pihak
(Yoh 15:18), pastilah sosok pemain ini, tabah, teguh, kuat dalam iman.
Petrus, Kleopas dan Yudas
Petrus
Sosok Simon,seorang penjala
ikan berubah menjadi penjala manusia (Luk 5:1-11). memerlukan proses, penjala
ikan mesti memiliki beberapa keahlian, harus ahli dalam melihat arah bintang,
harus menentukan tempat yang banyak ikan, dan harus tau cara proses menebarkan
jala, dan penangkapan. Sedang seorang penjala manusia membutuhkan proses membaca
dan mengerti Firman Tuhan lalu melaksanakan Firman itu jua, menghayati, memberitakan
dan melakukan Firman dan dihidupiNya. Bila Simon hanya bisa berkotbah di
mimbar, tapi saat kesehariannya tdk mencerminkan Firman itu, ini akan membuat Yesus
dipermalukan di muka umum, kita harus memiliki waktu kebersamaan dg Tuhan,
perubahan Petrus dari Simon, yg egois, penakut, sombong, atau punya karakter
lain yg buruk, menjadi Petrus yang rendah hati, penuh percaya diri, penuh kuasa
menjadi seorang murid sejati Yesus, batu cadas yg keras (Kefas), dasar gereja
awal. Kala Yesus datang pertama mendapatkan Petrus, ia malah menyuruh Yesus
pergi, karena merasa tdk layak (berdosa, kotor, sombong ).Kala murid Yesus di
terpa badai, mereka ketakutan di tengah danau, mereka berseru2 dan
tdk ada perubahan, ada kalanya Yesus mendiamkan kita, ingin melihat dan menguji
bagaimana iman kita, Dia melatih kita dalam badai kehidupan. Saat Yesus berjalan
di atas air pun hanya Petrus yg menginginkan pengalaman ini dialaminya dalam
hidupnya (Mat 14:28). Dlm injil Mrk 8:32, Petrus pernah menegor Yesus krn
pemberitahuanNya akan penderitaan dan penolakan para tua-tua, imam kepala dan
ahli Taurat, dibunuh dan bangkit dari kubur, dan Yesus menghardik Iblis yg
mengganggu jiwa Petrus. Ini sebuah proses pembentukan karakter Petrus, sampai
Petrus menyangkal 3x (Mat 26:75), ini pun proses perubahan pribadi Petrus, Yesus
sebagai figur yang ia kagumi dan dihidupinya sebagai Tuhan dalam dirinya hingga
Yesus bangkit, dan Roh Kudus mengurapi mereka, menguatkan ketakutan mereka dari
ancaman berbagai teror utk membunuh para pengikut Yesus kala itu (pentakosta), di
sinilah titik balik Petrus utk mengimani Yesus dan bisa berkotbah (Kis 2:41), akhirnya
3000 org bersedia dibabtis dalam nama Yesus, memperlihatkan Petrus berubah dari
Simon yg lama (karakter buruk) kini menjadi Petrus, murid Yesus yg dg
bayangannya pun org sakit dapat sembuh (Kis 5:15).
Kleopas
Sosok Kleopas (saudara
Yusuf suami Maria) sangat jarang dibahas dalam Kitab Suci hanya ada di Perjanjian Baru, seorang murid yang
ditemui Yesus yang telah bangkit dari kubur dalam perjalanan dari Yerusalem
menuju Emaus, mereka berbicara, bahkan sempat makan bersama, mereka makan ikan
goreng (Luk 24:13-27). Kisah perjalanan Kleopas,merupakan sosok yang tdk percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, bahkan hatinya beku,mati
akan semua teror yang terjadi selama ini, api dalam hidupnya padam, menyatakan banyak jemaat dalam masa sekarang
menjadi Kleopas, putus asa, tidak mau ambil pusing dengan urusan pelayanan,
pekabaran Injil, sepertinya hidup itu merupakan beban tersendiri, kemuraman
hidup, kelesuan, keterpurukan dan kegagalan semua yang selama ini diusahakannya
selama hidup.Sehingga hanya masalah hidupnya tanpa melihat sisi lain, dan pastinya akan
mengalami kesulitan mengenali Tuhan. Menjadi
manusia seharusnya lebih mampu berserah pada Tuhan sehingga Tuhan benar-benar
dapat dikenali dan dilibatkan dalam menyelesaikan masalah.
Yudas
Sosok Yudas banyak disebutkan
dalam Kitab Suci, diambil dari berbagai sudut pandang, salah satu di antara
keduabelas murid. Namanya berasal dari kata Yunani sikarios
yang berarti pembunuh; atau dapat juga berarti ‘orang Kiriot’, yang membuat
Yudas satu-satunya rasul dari Yehuda. Ia menyerahkan Yesus kepada para
penguasa. Yudas ahli dalam keuangan, pintar mengelolanya, mengatur ini dan itu,
berorientasi selalu pada uang, sbg bendahara murid, untuk bepergian dan
mempersiapkan perbekalan mereka. Tapi sangat di sayangkan bahwa ketamakan akan
harta yang dimilikinya hingga ia menjual guruNya sendiri pada ahli Taurat dan
Saduki,kala uang pengganti itu dikembalikan di buang menjadi tanah
darah.Penyesalan Yudas tdk berakhir dg sempurna, tapi dengan jalan yg keliru,
hidup nya berakhir dengan perut terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah
ke luar. Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu
mereka sebut "Hakal-Dama," artinya Tanah Darah (Kis 1:18-19). Dalam
keseharian, sosok Yudas terlihat seperti seorang pengkhianat, dalam cinta dia
menduakan cinta, dlam persahabatan dia menikam teman dari belakang, membuka
rahasia temannya, dan memburukkan nama temannya, demi sebuah keuntungan
tertentu, dalam bisnis menjual barang jauh di bawah harga pasaran, dan
merusakkan harga jual, sekaligus merusakkan nama baik org terkemuka dengan isu
yang menghancurkan. Setelah melihat semua karakter dan akhir hidup ke tiga tipe
orang ini, pilihlah sikap hidup yang akan kita jalani apakah ingin menjadi
Petrus, Kleopas ataukah sbg Yudas yang mengkhianati Yesus sang Guru, pemberi hidup,
pusat dari alam semesta?
Semoga anda diberkati dan tahu
konsekuensi menjadi murid Yesus yang sejati, menghidupi Firman Tuhan bukan hanya di bibir saja (lips
service) tanpa menjalankanNya, tanpa menyentuh arti kebenaran Firman Tuhan itu
dalam hidup kita di dunia yang penuh kebohongan dan kejahatan ini. Selamat
menjalani hidup, Tuhan Yesus berkati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar