Selasa, 25 September 2018

Menjadi Terang bagi Sesama


Menjadi Terang bagi sesama
Dalam perkembangan zaman yang pesat, hampir semua orangtua kuatir dengan apa yang diperbuat anak-anaknya:  dengan siapa mereka bergaul, apa yang dikerjakan mereka sepulang sekolah bersama temannya, apa yang ada dalam kotak inbox hp nya, apa info yang di browse saat di warnet;  semuanya benar-benar harus menjadi perhatian serius para orangtua. Jelas sekali anak muda sekarang selalu up date terhadap trend yang ada, positif maupun negatif.  Kita harus berhati-hati karena pengaruh pergaulan di luar rumah sangat kuat bagi anak muda.  Terutama bagi anak-anak muda Kristen, perhatikan hidupmu dengan sungguh-sungguh. Jangan sampai terjerumus kepada pergaulan sesat, sebab  "Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik."  (1 Kor 15:33), masa depan kita dipengaruhi oleh apa yang kaulakukan pada masa muda.
Ada dua pemuda, A bergaul dengan teman yg sembarangan, akhirnya A kecanduan narkoba, B memperhatikan pertemanannya, menjaga jarak dan mencari teman yang baik dan berhasil, akhirnya B pun menuai kesuksesan. Semestinya  anak muda mengerti apa artinya pergaulan, kata survey menunjukkan 7 org terdekat kita menunjukkan siapa kita. Di sini pemuda sebagai cikal bakal masa depan bangsa harus diperhatikan.
Tuhan ingin agar anak2 muda tetap berjalan dalam kebenaran. Pergaulan memang dibutuhkan, tetapi mereka harus tetap berada dalam pergaulan yang positif dan sehat. Dengan siapa anak muda bergaul, seperti itulah mereka akan terbentuk. Jika mereka bergaul dg teman2 yang cerdas, takut akan Tuhan, rajin beribadah, aktif pelayanan di gereja atau kegiatan positif lainnya seperti olah raga, maka anak muda itu akan menjadi seperti teman-temannya.  Sebaliknya, jika anak muda bergaul dengan teman-teman yang punya kebiasaan buruk:  merokok, suka bolos, nongkrong tiap malam, bergaul bebas, pemakai narkoba, maka tinggal menunggu waktu saja mereka akan menjadi sama dengan teman-temannya itu.  Pengkotbah memperingatkan dengan keras,  "Bersukarialah, hai pemuda, dalam kemudaanmu, biarlah hatimu bersuka pada masa mudamu, dan turutilah keinginan hatimu dan pandangan matamu, tetapi ketahuilah bahwa karena segala hal ini Allah akan membawa engkau ke pengadilan!"  (Pengkotbah 11:9).
Supaya anak-anak muda kita memiliki rasa takut akan Tuhan kita harus menanam kan nilai-nilai kebenaran firman Tuhan sedari kecil, karena firman Tuhan adalah perisai dan penyaring yg paling ampuh untuk dapat tetap berada dalam pergaulan positif (Mzm 119:9)
Dalam mengajarkan firman Tuhan dan mengawasi pergaulan mereka,ini langkah awal membangun masa depan anak muda.
Manusia hidup dan berinteraksi dengan manusia lain selalu dengan menggunakan mata, hati, dan pendengaran, dari ke tiga unsur ini apa saja yang tidak boleh kita miliki sebagai anak Tuhan, mari kita bahas.
Bicara tentang hati, akar apa saja yg harus dihindarkan dalam pertumbuhan iman:
1.    Akar kebebalan, bodo bisa dirubah,karena tdk permanen, tapi bebal kalau di bilangin tdk mempan, dan permanen,biasanya menggunakan kata “Pokoknya...”
2.    Akar pahit (Ibr 12:15) karena mengalami kepahitan di masa lalu shg selalu berbicara dg lawan bicara apa yg dulu ia alami, dan kadang menyakitkan, nyindir dan membuat luka hati org yg diajak bicara.
3.    Akar racun (Ul 29:18),dengan meninggalkan Tuhan yg Hidup dan menyembah berhala, shg badannya terkena ipuh (kutukan), kata2 nya selalu berupa kutukan (celaan, hinaan, makian, kebun binatang)
4.    Akar busuk (Yes 5:24) dengan menista Firman Tuhan, dan menolak pengajaran Tuhan, mereka seperti pintar dalam segala hal, dan mempengaruhi orang lain utk membenci seseorang (provokator).
Bicara tentang mata,mata yg mesti dihilangkan adalah:
1.    Mata Hagar (Kej 16:4),karena memandang rendah nyonyanya saat mengetahu bahwa dia hamil hanya karena bersetubuh semalam,adalah mata kesombong an,ubah sikap hati sombong menjadi kerendahan hati
2.    Mata Istri Lot (Kej 19:26, Luk 17:32),istri Lot mengingat akan bisnisnya dan uang yang ada di kota Sodom,shg menjadi tiang garam, mata yg tdk bisa lupa akan masa lalu. Menghilangkan trauma masa lalu, ganti dg mata yg memandang masa depan,
3.    Mata Yunus (Yun 1:3), dia tdk mengindahkan perkataan Tuhan untuk pergi ke kota Niniwe, tapi ke Tarsis, 180 derajat berlawanan, melambangkan kebencian, iri hati, spt kakak yg di cerita anak hilang,tidak mau datang ke pesta, merasa benar dan tidak pernah melanggar perintah bapanya, sedangkan hatinya udah diliputi keirihatian, dan kebencian yg mendalam akan adiknya yg dulu foya2, melacur dg wanita, menghabiskan uang warisan. ubah dg mata kemurahhatian,
4.    Mata Esau (Kej 25:34) tdk bisa menghindarkan makanan enak, menjual hak kesulungan dg tidak meikirkan masa depan,dan hidup dalam kubangan dosa, perse-lingkuhan, korupsi, mata yang melambangkan memandang rendah segala hal, kerakusan. Ubah  menjadi mata kudus.
5.    Mata Thomas (Yoh 20:25), dia tdk mempercayai sebelum mencucukkan tangan ke lubang tangan dan lambung Yesus saat bangkit, melambangkan mata yang tidak percaya, berpandangan negatif, pesimis, diubah menjadi mata yang positif.
Dalam pendengaran pun harus kita jaga dan suara apa saja yang mesti kita hindarkan dalam mendengar perkataan orang:
1.    Gosip  Kej 39:17,pembicaraan yang dipadukan dengan berbagai bumbu shg sedap, dan renyah dan bukan ttg dirinya sendiri, menjelekkan orang lain, sebaiknya hindar- kan ini, dan ganti dengan membicarakan kebaikan dan kedahsyatan pekerjaan Tuhan.
2.    Bohong, 1 Sam 22:7, perkataan yang menipu dan membohongi lawan bicara, dengan maksud dan keuntungan diri, sehingga semua orang memihak kepadanya, sebaiknya hindari org spt ini, dan dengar kebenaran Firman Tuhan.
3.    Munafik, Why 3:15, Mzm 1:1,seperti kaun Farisi dan Saduki, mereka hafal akan Firman Tuhan, tapi tidak melaksanakanNya, menggembar-gemborkan Firman Tuhan tapi menikmati dosa, shg mereka ke gereja sbg status, dan kala hari kerja mereka melakukan tipuan, manipulasi, segala dihalalkan, tapi minggu seakan paling suci.
4.    Kutukan 2 Raj 19:21-22, ucapan yang sering keluar dari mulut orang yang penuh dengan celaan, hinaan, menjelekkan orang, menyudutkan orang shg mesti mengaku bersalah, selain menjelekkan org itu, sebenarnya org yg berlaku demikian telah menghina Tuhan sang pencipta manusia.
5.    Sindiran, Ayb 17:6, dengan menyindir orang lain sehingga tdk memuliakan keindahan ciptaan Tuhan, tapi meremehkannya, kata ini akan menjadi racun dan membusukkan hati org lain, sangat berbahaya.
Demikian anak muda semestinya menjaga dirinya dari pergaulannya, sehingga menghasilkan buah roh (Gal 5:22-23), menjadi mercusuar (Mat 5:15), menjadi terang, dan suratan Yesus yang terbuka,hidup kudus, tdk merokok, narkoba,menjaga perkataan yang baik, tidak melanggar tata tertib lalu lintas yang ada, sehingga kita tidak diejek dan di jadikan sindiran org banyak dan memuliakan nama Tuhan.
Semoga tulisan yang singkat ini dapat menjadikan kita sebagai umat Tuhan yang mengagungkan nama Yesus Tuhan kita, sampai selama-lamanya.Tuhan Yesus memberkati.

Iman tanpa Perbuatan = mati

Iman Tanpa Perbuatan = Mati
Suatu hari Pak Rustam, berkendara motor, menerobos tanda dilarang masuk di sebuah jalan protokol, dilihat oleh Susi (teman segerejanya). Pernahkah kita melihat seorang percaya yg kita kenal melanggar lampu lalu lintas/ tanda dilarang masuk ? Apakah tindakan ini jadi masalah, apakah dalam Firman Tuhan memperbolehkan hal spt ini?  Yuk, kita lihat tindakan tersebut dalam konteks Alkitab.
Iman
Kita hanya bisa melihat iman seseorang dari buah yang dihasilkannya. “Orang benar akan hidup oleh iman(Rom 1;17).” Artinya seseorang beriman akan terlihat dari sikap hidupnya. Definisi Iman: segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita lihat (Ibr 11:1). Iman adalah karunia Allah, dan oleh karena iman kita akan semakin bertumbuh dalam hidup kita. Kita tidak bisa menilai iman orang lain, tetapi kita bisa merasakannya. Dalam Yak 2:1 mengartikan iman sebagai kepercayaan kepada Yesus secara pribadi, tidak mengijinkan membeda2kan org, karena alasannya ada di Yak 2:5. Iman jika tanpa disertai tindakan seakan2 tanpa tindakan konkret apa yg kita terima dari ajaran Yesus, lalu darimanakah kita mengetahui apa ajaran Yesus, jika tanpa membaca Kitab Suci secara keseluruhan. Kita tidak akan bisa menentukan lagu mana yang paling baik, sama seperti kita tidak akan bisa menilai kebenaran iman seseorang dari hatinya. Iman itu menjadi relatif dan tergantung dari siapa yang menilainya. Kalau iman menjadi relatif, kita jadi mudah tergoda untuk mengatakan bahwa pilihan menjadi Kristen atau memeluk agama lain adalah sama saja. Ajaran yang utama dalam kekristenan adalah bahwa kita diselamatkan karena kasih karunia Tuhan dan bukan karena perbuatan (Sola Gratia). Tetapi kemudian ada orang yang berlindung dan menyalahgunakan hal ini (Sola Fide). Ada yang berpikir bahwa dengan memiliki iman maka kita tidak perlu lagi melakukan hal yang lain. Yang lain mengaku beriman tetapi perbuatannya sama sekali tidak mencerminkan hidup beriman.Ada jua yang mengatakan memiliki iman kepada Allah tetapi hidup di dalam pertengkaran dengan keluarga, tetangga, maupun sekitarnya. Ada yang mengatakan bahwa dia beriman tetapi tidak mau menolong saudaranya yang berada dalam kesusahan. Ada yang mengatakan bahwa dia percaya kepada bimbingan Allah, tetapi selalu menjadi panik ketika masalah menghadang dan akhirnya justru melakukan hal-hal yang melukai Allah. Ada yang berusaha menunjukkan imannya kepada Allah dengan berdoa di tempat umum atau terlihat religius, tapi perbuatan hidupnya menunjukkan hal yang lain.
Perbuatan
Tindakan dari semua yang kita akui dan imani adalah perbuatan, setiap perbuatan kita selalu dilandasi oleh iman kita dalam mendalami sebuah ajaran agama, sehingga perilaku kita akan berbeda pada setiap manusia menanggapi setiap sikap/ucapan seseorang. Paulus mengatakannya kita org percaya sbg surat yang terbuka dalam hidup kita pada masyarakat.
Kita telah mengetahui kekristenan adalah ajaran Yesus yg memberikan keselamatan adalah karena kasih karunia Tuhan semata dan iman, bukan karena perbuatan. Rasul Paulus mengatakan bahwa “manusia dibenarkan krn iman, bukan krn ia melakukan hukum Taurat (Rom 3:28)”. Intinya Paulus menekankan bahwa perbuatan bukanlah kriteria keselamatan kita. Manusia diselamatkan krn iman dan bukan perbuatan. Sedang Yakobus mengatakan bahwa iman tanpa perbuatan adalah mati. Bagaimana kita bisa mempertemukan 2 hal yg berbeda ini? Keduanya adalah benar, Paulus menekankan bahwa kita diselamatkan oleh Tuhan hanya karena iman kita, bukan perbuatan /kepatuhan kita menjalankan sejumlah peraturan, artinya perubahan di dalam hati kita dalam mempercayai dan menyerahkan hidup kita (iman kita) kpd Tuhan. Yakobus berusaha menjelaskan bgm kita sbg sesama manusia (pengikut Paulus (paulunis) yang salah menekankan doktrin Paulus tentang diselamatkan oleh iman) bisa melihat bukti dari iman tersebut (Yak 2:18) sehingga para Paulunis meniadakan bukti iman yang sejati pasti hasilkan perbuatan baik ( Efesus 2:8-10). Sedangkan Yakubus menulis kepada publik, ia jelaskan pentingnya perbuatan baik yg dihasilkan dari iman yg sejati. Maka Yakobus menekankan ” iman tanpa perbuatan adalah mati” ( ayat 17,26). Yakobus menekankan thema tersebut karena:
a)      Iman tanpa perbuatan adalah iman Iblis. Dimana iblis percaya kepada Tuhan dalam tataran ascentia yaitu hanya dalam pengertian dan mental sehingga mereka gemetar (Yak 2:19) tanpa adanya penyerahan diri kepada Allah. Sedangkan orang yang memiliki kepercayaan yang sejati kepada Tuhan, menggunakan kata Fiducia yang artinya percaya kepada Tuhan disertai penyerahan hidup. Percaya dan penyerahan hidup ini dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Jadi iman tanpa perbuatan adalah sama dengan iman escentia yang hanya sebatas pengetahuan semata tanpa aplikasi dalam perbuatan sehari-hari.
b)      Iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong (Yak 2:20). Iman yang kosong artinya iman yang tidak ada isi dan fungsi /faedahnya. Sama seperti seseorang yang menguasai banyak ilmu pengetahuan tapi tidak mengadakan riset dan menghasilkan sesuatu yang berarti bagi orang lain. Jadi iman itu tidak memberi dampak apa-apa pada sekitarnya.
c)       Iman tanpa perbuatan adalah sama seperti tubuh tanpa roh. Apa artinya ada tubuh tetapi tidak memiliki roh, artinya tidak ada kehidupan, tidak ada pertumbuhan dan tidak ada aktifitas apa-apa. Dalam tubuh tersebut hanya menunggu waktu untuk menuju kepada pembusukan dan kehancuran.
Dalam beriman saja masih belum cukup untuk ukuran selamat masuk sorga, sebab untuk dapat masuk sorga maka iman tadi harus disertai dengan wujud nyata (perbuatan) melakukan Firman Tuhan. Dan apabila iman tadi tidak disertai dengan perbuatan-perbuatan maka iman tersebut dinamakan iman yang kosong dan mati, perhatikan hal sbb:
1.       Yak 2:20 "Hai manusia yang bebal, maukah engkau mengakui sekarang, bahwa iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong?" Tanpa perbuatan yang konkret manusia tidak mungkin dikatakan percaya pada Yesus sang Juru Selamat, jelasnya,tanpa buah roh (Gal 5:22-23), manusia tidak bisa didefinisikan sebagai murid Yesus, bukan pengikut, artinya setelah dipermandikan bukan lah tugas kita selesai dalam pencapaia keselamatan, tapi tugas pemuridan & pemberitaan kabar baik untuk semua manusia harus kita lakukan. (Mat 28:19)
2.       Yak 2:26 “Sebab seperti tubuh tanpa roh adalah mati, demikian jugalah iman tanpa perbuatan-perbuatan adalah mati.” Kesalahan fatal manusia dari zaman Adam hingga sekarang bahkan sampai Yesus datang hanya itu-itu saja, selalu berulang-ulang, yaitu manusia hanya sampai pada level beriman saja, yaitu hanya sebagai pendengar firman saja namun mereka tidak mau (anti) melakukan Firman Tuhan yang telah didengarnya itu. Maka Yesus pun kala ingin meninggalkan dunia menanyakan apakah ada iman kala nanti Dia datang ke dua kalinya (Luk 18:8).
Mereka beragama Kristen, sudah banyak membaca dan mendengar Firman Tuhan pastinya merekapun sudah beriman, sebab untuk menjadi manusia beriman itu tidaklah sulit dan juga tidak perlu keluar biaya/ongkos, caranya yaitu hanya dengan banyak-banyak baca dan dengar Firman Tuhan saja, dalam Rom 10:17 dijelaskan “Jadi, iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh firman Kristus.” Sering kita dengar orang-orang berkata: “saya beriman, hai kamu orang-orang beriman”, tetapi mereka sendiri tidak tahu apa definisi dari kata beriman tersebut. Jadi, beriman ialah orang-orang yang telah banyak membaca dan mendengar firman Kristus. Itulah yang dinamakan dengan hanya oleh kasih karunia Allah kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah (Ef 2:8). Memang dengan bermodalkan iman itu saja rasanya sudah luar biasa, mulai ada rasa bangga memiliki Yesus, bahkan dengan modal beriman itu saja orang buta bisa melihat, yang lumpuh pun berjalan, yang bisu dapat bicara, yang tuli bisa mendengar, yang sakit stroke /lumpuh bisa beraktivitas normal kembali, yang gila bisa sembuh, yang kanker bisa sembuh, yang tumor bisa sembuh. Itu semua dapat sembuh karena adanya iman, itulah hebatnya iman orang-orang yang beriman kepada Tuhan Yesus. Semua orang Kristen pasti rata-rata sudah beriman, namun sangat disayangkan bahwa pada mereka jarang sekali ditemukan adanya perbuatan-perbuatan yang menunjukkan kasih Yesus dalam hidupnya, penyebabnya yaitu mereka tidak mau melakukan Firman Tuhan yang sudah pernah mereka baca dan dengar tadi. Dan itulah yang disebutkan dengan mereka: hanya sebagai pendengar saja, dan hanya percaya dibibirnya saja, dan hanya sebagai penonton yang baik saja.
Nuh, Abraham dan Musa
Perjalanan hidup Nuh diusianya 490 th, selama 110 th membuat sebuah bahtera atas perintah Tuhan yang diimaninya dan Tuhan menubuatkan bencana banjir yg besar kepada semua orang, tapi mereka  memperoloknya, karena tidak pernah terjadi dalam waktu dekat, diusianya yg ke 600 th, air bah itu terjadi, karena imanNya pada Tuhan, Nuh bertindak dengan perbuatan dengan membuat imannya tumbuh dan menyatakannya dengan tekun membuat bahtera itu pelan tapi pasti karena mesti berukuran besar dan kuat, untuk menampung keanekaragaman sebuah kelangsungan hidup makhluk hidup yang kemudian. Hanya iman yang benar mendasarkan dia melangkah untuk membuat perahu yang sedemikian besar dan hanya 8 orang yang selamat dari bencana itu.
Iman Abram diuji dengan perintah untuk membunuh anak sulungnya, menjadikan Abram menjadi bapak segala bangsa (Abraham), ia merasa yakin Tuhan akan gantikan anaknya, sedang Sara yg mati haid aja bisa hamil (suatu yg tdk mungkin),itu yg menjadi dasar iman Abraham untuk mengikuti Tuhan dalam mempersembahkan Ishak anak tunggal yg didapatnya di masa tuanya, sehingga dengan yakin bila Ishak disembelih, Tuhan akan memberikan anak yg lain, selain Ishak. Iman Abraham diwujudkan dengan tindakan yang tegas menyembelih Ishak tanpa perasaan kasihan ataupun ragu sedikitpun utk membunuh demi kemuliaan Tuhan, sehingga Tuhan menilai kebenaran iman yang ada dalam hati Abraham. Ini yang dipandang Tuhan untuk selalu kita pegang dalam hidup kala kita menghadapi segala macam masalah.
Musa, bayi laki-laki yang cantik, tumbuh menjadi seorang pahlawan yang diajar dari sebuah kebudayaan tertinggi kala itu, menjadikan dia tangguh, wibawa dan kuat dalam mengatasi semua masalah yang akan dihadapinya saat membawa 600.000 org yang tegar tengkuk menuju tanah terjanji, tanpa bawa bahan makanan yang semestinya sangat banyak, tapi imannya dinyatakan dengan tindakan, meski awalnya dia mengatakan bahwa bibirnya tdk bisa mengutarakan semua perintah Tuhan (Kel 4:10), sehingga perlu dibantu Harun, kakaknya, berbagai kejadian dialami Musa sehingga imannya tumbuh dan mampu memimpin umat Israel menghampiri dekat tanah Kanaan.
Contoh iman yang mati
Yakobus mengambil contoh di  Yak 2:15-16. Dia berkata, “Jika seorang saudara atau saudari tidak mempunyai pakaian dan kekurangan makanan sehari-hari, dan seorang dari antara kamu berkata: ‘Selamat jalan, kenakanlah kain panas dan makanlah sampai kenyang!’, tetapi ia tidak memberikan kepadanya apa yang perlu bagi tubuhnya, apakah gunanya itu?“ . Yang ingin dia sampaikan adalah: apakah Anda berani berbicara bahwa Anda memiliki iman, tapi Anda tidak melakukan apa yang harus Anda kerjakan, saat Anda tahu persis bahwa itulah kehendak Tuhan namun Anda tidak mengerjakannya? Iman yang Anda banggakan ini sebenarnya adalah iman yang mati di mata Tuhan! Itu bukanlah iman yang menyelamatkan! Yesus memerintah kan mereka yang percaya kepadaNya untuk mengasihi sesama manusia seperti diri sendiri. Dapatkah kita mengaku memiliki iman padahal kita masih memandang muka, mengistimewakan yang satu serta memperlakukan yang lainnya dengan buruk (Yak 2:5)?
Contoh jelasnya, seorang anak berkeinginan membuat sebuah kotak penyimpanan, bahan semua telah dibeli dan dipersiapkannya, tapi jika tanpa dikerjakan atau disentuh dan dipaku dan di bentuk apakah kotak penyimpanan itu terbentuk? Jelas tidak.
Masih bisakah kita mengaku sebagai orang yang percaya kepada Yesus Kristus, tanpa memperlihatkan tindakan atau perbuatan yang telah diajarkan Yesus pada kita dalam Kitab Suci? Sebaiknya kita perhatikan lagi apa yang kita lalukan dalam menjalankan ibadah kita, apakah sudah sesuai dengan Firman Tuhan. Segala tindakan kita dalam beribadah dan bermasyarakat seharusnya dapat mencerminkan ajaran Yesus dan kasih Nya yang besar untuk semua manusia.
Semoga bermanfaat dan diberkati akan tulisan ini. Tuhan Yesus berkati Anda semua.

Memilih yang Terbaik


Memilih yg terbaik


Seorang bocah miskin yang sedang mengembalakan ternaknya di punggung gunung. Suatu hari, ia melihat sebuah bunga cantik, dan ia tidak dapat menahan diri untuk tidak memetiknya. Pada saat ia memetik bunga itu, terdengarlah suara, ketika ia menengadah, ia melihat dinding gunung itu terbuka dan muncul gua yang didalamnya terdapat permata dan logam yang sangat berharga. Lalu ia melangkah masuk ke gua itu, dan meletakkan bunga yang sebelumnya diambil dan memulai memungut, yang terdapat di dalam goa itu sebanyak-banyaknya. Ketika sudah mendapatkan apa yang diharapkan dan hendak keluar, terdengarlah suara: "Jangan lupakan yang terbaik " Ia berbalik dan malah mengambil lebih banyak barang berharga itu. Ketika ia hendak keluar dari gua itu, gua itupun tertutup dan dinding gunung  itu kembali seperti semula. Pada saat itulah, semua yang ada di tangannya berubah menjadi debu. Suara itu kembali berkata, " kamu melupakan yang terbaik, karena bunga itu adalah kunci untuk membuka gua itu". (Cerita Skotlandia kuno).
Cerita itu menggambarkan realita kehidupan pada masa kini. Awalnya seseorang mencari Tuhan, mendekatkan diri pada Tuhan, haus lapar akan Firman Tuhan dan mendengar suara Tuhan. Sejalan dengan berjalannya waktu, kehidupannya diberkati Tuhan. Tuhan melimpahinya dengan harta yang menyenangkan hatinya. Namun lama kelamaan, rasa haus & lapar akan Firman Tuhan yg dirasakan bergeser menjadi rasa haus akan berkat2 Tuhan saja. Akhirnya, di dalam kegairahan mencari berkat Tuhan, ia kehilangan apa yang paling terpenting, yakni “keintiman dengan Tuhan“. Kesibukannya dalam urusan uang dan harta justru membuat dirinya menjauh dari Tuhan. Ia lupa bahwa tanpa "kunci" itu, semua berkat itu adalah bonus. Ketika ia kehilangan apa yang sejatinya paling berarti yakni hubungan dengan Tuhan, maka apa yang dianggapnya paling berarti (berkat-berkat Tuhan) ternyata hanyalah sia sia (debu).Dalam kemajuan dunia yang menuntut kita untuk sukses, kadang kita hanya tekun mencari Tuhan bila ada maunya saja, tapi setelah mendapat apa yang kita inginkan, kadang kita lupa akan Tuhan. Lalu ada pula manusia yang telah lama mengalami Tuhan dan lekat dengan Nya, tapi kemudian ditimpa berbagai cobaan, akhirnya terpuruk, menanggapi hal ini sebagai kematian akan segalanya, hingga hanya timbul kebencian, kemarahan yang membara, dan akhirnya tidak mempercayai lagi akan adanya Tuhan. Menentukan bagaimana kita mesti menyikapinya, apa yang akan kita pilih dalam hidup, mana yang paling utama dan terbaik dalam hidup, Tuhan atau dunia.
Mari kita bahas, apakah kita termasuk memilih Tuhan sebagai pedoman hidup atau uanglah sebagai tuhan kita selama ini.
Kita akan bahas manusia di dunia terdiri dari 3 tipe:
1. Penonton
    Artinya melihat suatu peristiwa dan fokusnya hanya memandang tanpa berbuat apa2.
    Org percaya di sini hanya melihat tanpa melakukan apa yang Yesus selalu katakan dalam Injil, bahwa iman tanpa perbuatan adalah hakekatnya mati (Yak 2:20), semua orang yang termasuk penonton, hanya hadir dalam kebaktian gereja tanpa mau tau isi kotbah, mereka pulang dengan tangan hampa, tanpa membawa berkat yang berarti untuk merubah segala yang tidak beres, hanya hadir, tanpa perdulikan inti yang hamba Tuhan yg beritakan, terlihat dari perlakukan imam dan Saduki dalam kisah org Samaria yg murah hati(Luk 10:31-32).
2. Komentator
Artinya serangkaian penuturan fakta, pendapat / hasil pengamatan yg mengandung kritik terhadap suatu kejadian, tidak menyentuh kejadian sama sekali, hanya mengamati dan berlaku pasif, lebih condong untuk berlaku sebagai pihak yang benar dari segala aspek.
Org percaya di tipe ini hanyalah mempercakapkan isi Kitab Suci, tanpa melakukan, tanpa menghayati sbg iman dalam hidup keseharian mereka. Sikap ini seperti perilaku kaum Farisi dan Ahli Taurat dan kaum Saduki yang sangat ahli dalam kerohanian (tahu dan hafal seluruh isi Kitab Suci sampai sedetail apapun), tapi tanpa menghidupinya sebagai pelaku Firman, hanya pelayan bibir (lips service), banyak teori tanpa praktek, terlihat sangat suci dan tak tersentuh bahkan terlihat maha (hiduppaling benar di mata mereka sendiri). Sikap ini terlihat dari para ahli Taurat yg ingin mengetahui jawab Yesus terhadap wanita yang berzinah (Yoh 8:5),
3. Pemain /pelaku
    Artinya pelaksana sebuah kegiatan, subyek dari sebuah kejadian,terlibat langsung dengan kejadian, bila terluka dirinyalah yang terluka, orang yang mengatur dan berbuat segala nya untuk mencapai sebuah tujuan dalam hidup.
    Org percaya di sini membaca Firman Tuhan dg tekun, dan melaksanakanNya dg tekun pula, mencari kebenaranNya, mencari tau bagaimana sampai kondisi dalam Firman Tuhan itu menjadi kenyataan dalam hidupnya, ini membutuhkan ketekunan, kesabaran, ketahanan fisik dan mental, apalagi sbg murid Yesus tdk akan disukai dunia, dibenci oleh berbagai pihak (Yoh 15:18), pastilah sosok pemain ini, tabah, teguh, kuat dalam iman.   
Petrus, Kleopas dan Yudas
Petrus
Sosok Simon,seorang penjala ikan berubah menjadi penjala manusia (Luk 5:1-11). memerlukan proses, penjala ikan mesti memiliki beberapa keahlian, harus ahli dalam melihat arah bintang, harus menentukan tempat yang banyak ikan, dan harus tau cara proses menebarkan jala, dan penangkapan. Sedang seorang penjala manusia membutuhkan proses membaca dan mengerti Firman Tuhan lalu melaksanakan Firman itu jua, menghayati, memberitakan dan melakukan Firman dan dihidupiNya. Bila Simon hanya bisa berkotbah di mimbar, tapi saat kesehariannya tdk mencerminkan Firman itu, ini akan membuat Yesus dipermalukan di muka umum, kita harus memiliki waktu kebersamaan dg Tuhan, perubahan Petrus dari Simon, yg egois, penakut, sombong, atau punya karakter lain yg buruk, menjadi Petrus yang rendah hati, penuh percaya diri, penuh kuasa menjadi seorang murid sejati Yesus, batu cadas yg keras (Kefas), dasar gereja awal. Kala Yesus datang pertama mendapatkan Petrus, ia malah menyuruh Yesus pergi, karena merasa tdk layak (berdosa, kotor, sombong ).Kala murid Yesus di terpa badai, mereka ketakutan di tengah danau, mereka berseru2 dan tdk ada perubahan, ada kalanya Yesus mendiamkan kita, ingin melihat dan menguji bagaimana iman kita, Dia melatih kita dalam badai kehidupan. Saat Yesus berjalan di atas air pun hanya Petrus yg menginginkan pengalaman ini dialaminya dalam hidupnya (Mat 14:28). Dlm injil Mrk 8:32, Petrus pernah menegor Yesus krn pemberitahuanNya akan penderitaan dan penolakan para tua-tua, imam kepala dan ahli Taurat, dibunuh dan bangkit dari kubur, dan Yesus menghardik Iblis yg mengganggu jiwa Petrus. Ini sebuah proses pembentukan karakter Petrus, sampai Petrus menyangkal 3x (Mat 26:75), ini pun proses perubahan pribadi Petrus, Yesus sebagai figur yang ia kagumi dan dihidupinya sebagai Tuhan dalam dirinya hingga Yesus bangkit, dan Roh Kudus mengurapi mereka, menguatkan ketakutan mereka dari ancaman berbagai teror utk membunuh para pengikut Yesus kala itu (pentakosta), di sinilah titik balik Petrus utk mengimani Yesus dan bisa berkotbah (Kis 2:41), akhirnya 3000 org bersedia dibabtis dalam nama Yesus, memperlihatkan Petrus berubah dari Simon yg lama (karakter buruk) kini menjadi Petrus, murid Yesus yg dg bayangannya pun org sakit dapat sembuh (Kis 5:15).
Kleopas
Sosok Kleopas (saudara Yusuf suami Maria) sangat jarang dibahas dalam Kitab Suci hanya ada di Perjanjian Baru, seorang murid yang ditemui Yesus yang telah bangkit dari kubur dalam perjalanan dari Yerusalem menuju Emaus, mereka berbicara, bahkan sempat makan bersama, mereka makan ikan goreng (Luk 24:13-27). Kisah perjalanan Kleopas,merupakan sosok yang tdk percaya bahwa Yesus adalah Tuhan, bahkan hatinya beku,mati akan semua teror yang terjadi selama ini, api dalam hidupnya padam,  menyatakan banyak jemaat dalam masa sekarang menjadi Kleopas, putus asa, tidak mau ambil pusing dengan urusan pelayanan, pekabaran Injil, sepertinya hidup itu merupakan beban tersendiri, kemuraman hidup, kelesuan, keterpurukan dan kegagalan semua yang selama ini diusahakannya selama hidup.Sehingga hanya masalah hidupnya tanpa melihat sisi lain, dan pastinya akan mengalami kesulitan mengenali Tuhan. Menjadi manusia seharusnya lebih mampu berserah pada Tuhan sehingga Tuhan benar-benar dapat dikenali dan dilibatkan dalam menyelesaikan masalah.
Yudas
Sosok Yudas banyak disebutkan dalam Kitab Suci, diambil dari berbagai sudut pandang, salah satu di antara keduabelas murid. Namanya berasal dari kata Yunani sikarios yang berarti pembunuh; atau dapat juga berarti ‘orang Kiriot’, yang membuat Yudas satu-satunya rasul dari Yehuda. Ia menyerahkan Yesus kepada para penguasa. Yudas ahli dalam keuangan, pintar mengelolanya, mengatur ini dan itu, berorientasi selalu pada uang, sbg bendahara murid, untuk bepergian dan mempersiapkan perbekalan mereka. Tapi sangat di sayangkan bahwa ketamakan akan harta yang dimilikinya hingga ia menjual guruNya sendiri pada ahli Taurat dan Saduki,kala uang pengganti itu dikembalikan di buang menjadi tanah darah.Penyesalan Yudas tdk berakhir dg sempurna, tapi dengan jalan yg keliru, hidup nya berakhir dengan perut terbelah sehingga semua isi perutnya tertumpah ke luar. Hal itu diketahui oleh semua penduduk Yerusalem, sehingga tanah itu mereka sebut "Hakal-Dama," artinya Tanah Darah (Kis 1:18-19). Dalam keseharian, sosok Yudas terlihat seperti seorang pengkhianat, dalam cinta dia menduakan cinta, dlam persahabatan dia menikam teman dari belakang, membuka rahasia temannya, dan memburukkan nama temannya, demi sebuah keuntungan tertentu, dalam bisnis menjual barang jauh di bawah harga pasaran, dan merusakkan harga jual, sekaligus merusakkan nama baik org terkemuka dengan isu yang menghancurkan. Setelah melihat semua karakter dan akhir hidup ke tiga tipe orang ini, pilihlah sikap hidup yang akan kita jalani apakah ingin menjadi Petrus, Kleopas ataukah sbg Yudas yang mengkhianati Yesus sang Guru, pemberi hidup, pusat dari alam semesta?
Semoga anda diberkati dan tahu konsekuensi menjadi murid Yesus yang sejati, menghidupi  Firman Tuhan bukan hanya di bibir saja (lips service) tanpa menjalankanNya, tanpa menyentuh arti kebenaran Firman Tuhan itu dalam hidup kita di dunia yang penuh kebohongan dan kejahatan ini. Selamat menjalani hidup, Tuhan Yesus berkati.