Selasa, 25 September 2018

Memilih yang Terbaik


Memilih yg terbaik


Seorang bocah miskin yang sedang mengembalakan ternaknya di punggung gunung. Suatu hari, ia melihat sebuah bunga cantik, dan ia tidak dapat menahan diri untuk tidak memetiknya. Pada saat ia memetik bunga itu, terdengarlah suara, ketika ia menengadah, ia melihat dinding gunung itu terbuka dan muncul gua yang didalamnya terdapat permata dan logam yang sangat berharga. Lalu ia melangkah masuk ke gua itu, dan meletakkan bunga yang sebelumnya diambil dan memulai memungut, yang terdapat di dalam goa itu sebanyak-banyaknya. Ketika sudah mendapatkan apa yang diharapkan dan hendak keluar, terdengarlah suara: "Jangan lupakan yang terbaik " Ia berbalik dan malah mengambil lebih banyak barang berharga itu. Ketika ia hendak keluar dari gua itu, gua itupun tertutup dan dinding gunung  itu kembali seperti semula. Pada saat itulah, semua yang ada di tangannya berubah menjadi debu. Suara itu kembali berkata, " kamu melupakan yang terbaik, karena bunga itu adalah kunci untuk membuka gua itu". (Cerita Skotlandia kuno).
Cerita itu menggambarkan realita kehidupan pada masa kini. Awalnya seseorang mencari Tuhan, mendekatkan diri pada Tuhan, haus lapar akan Firman Tuhan dan mendengar suara Tuhan. Sejalan dengan berjalannya waktu, kehidupannya diberkati Tuhan. Tuhan melimpahinya dengan harta yang menyenangkan hatinya. Namun lama kelamaan, rasa haus & lapar akan Firman Tuhan yg dirasakan bergeser menjadi rasa haus akan berkat2 Tuhan saja. Akhirnya, di dalam kegairahan mencari berkat Tuhan, ia kehilangan apa yang paling terpenting, yakni “keintiman dengan Tuhan“. Kesibukannya dalam urusan uang dan harta justru membuat dirinya menjauh dari Tuhan. Ia lupa bahwa tanpa "kunci" itu, semua berkat itu adalah bonus. Ketika ia kehilangan apa yang sejatinya paling berarti yakni hubungan dengan Tuhan, maka apa yang dianggapnya paling berarti (berkat-berkat Tuhan) ternyata hanyalah sia sia (debu).Dalam kemajuan dunia yang menuntut kita untuk sukses, kadang kita hanya tekun mencari Tuhan bila ada maunya saja, tapi setelah mendapat apa yang kita inginkan, kadang kita lupa akan Tuhan. Lalu ada pula manusia yang telah lama mengalami Tuhan dan lekat dengan Nya, tapi kemudian ditimpa berbagai cobaan, akhirnya terpuruk, menanggapi hal ini sebagai kematian akan segalanya, hingga hanya timbul kebencian, kemarahan yang membara, dan akhirnya tidak mempercayai lagi akan adanya Tuhan. Menentukan bagaimana kita mesti menyikapinya, apa yang akan kita pilih dalam hidup, mana yang paling utama dan terbaik dalam hidup, Tuhan atau dunia.
Mari kita bahas, apakah kita termasuk memilih Tuhan sebagai pedoman hidup atau uanglah sebagai tuhan kita selama ini.
Kita akan bahas manusia di dunia terdiri dari 3 tipe:
1. Penonton
    Artinya melihat suatu peristiwa dan fokusnya hanya memandang tanpa berbuat apa2.
    Org percaya di sini hanya melihat tanpa melakukan apa yang Yesus selalu katakan dalam Injil, bahwa iman tanpa perbuatan adalah hakekatnya mati (Yak 2:20), semua orang yang termasuk penonton, hanya hadir dalam kebaktian gereja tanpa mau tau isi kotbah, mereka pulang dengan tangan hampa, tanpa membawa berkat yang berarti untuk merubah segala yang tidak beres, hanya hadir, tanpa perdulikan inti yang hamba Tuhan yg beritakan, terlihat dari perlakukan imam dan Saduki dalam kisah org Samaria yg murah hati(Luk 10:31-32).
2. Komentator
Artinya serangkaian penuturan fakta, pendapat / hasil pengamatan yg mengandung kritik terhadap suatu kejadian, tidak menyentuh kejadian sama sekali, hanya mengamati dan berlaku pasif, lebih condong untuk berlaku sebagai pihak yang benar dari segala aspek.
Org percaya di tipe ini hanyalah mempercakapkan isi Kitab Suci, tanpa melakukan, tanpa menghayati sbg iman dalam hidup keseharian mereka. Sikap ini seperti perilaku kaum Farisi dan Ahli Taurat dan kaum Saduki yang sangat ahli dalam kerohanian (tahu dan hafal seluruh isi Kitab Suci sampai sedetail apapun), tapi tanpa menghidupinya sebagai pelaku Firman, hanya pelayan bibir (lips service), banyak teori tanpa praktek, terlihat sangat suci dan tak tersentuh bahkan terlihat maha (hiduppaling benar di mata mereka sendiri). Sikap ini terlihat dari para ahli Taurat yg ingin mengetahui jawab Yesus terhadap wanita yang berzinah (Yoh 8:5),
3. Pemain /pelaku
    Artinya pelaksana sebuah kegiatan, subyek dari sebuah kejadian,terlibat langsung dengan kejadian, bila terluka dirinyalah yang terluka, orang yang mengatur dan berbuat segala nya untuk mencapai sebuah tujuan dalam hidup.
    Org percaya di sini membaca Firman Tuhan dg tekun, dan melaksanakanNya dg tekun pula, mencari kebenaranNya, mencari tau bagaimana sampai kondisi dalam Firman Tuhan itu menjadi kenyataan dalam hidupnya, ini membutuhkan ketekunan, kesabaran, ketahanan fisik dan mental, apalagi sbg murid Yesus tdk akan disukai dunia, dibenci oleh berbagai pihak (Yoh 15:18), pastilah sosok pemain ini, tabah, teguh, kuat dalam iman.   
Petrus, Kleopas dan Yudas
Petrus
Sosok Simon,seorang penjala ikan berubah menjadi penjala manusia (Luk 5:1-11). memerlukan proses, penjala ikan mesti memiliki beberapa keahlian, harus ahli dalam melihat arah bintang, harus menentukan tempat yang banyak ikan, dan harus tau cara proses menebarkan jala, dan penangkapan. Sedang seorang penjala manusia membutuhkan proses membaca dan mengerti Firman Tuhan lalu melaksanakan Firman itu jua, menghayati, memberitakan dan melakukan Firman dan dihidupiNya. Bila Simon hanya bisa berkotbah di mimbar, tapi saat kesehariannya tdk mencerminkan Firman itu, ini akan membuat Yesus dipermalukan di muka umum, kita harus memiliki waktu kebersamaan dg Tuhan, perubahan Petrus dari Simon, yg egois, penakut, sombong, atau punya karakter lain yg buruk, menjadi Petrus yang rendah hati, penuh percaya diri, penuh kuasa menjadi seorang murid sejati Yesus, batu cadas yg keras (Kefas), dasar gereja awal. Kala Yesus datang pertama mendapatkan Petrus, ia malah menyuruh Yesus pergi, karena merasa tdk layak (berdosa, kotor, sombong ).Kala murid Yesus di terpa badai, mereka ketakutan di tengah danau, mereka berseru2 dan tdk ada perubahan, ada kalanya Yesus mendiamkan kita, ingin melihat dan menguji bagaimana iman kita, Dia melatih kita dalam badai kehidupan. Saat Yesus berjalan di atas air pun hanya Petrus yg menginginkan pengalaman ini dialaminya dalam hidupnya (Mat 14:28). Dlm injil Mrk 8:32, Petrus pernah menegor Yesus krn pemberitahuanNya akan penderitaan dan penolakan para tua-tua, imam kepala dan ahli Taurat, dibunuh dan bangkit dari kubur, dan Yesus menghardik Iblis yg mengganggu jiwa Petrus. Ini sebuah proses pembentukan karakter Petrus, sampai Petrus menyangkal 3x (Mat 26:75), ini pun proses perubahan pribadi Petrus, Yesus sebagai figur yang ia kagumi dan dihidupinya sebagai Tuhan dalam dirinya hingga Yesus bangkit, dan Roh Kudus mengurapi mereka, menguatkan ketakutan mereka dari ancaman berbagai teror utk membunuh para pengikut Yesus kala itu (pentakosta), di sinilah titik balik Petrus utk mengimani Yesus dan bisa berkotbah (Kis 2:41), akhirnya 3000 org bersedia dibabtis dalam nama Yesus, memperlihatkan Petrus berubah dari Simon yg lama (karakter buruk) kini menjadi Petrus, murid Yesus yg dg bayangannya pun org sakit dapat sembuh (Kis 5:15).
Kleopas
Sosok Kleopas (saudara Yusuf suami Maria) sangat jarang dibahas dalam Kitab Suci hanya ada di Perjanjian Baru, seorang murid yang ditemui Yesus yang telah bangkit dari kubur dalam perjalanan dari Yerusalem menuju Emaus, mereka berbicara, bahkan sempat makan bersama, mereka makan ikan goreng (Luk 24:13-27). Kisah perjalanan Kleopas,merupakan sosok yang tdk percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, bahkan hatinya beku,mati akan semua teror yang terjadi selama ini, api dalam hidupnya padam,  menyatakan banyak jemaat dalam masa sekarang menjadi Kleopas, putus asa, tidak mau ambil pusing dengan urusan pelayanan, pekabaran Injil, sepertinya hidup itu merupakan beban tersendiri, kemuraman hidup, kelesuan, keterpurukan dan kegagalan semua yang selama ini diusahakannya selama hidup.Sehingga hanya masalah hidupnya tanpa melihat sisi lain, dan pastinya akan mengalami kesulitan mengenali Tuhan. Menjadi manusia seharusnya lebih mampu berserah pada Tuhan sehingga Tuhan benar-benar dapat dikenali dan dilibatkan dalam menyelesaikan masalah.
Yudas
Sosok Yudas banyak disebutkan dalam Kitab Suci, diambil dari berbagai sudut pandang, salah satu di antara keduabelas murid. Namanya berasal dari kata Yunani sikarios yang berarti pembunuh; atau dapat juga berarti ‘orang Kiriot’, yang membuat Yudas satu-satunya rasul dari Yehuda. Ia menyerahkan Yesus kepada para penguasa. Yudas ahli dalam keuangan, pintar mengelolanya, mengatur ini dan itu, berorientasi selalu pada uang, sbg bendahara murid, untuk bepergian dan mempersiapkan perbekalan mereka. Tapi sangat di sayangkan bahwa ketamakan akan harta yang dimilikinya hingga ia menjual guruNya sendiri pada ahli Taurat dan Saduki,kala uang pengganti itu dikembalikan di buang menjadi tanah darah.Penyesalan Yudas tdk berakhir dg sempurna, tapi dengan jalan yg keliru, hidup nya berakhir dengan perut terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut "Hakal-Dama," artinya Tanah Darah (Kis 1:18-19). Dalam keseharian, sosok Yudas terlihat seperti seorang pengkhianat, dalam cinta dia menduakan cinta, dlam persahabatan dia menikam teman dari belakang, membuka rahasia temannya, dan memburukkan nama temannya, demi sebuah keuntungan tertentu, dalam bisnis menjual barang jauh di bawah harga pasaran, dan merusakkan harga jual, sekaligus merusakkan nama baik org terkemuka dengan isu yang menghancurkan. Setelah melihat semua karakter dan akhir hidup ke tiga tipe orang ini, pilihlah sikap hidup yang akan kita jalani apakah ingin menjadi Petrus, Kleopas ataukah sbg Yudas yang mengkhianati Yesus sang Guru, pemberi hidup, pusat dari alam semesta?
Semoga anda diberkati dan tahu konsekuensi menjadi murid Yesus yang sejati, menghidupi  Firman Tuhan bukan hanya di bibir saja (lips service) tanpa menjalankanNya, tanpa menyentuh arti kebenaran Firman Tuhan itu dalam hidup kita di dunia yang penuh kebohongan dan kejahatan ini. Selamat menjalani hidup, Tuhan Yesus berkati.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar