Selasa, 25 September 2018

Iman tanpa Perbuatan = mati

Iman Tanpa Perbuatan = Mati
Suatu hari Pak Rustam, berkendara motor, menerobos tanda dilarang masuk di sebuah jalan protokol, dilihat oleh Susi (teman segerejanya). Pernahkah kita melihat seorang percaya yg kita kenal melanggar lampu lalu lintas/ tanda dilarang masuk ? Apakah tindakan ini jadi masalah, apakah dalam Firman Tuhan memperbolehkan hal spt ini?  Yuk, kita lihat tindakan tersebut dalam konteks Alkitab.
Iman
Kita hanya bisa melihat iman seseorang dari buah yang dihasilkannya. “Orang benar akan hidup oleh iman(Rom 1;17).” Artinya seseorang beriman akan terlihat dari sikap hidupnya. Definisi Iman: segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). Iman adalah karunia Allah, dan oleh karena iman kita akan semakin bertumbuh dalam hidup kita. Kita tidak bisa menilai iman orang lain, tetapi kita bisa merasakannya. Dalam Yak 2:1 mengartikan iman sebagai kepercayaan kepada Yesus secara pribadi, tidak mengijinkan membeda2kan org, karena alasannya ada di Yak 2:5. Iman jika tanpa disertai tindakan seakan2 tanpa tindakan konkret apa yg kita terima dari ajaran Yesus, lalu darimanakah kita mengetahui apa ajaran Yesus, jika tanpa membaca Kitab Suci secara keseluruhan. Kita tidak akan bisa menentukan lagu mana yang paling baik, sama seperti kita tidak akan bisa menilai kebenaran iman seseorang dari hatinya. Iman itu menjadi relatif dan tergantung dari siapa yang menilainya. Kalau iman menjadi relatif, kita jadi mudah tergoda untuk mengatakan bahwa pilihan menjadi Kristen atau memeluk agama lain adalah sama saja. Ajaran yang utama dalam kekristenan adalah bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia Tuhan dan bukan karena perbuatan (Sola Gratia). Tetapi kemudian ada orang yang berlindung dan menyalahgunakan hal ini (Sola Fide). Ada yang berpikir bahwa dengan memiliki iman maka kita tidak perlu lagi melakukan hal yang lain. Yang lain mengaku beriman tetapi perbuatannya sama sekali tidak mencerminkan hidup beriman.Ada jua yang mengatakan memiliki iman kepada Allah tetapi hidup di dalam pertengkaran dengan keluarga, tetangga, maupun sekitarnya. Ada yang mengatakan bahwa dia beriman tetapi tidak mau menolong saudaranya yang berada dalam kesusahan. Ada yang mengatakan bahwa dia percaya kepada bimbingan Allah, tetapi selalu menjadi panik ketika masalah menghadang dan akhirnya justru melakukan hal-hal yang melukai Allah. Ada yang berusaha menunjukkan imannya kepada Allah dengan berdoa di tempat umum atau terlihat religius, tapi perbuatan hidupnya menunjukkan hal yang lain.
Perbuatan
Tindakan dari semua yang kita akui dan imani adalah perbuatan, setiap perbuatan kita selalu dilandasi oleh iman kita dalam mendalami sebuah ajaran agama, sehingga perilaku kita akan berbeda pada setiap manusia menanggapi setiap sikap/ucapan seseorang. Paulus mengatakannya kita org percaya sbg surat yang terbuka dalam hidup kita pada masyarakat.
Kita telah mengetahui kekristenan adalah ajaran Yesus yg memberikan keselamatan adalah karena kasih karunia Tuhan semata dan iman, bukan karena perbuatan. Rasul Paulus mengatakan bahwa “manusia dibenarkan krn iman, bukan krn ia melakukan hukum Taurat (Rom 3:28)”. Intinya Paulus menekankan bahwa perbuatan bukanlah kriteria keselamatan kita. Manusia diselamatkan krn iman dan bukan perbuatan. Sedang Yakobus mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Bagaimana kita bisa mempertemukan 2 hal yg berbeda ini? Keduanya adalah benar, Paulus menekankan bahwa kita diselamatkan oleh Tuhan hanya karena iman kita, bukan perbuatan /kepatuhan kita menjalankan sejumlah peraturan, artinya perubahan di dalam hati kita dalam mempercayai dan menyerahkan hidup kita (iman kita) kpd Tuhan. Yakobus berusaha menjelaskan bgm kita sbg sesama manusia (pengikut Paulus (paulunis) yang salah menekankan doktrin Paulus tentang diselamatkan oleh iman) bisa melihat bukti dari iman tersebut (Yak 2:18) sehingga para Paulunis meniadakan bukti iman yang sejati pasti hasilkan perbuatan baik ( Efesus 2:8-10). Sedangkan Yakubus menulis kepada publik, ia jelaskan pentingnya perbuatan baik yg dihasilkan dari iman yg sejati. Maka Yakobus menekankan ” iman tanpa perbuatan adalah mati” ( ayat 17,26). Yakobus menekankan thema tersebut karena:
a)      Iman tanpa perbuatan adalah iman Iblis. Dimana iblis percaya kepada Tuhan dalam tataran ascentia yaitu hanya dalam pengertian dan mental sehingga mereka gemetar (Yak 2:19) tanpa adanya penyerahan diri kepada Allah. Sedangkan orang yang memiliki kepercayaan yang sejati kepada Tuhan, menggunakan kata Fiducia yang artinya percaya kepada Tuhan disertai penyerahan hidup. Percaya dan penyerahan hidup ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi iman tanpa perbuatan adalah sama dengan iman escentia yang hanya sebatas pengetahuan semata tanpa aplikasi dalam perbuatan sehari-hari.
b)      Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (Yak 2:20). Iman yang kosong artinya iman yang tidak ada isi dan fungsi /faedahnya. Sama seperti seseorang yang menguasai banyak ilmu pengetahuan tapi tidak mengadakan riset dan menghasilkan sesuatu yang berarti bagi orang lain. Jadi iman itu tidak memberi dampak apa-apa pada sekitarnya.
c)       Iman tanpa perbuatan adalah sama seperti tubuh tanpa roh. Apa artinya ada tubuh tetapi tidak memiliki roh, artinya tidak ada kehidupan, tidak ada pertumbuhan dan tidak ada aktifitas apa-apa. Dalam tubuh tersebut hanya menunggu waktu untuk menuju kepada pembusukan dan kehancuran.
Dalam beriman saja masih belum cukup untuk ukuran selamat masuk sorga, sebab untuk dapat masuk sorga maka iman tadi harus disertai dengan wujud nyata (perbuatan) melakukan Firman Tuhan. Dan apabila iman tadi tidak disertai dengan perbuatan-perbuatan maka iman tersebut dinamakan iman yang kosong dan mati, perhatikan hal sbb:
1.       Yak 2:20 "Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?" Tanpa perbuatan yang konkret manusia tidak mungkin dikatakan percaya pada Yesus sang Juru Selamat, jelasnya,tanpa buah roh (Gal 5:22-23), manusia tidak bisa didefinisikan sebagai murid Yesus, bukan pengikut, artinya setelah dipermandikan bukan lah tugas kita selesai dalam pencapaia keselamatan, tapi tugas pemuridan & pemberitaan kabar baik untuk semua manusia harus kita lakukan. (Mat 28:19)
2.       Yak 2:26 “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” Kesalahan fatal manusia dari zaman Adam hingga sekarang bahkan sampai Yesus datang hanya itu-itu saja, selalu berulang-ulang, yaitu manusia hanya sampai pada level beriman saja, yaitu hanya sebagai pendengar firman saja namun mereka tidak mau (anti) melakukan Firman Tuhan yang telah didengarnya itu. Maka Yesus pun kala ingin meninggalkan dunia menanyakan apakah ada iman kala nanti Dia datang ke dua kalinya (Luk 18:8).
Mereka beragama Kristen, sudah banyak membaca dan mendengar Firman Tuhan pastinya merekapun sudah beriman, sebab untuk menjadi manusia beriman itu tidaklah sulit dan juga tidak perlu keluar biaya/ongkos, caranya yaitu hanya dengan banyak-banyak baca dan dengar Firman Tuhan saja, dalam Rom 10:17 dijelaskan “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Sering kita dengar orang-orang berkata: “saya beriman, hai kamu orang-orang beriman”, tetapi mereka sendiri tidak tahu apa definisi dari kata beriman tersebut. Jadi, beriman ialah orang-orang yang telah banyak membaca dan mendengar firman Kristus. Itulah yang dinamakan dengan hanya oleh kasih karunia Allah kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah (Ef 2:8). Memang dengan bermodalkan iman itu saja rasanya sudah luar biasa, mulai ada rasa bangga memiliki Yesus, bahkan dengan modal beriman itu saja orang buta bisa melihat, yang lumpuh pun berjalan, yang bisu dapat bicara, yang tuli bisa mendengar, yang sakit stroke /lumpuh bisa beraktivitas normal kembali, yang gila bisa sembuh, yang kanker bisa sembuh, yang tumor bisa sembuh. Itu semua dapat sembuh karena adanya iman, itulah hebatnya iman orang-orang yang beriman kepada Tuhan Yesus. Semua orang Kristen pasti rata-rata sudah beriman, namun sangat disayangkan bahwa pada mereka jarang sekali ditemukan adanya perbuatan-perbuatan yang menunjukkan kasih Yesus dalam hidupnya, penyebabnya yaitu mereka tidak mau melakukan Firman Tuhan yang sudah pernah mereka baca dan dengar tadi. Dan itulah yang disebutkan dengan mereka: hanya sebagai pendengar saja, dan hanya percaya dibibirnya saja, dan hanya sebagai penonton yang baik saja.
Nuh, Abraham dan Musa
Perjalanan hidup Nuh diusianya 490 th, selama 110 th membuat sebuah bahtera atas perintah Tuhan yang diimaninya dan Tuhan menubuatkan bencana banjir yg besar kepada semua orang, tapi mereka  memperoloknya, karena tidak pernah terjadi dalam waktu dekat, diusianya yg ke 600 th, air bah itu terjadi, karena imanNya pada Tuhan, Nuh bertindak dengan perbuatan dengan membuat imannya tumbuh dan menyatakannya dengan tekun membuat bahtera itu pelan tapi pasti karena mesti berukuran besar dan kuat, untuk menampung keanekaragaman sebuah kelangsungan hidup makhluk hidup yang kemudian. Hanya iman yang benar mendasarkan dia melangkah untuk membuat perahu yang sedemikian besar dan hanya 8 orang yang selamat dari bencana itu.
Iman Abram diuji dengan perintah untuk membunuh anak sulungnya, menjadikan Abram menjadi bapak segala bangsa (Abraham), ia merasa yakin Tuhan akan gantikan anaknya, sedang Sara yg mati haid aja bisa hamil (suatu yg tdk mungkin),itu yg menjadi dasar iman Abraham untuk mengikuti Tuhan dalam mempersembahkan Ishak anak tunggal yg didapatnya di masa tuanya, sehingga dengan yakin bila Ishak disembelih, Tuhan akan memberikan anak yg lain, selain Ishak. Iman Abraham diwujudkan dengan tindakan yang tegas menyembelih Ishak tanpa perasaan kasihan ataupun ragu sedikitpun utk membunuh demi kemuliaan Tuhan, sehingga Tuhan menilai kebenaran iman yang ada dalam hati Abraham. Ini yang dipandang Tuhan untuk selalu kita pegang dalam hidup kala kita menghadapi segala macam masalah.
Musa, bayi laki-laki yang cantik, tumbuh menjadi seorang pahlawan yang diajar dari sebuah kebudayaan tertinggi kala itu, menjadikan dia tangguh, wibawa dan kuat dalam mengatasi semua masalah yang akan dihadapinya saat membawa 600.000 org yang tegar tengkuk menuju tanah terjanji, tanpa bawa bahan makanan yang semestinya sangat banyak, tapi imannya dinyatakan dengan tindakan, meski awalnya dia mengatakan bahwa bibirnya tdk bisa mengutarakan semua perintah Tuhan (Kel 4:10), sehingga perlu dibantu Harun, kakaknya, berbagai kejadian dialami Musa sehingga imannya tumbuh dan mampu memimpin umat Israel menghampiri dekat tanah Kanaan.
Contoh iman yang mati
Yakobus mengambil contoh di  Yak 2:15-16. Dia berkata, “Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: ‘Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!’, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?“ . Yang ingin dia sampaikan adalah: apakah Anda berani berbicara bahwa Anda memiliki iman, tapi Anda tidak melakukan apa yang harus Anda kerjakan, saat Anda tahu persis bahwa itulah kehendak Tuhan namun Anda tidak mengerjakannya? Iman yang Anda banggakan ini sebenarnya adalah iman yang mati di mata Tuhan! Itu bukanlah iman yang menyelamatkan! Yesus memerintah kan mereka yang percaya kepadaNya untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Dapatkah kita mengaku memiliki iman padahal kita masih memandang muka, mengistimewakan yang satu serta memperlakukan yang lainnya dengan buruk (Yak 2:5)?
Contoh jelasnya, seorang anak berkeinginan membuat sebuah kotak penyimpanan, bahan semua telah dibeli dan dipersiapkannya, tapi jika tanpa dikerjakan atau disentuh dan dipaku dan di bentuk apakah kotak penyimpanan itu terbentuk? Jelas tidak.
Masih bisakah kita mengaku sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus, tanpa memperlihatkan tindakan atau perbuatan yang telah diajarkan Yesus pada kita dalam Kitab Suci? Sebaiknya kita perhatikan lagi apa yang kita lalukan dalam menjalankan ibadah kita, apakah sudah sesuai dengan Firman Tuhan. Segala tindakan kita dalam beribadah dan bermasyarakat seharusnya dapat mencerminkan ajaran Yesus dan kasih Nya yang besar untuk semua manusia.
Semoga bermanfaat dan diberkati akan tulisan ini. Tuhan Yesus berkati Anda semua.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar