Kamis, 19 Maret 2015

       Diselamatkan Oleh Iman     Minggu, 15 Maret 2015
2 Taw 36:14-16,19-23
14 Juga semua pemimpin di antara para imam dan rakyat berkali-kali berubah setia dengan mengikuti segala kekejian bangsa-bangsa lain. Rumah yang dikuduskan TUHAN di Yerusalem itu dinajiskan mereka.15 Namun TUHAN, Allah nenek moyang mereka, berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusan-Nya, karena Ia sayang kepada umat-Nya dan tempat kediaman-Nya.16 Tetapi mereka mengolok-olok utusan-utusan Allah itu, menghina segala firman-Nya, dan mengejek nabi-nabi-Nya. Oleh sebab itu murka TUHAN bangkit terhadap umat-Nya, sehingga tidak mungkin lagi pemulihan.19 Mereka membakar rumah Allah, merobohkan tembok Yerusalem dan membakar segala puri dalam kota itu dengan api, sehingga musnahlah segala perabotannya yang indah-indah.20 Mereka yang masih tinggal dan yang luput dari pedang diangkutnya ke Babel dan mereka menjadi budaknya dan budak anak-anaknya sampai kerajaan Persia berkuasa.21 Dengan demikian genaplah firman TUHAN yang diucapkan Yeremia, sampai tanah itu pulih dari akibat dilalaikannya tahun-tahun sabatnya, karena tanah itu tandus selama menjalani sabat, hingga genaplah tujuh puluh tahun.22 Pada tahun pertama zaman Koresh, raja negeri Persia, TUHAN menggerakkan hati Koresh, raja Persia itu untuk menggenapkan firman yang diucapkan oleh Yeremia, sehingga disiarkan di seluruh kerajaan Koresh secara lisan dan tulisan pengumuman ini:23 "Beginilah perintah Koresh, raja Persia: Segala kerajaan di bumi telah dikaruniakan kepadaku oleh TUHAN, Allah semesta langit. Ia menugaskan aku untuk mendirikan rumah bagi-Nya di Yerusalem, yang terletak di Yehuda. Siapa di antara kamu termasuk umat-Nya, TUHAN, Allahnya, menyertainya, dan biarlah ia berangkat pulang!"
Ef 2:4-10
4 Tetapi Allah yang kaya dengan rahmat, oleh karena kasih-Nya yang besar, yang dilimpahkan-Nya kepada kita,5  telah menghidupkan kita bersama-sama dengan Kristus, sekalipun kita telah mati oleh kesalahan-kesalahan kita   oleh kasih karunia kamu diselamatkan 6 dan di dalam Kristus Yesus Ia telah membangkitkan kita juga dan memberikan tempat bersama-sama dengan Dia di sorga,7  supaya pada masa yang akan datang Ia menunjukkan kepada kita kekayaan kasih karunia-Nya yang melimpah-limpah sesuai dengan kebaikan-Nya terhadap kita dalam Kristus Yesus.8 Sebab karena kasih karunia kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah,9 itu bukan hasil pekerjaanmu: jangan ada orang yang memegahkan diri.10 Karena kita ini buatan Allah, diciptakan dalam Kristus Yesus untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya. Ia mau, supaya kita hidup di dalamnya.
Yoh 3:14-21
14 Dan sama seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian juga Anak Manusia harus ditinggikan,15 supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya beroleh hidup yang kekal.16 Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.17 Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.18 Barangsiapa percaya kepada-Nya, ia tidak akan dihukum; barangsiapa tidak percaya, ia telah berada di bawah hukuman, sebab ia tidak percaya dalam nama Anak Tunggal Allah.19 Dan inilah hukuman itu: Terang telah datang ke dalam dunia, tetapi manusia lebih menyukai kegelapan dari pada terang, sebab perbuatan-perbuatan mereka jahat.20 Sebab barangsiapa berbuat jahat, membenci terang dan tidak datang kepada terang itu, supaya perbuatan-perbuatannya yang jahat itu tidak nampak;21 tetapi barangsiapa melakukan yang benar, ia datang kepada terang, supaya menjadi nyata, bahwa perbuatan-perbuatannya dilakukan dalam Allah."
Pembahasan:
2 Taw 36:14-16,19-23 Akhir dari kerajaan Yehuda.
Dosa sepanjang sejarah penebusan yg sering dilakukan umat Allah ialah tetap terpisah dari org dan masyarakat yg fasik di sekeliling mereka. Terlalu sering umat Allah tertarik dan menyesuaikan diri dg kebudayaan di mana mereka tinggal. Dg melakukan itu mereka tidaksetia kpd Allah dan krnnya mencemarkan rumah Tuhan, dampaknya  yg menyedihkan ialah kebinasaan umat Allah dan keluarga mereka krn menyesuaikan diri dg cara2 fasik dunia ini ( 2Taw 36:5-21). 19 laki-laki dan 1 org perempuan yg menduduki takhta Daud dari tahun 930 SM hingga 586 SM sangat beragam wataknya mulai dari yg kokoh dan baik hingga yg lemah dan jahat. Nasib setiap bangsa sebagian besar ditentukan oleh kaliber kepemimpinannya, dan hal ini nyata di dalam kehidupan bgs Israel di mana tangan Allah sering kali ikut campur tangan secara lebih nyata daripada di tempat lainnya. Penulis Tawarikh dg demikian memberikan dorongan kpd manusia sezamannya untuk menyerahkan diri kpd Allah dg cara menunjukkan berdasarkan berbagai kelepasan Yehuda secara mukjizat oleh Allah pada masa lalu betapa "iman adalah kemenangan" yg dapat mengalahkan dunia (2 Taw 20:20). Namun pada saat yg bersamaan & dari data sejarah yg sama pula, penulis Tawarikh mengingatkan mereka akan bahayanya berkompromi dg dunia, bersikap acuh terhadap Hukum Taurat dan bertindak menyimpang dari Tuhan. Sebab pola dasar dari sejarah Yehuda adalah kemerosotan religius. Dosa demikian mengakar di dalam kehidupan mereka shg seorang Yosia sekalipun tidak mampu membalik arus: "OSI murka Tuhan bangkit thdp umat-Nya, shg tidak mungkin lagi pemulihan" (36;16). Allah bisa menghukum umat yang telah dipilih-Nya! Di dalam hal tertentu 2 Taw 12:1-36:16 sangat sama dg I Raj 14:22; 2 Raj 24:20. Akan tetapi, sebagian besar dari Kitab Raja-Raja dihilangkan, misalnya: kehidupan para nabi dan, tentu saja, juga seluruh sejarah kerajaan Israel di utara. Namun ttg Yehuda, penulis Tawarikh memberikan sejumlah teladan mengesankan ttg iman dan ttg kelepasan yg tidak ada paralelnya di dalam Kitab Raja-Raja. Berbeda dg kesalehan dan kekuatan watak dari ayah mereka, para Raja Yehuda yg terakhir ini, tiga orang putra & satu orang cucu Yosia, menunjukkan suatu ketidakmampuan moral yg mengakibatkan sisa kerajaan Israel berakhir scr hina. Pengusiran Yoahas dari kedudukannya sbg raja menandai akhir dari pemerintahan Yehuda yg berdiri sendiri (2 Taw 36:1-4); rezim Yoyakim menyaksikan berdirinya kekuasaan Babel (2 Taw 36:5-8); putranya, Yoyakhin, menuai hasil pemberontakan ayahnya (2 Taw 36:9, 10), dan Zedekia secara sembrono melancarkan pemberontakan terakhir melalui ketidaksetiaannya kpd penguasanya, Nebukadnezar, yg dg demikian menjadi alat Allah untuk memusnahkan bangsa yg tidak setia kpd-Nya (2 Taw 36:11-16). Bagian ini merup bentuk lebih ringkas dari 2 Raj 23:31-24:20. Ada dua hal yg dapat dijadikan bahan kemenungan bagi para pembaca kisah ini. Pertama, dosa telah merasuki kehidupan Israel secara menyeluruh pada zaman raja Zedekia (yang juga mencerminkan zaman-zaman dari para raja sebelumnya).Dalam hal kepemimpinan, raja Zedekia telah berdosa karena melakukan yang jahat, tidak merendahkan diri di hadapan Allah (2 Taw 36:12), mengeraskan hati, dan tidak berbalik kepada Tuhan (2 Taw 36:13). Dalam hal keagamaan, para pemimpin, termasuk para imam, bersama-sama dengan rakyat juga berdosa menyembah berhala dan menajiskan bait Allah (2 Taw 36:14).Kedua, para pemimpin bersama rakyat juga meremehkan peringatan, himbauan, dan firman Tuhan melalui para nabinya (2 Taw 36:12b,15-16). Ketiga dalam hal lingkungan hidup, karena rupanya seluruh bangsa Yehuda tidak menaati perintah untuk membiarkan tanah tidak ditanami satu tahun setiap tahun ketujuh (tahun sabat), demi menjaga kesuburan tanah tersebut (2 Taw 36:21). Akibat dosa-dosa ini adalah penghukuman dari Allah. Inilah hal kedua yang perlu kita perhatikan, yaitu bagaimana Tuhan bertindak. Penulis Tawarikh jelas menunjukkan bahwa Tuhan telah "berulang-ulang mengirim pesan melalui utusan-utusanNya, karena Ia sayang kepada umat-Nya" (2 Taw 36: 15). Allah juga yang menggerakkan raja Kasdim/Babel untuk menjadi instrumen penghukuman Allah (2 Taw 36:16-17). Namun, karya Allah tidak hanya sampai pada memperingatkan lalu menghukum saja. Allah juga memulihkan umat-Nya setelah masa hukuman itu selesai. Catatan penulis Tawarikh mengenai tahun sabat bagi tanah menyiratkan satu hal, bahwa tanah Israel beristirahat selama pembuangan, demi persiapan bagi kedatangan para penghuni baru, org2 Yehuda yang kembali dari pembuangan (2 Taw 36: 21). Tuhan jugalah yang menggerakkan raja Persia, Koresy, untuk mengeluarkan dekritnya yang terkenal, yang memungkinkan pemulangan orang Yehuda ke tanah mereka (2 Taw 36:22-23).
Ef 2:4-10 Kedudukan rohani di dalam Kristus.
Di paragraf ini; sang rasul mengemukakan ttg keselamatan kita krn kasih karunia Allah dg menunjukkan keadaan kita pada masa lalu, sekarang dan pada masa yad. Setelah menjelaskan kekayaan rohani kita di dalam Kristus, Paulus menjelaskan dua hal: kedudukan rohani jemaat di dalam Kristus dan apa yg Allah perbuat thdp org2 Yahudi dan non Yahudi. Paulus mengungkapkan apa yg telah diperbuat Allah bagi orang berdosa. Ia memaparkan status dan kondisi hidup jemaat Efesus bahkan juga dirinya sebelum menerima Kristus (ayat 3). Paulus ingin agar jemaat makin memahami perbedaan tajam antara akibat dosa dan akibat anugerah. Jemaat yg hidup di luar Kristus memiliki kehidupan rohani yg kosong dan hidup dalam ketidakberdayaan menghadapi dunia. Sebaliknya, jemaat yg hidup di dalam Kristus akan dihidupkan, diperbarui dan dibangkitkan untuk hidup dalam kemuliaan kuasa pemerintahan dan kedaulatan Kristus. Paulus menjelaskan ttg status dan kondisi org2 Yahudi dan non Yahudi yg berseteru, melalui kebangkitan-Nya didamaikan dan dibangun menjadi Bait Allah (Ef 2:11,22). Keajaiban anugerah Allah telah mengeluarkan kita dari kubangan dosa yg dahsyat dan ditempatkan dalam ruang takhta kemuliaan-Nya. Tepat bila dikatakan bahwa org yg hidup tanpa Kristus sebenarnya mati. Keberdosaan dan dosa perbuatan mematikan dalam arti mencemarkan hati, menggelapkan pikiran, melumpuhkan kehendak dan akhirnya menjerumuskan orang ke dalam kebinasaan. Hidup dapat berubah radikal hanya oleh dan dalam Kristus. Hanya Dialah yg mampu mengubah seluruh hidup lama kita yg cemar oleh dosa menjadi suatu ciptaan baru berciri kemuliaan ilahi (ayat 10). Kata ‘tetapi’ dalam ayat 4 sangat penting. Kata ‘tetapi’ mengontraskan keadaan manusia yg mati, diperbudak dan dimurkai, dg anugerah Allah yg besar dan berlimpah. Frasa ‘tetapi Allah’ adalah kabar baik yg menyingkapkan dahsyatnya anugerah Allah. Inisiatif keselamatan datang dari Allah. Keselamatan sama sekali bukan hasil usaha manusia. Allah bertindak menyelamatkan manusia. Mengapa Allah bertindak? Allah menyelamatkan manusia untuk menyingkapkan rahmat-Nya yg kaya (ayat4), untuk menyatakan kasih-Nya yg besar (ayat 4), untuk menyatakan anugerahNya yang berlimpah-limpah (ayat 7,8) dan untuk mengungkapkan kebaikan-Nya (ayat 7). Apa yang dilakukan Allah? Allah menghidupakan kita (ayat 5). Allah membangkitkan kita (ayat 6). Allah memberi kita tempat di surga (ayat 6). Ketiga hal ini terjadi melalui dan di dalam Yesus Kristus. Tanpa relasi dengan Kristus tidak mungkin kita mengalami betapa dahsyatnya anugerah Allah. Untuk menegaskan hal ini, Paulus mengatakan bahwa keselamatan hanya terjadi oleh karena iman. Tanpa iman tidak mungkin seseorang mendapat keselamatan. Agar lebih jelas, Paulus menyatakan bahwa keselamatan bukan hasil usaha manusia (ayat 8), bukan hasil pekerjaan manusia (ayat 9). Semuanya adalah anugerah Allah yang diterima melalui iman pada Yesus. Bahkan Paulus mengatakan iman pada Yesus juga adalah pemberian Allah (ayat 8). Sehingga sama sekali tidak ada bagi manusi aalasan untuk memegahkan diri. Untuk menerima keselamatan, manusia tidak perlu menyiksa diri, tidak perlu membangun kesalehan, tidak perlu mengumpulkan kebaikan. Hanya iman pada Yesus yang menyelamatkan. Demikian sederhana? Ya. Keselamatan begitu sederhana sehingga banyak yang tidak mau menerimanya. Mereka berpikir bahwa keselamatan yang begitu sederhana harus dilengkapi dan disempurnakan dengan berbagai jasa dan perbuatan manusia. Tetapi, Paulus menegaskan bahwa keselamatan diperoleh hanya oleh iman pada Yesus.
Yoh 3:14-21 Yesus dan Nikodemus
Dia "telah turun dari surga" krn di bumi ini Dia harus ditinggikan. Sesuai dg peringatan Yesus dalam Yoh3:12, semula hal ini tidak dpt diterima (dimengerti) oleh Nikodemus. Dalam ayat ini, Yesus sungguh mulai menjawab pertanyaan Nikodemus, yg diajukan dalam ayat 9. Dia mulai menjelaskan "hal-hal surgawi" di sini, dengan menyamakan penyaliban-Nya dengan ular yang ditinggikan di padang gurun, yang dikisahkan dalam Bil 21:4-9. Jika Anak Manusia ditinggikan, maka manusia dapat diperanakkan kembali. Yohanes menekankan satu kesamaan antara ular itu dan Yesus, yaitu bahwa dua-duanya harus ditinggikan, tetapi sebenarnya kesamaannya lebih luas, karena nampaknya ular itu melambangkan dosa umat Israel, dan waktu Dia disalibkan Yesus menjadi dosa untuk kita. Dalam pasal 12:32-33 ditulis, "'...apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua org datang kepada-Ku.' Ini dikatakan-Nya untuk menyata kan bgm caranya Ia akan mati", namun dalam nas ini salib-Nya belum diceritakan secara jelas. Istilah ditinggikan (atau "meninggikan") juga dipakai dalam Kis 2:33; 5:31 (mengenai kenaikan-Nya); Kej 40:13 (mengenai kemuliaan seorang hamba); Kej 40:19 (mengenai kematian seorang hamba diatas tiang); dan Yes 52:13 (mengenai kemuliaan Hamba TUHAN di surga), maka nampaknya istilah ditinggikan di sini mengandung arti kematian-Nya di kayu salib, kebangkit anNya dari kuburan, pengangkatanNya ke surga, dan kemuliaan-Nya di surga, tetapi kekayaan istilah ini belum jelas bagi Nikodemus. Sama seperti ungkapan "saat-Ku belum tiba" dalam Yoh 2:4, petunjuk ini mengenai kematian-Nya belum diuraikan. Konsep perlawanan yang akan menyerang Dia masih belum muncul secara terang-terangan. Tema iman dikembangkan dalam Yoh 3:1-21, pertama melalui ungkapan "lahir baru" yang diuraikan kepada Nikodemus, kemudian secara terang-terangan. Dalam percakapan ini, pengertian lama, pengertian agama Yahudi, akan dikontraskan dengan apa yang ditawarkan oleh Tuhan Yesus. Yang lama menekankan kepentingan kelahiran jasmani. Asal lahir jasmani dalam keluarga Yahudi, orang itu memiliki hubungan yang khusus dengan Allah. Tuhan Yesus menawarkan kelahiran baru, yang mutlak diperlukan untuk menjadi terlibat dalam Kerajaan Allah. Yang lama tidak berarti, harus ada permulaan yang diadakan oleh Roh Allah. Sebenarnya konsep ini sudah diungkapkan dalam Yoh 1:13, yang berkata "orang-orang yang diperanakkan bukan dari darah atau dari daging, bukan pula secara jasmani oleh keinginan seorang laki-laki, melainkan dari Allah." Seperti seorang guru yang mahir, Tuhan Yesus memakai apa yang dimengerti (kelahiran jasmani) sebagai batu loncatan untuk menjelaskan apa yang belum dimengerti (bahwa silsilah dan amal tidak menolong orang untuk mendekat kepada Allah).
Dari ketiga bacaan kami belajar:
1.       Iman dianugrahkan dari Tuhan, hanya kasih karunia saja kita di pilih Tuhan.
2.       Iman adalah dasar dari segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yg tidak kita lihat (Ibr 11:1).
3.       Karya Keselamatan sudah ada semenjak dunia dijadikan, manusia jatuh ke dalam dosa dan Tuhan telah merencanakan cara penebusan yakni dg memberikan AnakNya yang Tunggal ke dunia, hanya Dia sebagai penjuna dan kita bejana tanah liat yg terbagi menjadi kemuliaanNya atau lambang kemurkaanNya (Rom 9:22), saat nanti Pesta Anak Domba (Why 19:7) dipisahkan antara kambing dan domba (Mat 25:32).
4.       Keselamatan hanya anugrah (Yun 2:9 Tetapi aku, dengan ucapan syukur akan kupersembahkan korban kepada-Mu; apa yang kunazarkan akan kubayar. Keselamatan adalah dari TUHAN!"), karya RK sehingga rohku hidup dalam Tuhan  shg kita dianugahkan iman, sehingga percaya Yesus, kasih karunia dari Tuhan, dan kita hanya bisa bersyukur saja, (perumpamaan pekerja ladang, ada yg awal ada yg akhir tapi semua sedinar), Rom 9:15-16 (Tuhan berikan free will bagi manusia untuk memilih untuk percaya/tdk percaya), dalam Rom 9:18  (Jadi Ia menaruh belas kasihan kepada siapa yang dikehendaki-Nya dan Ia menegarkan hati siapa yang dikehendaki-Nya). Kalau ada orang mengatakan bahwa saya percaya krn iman (org ini sombong), krn 1 Kor 12:3 (… tidak ada seorangpun, yang dapat mengaku: "Yesus adalah Tuhan," selain oleh Roh Kudus).
5.       Hidup harus berubah scr radikal hanya oleh dan dalam Kristus. Hanya Dialah yg mampu mengubah seluruh hidup lama kita yg cemar oleh dosa menjadi suatu ciptaan baru berciri kemuliaan ilahi (Ef 2:10).Ciptaan dg baju kesucian yang bersih mampu memasuki surga yang mulia, kondisi inilah yang menyamai kemurnian hati Yesus dg kondisi kita (ingat hanya pelepasan kutuklah kondisi ini dpt terwujud)
6.       Dalam Yoh3:16 (Krn begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan AnakNya yg tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal), kata dunia di sini mempunyai pengertian relatif, bukan dunia org Yahudi saja, (percakapan Nikodemus), jua utk dunia lainnya/perorangan, tdk absolute. Kasih Tuhan mengasihi manusia, bukan hanya belas kasihan, krn kasih Bapa yg kekal utk manusia utk menyelamatkan untuk umat pilihanNya, hidup kekal, dalam 1Kor 16:17 saat kita lahir baru kita telah terikat dg Roh Tuhan. Saat dia meninggal dia meninggalkan kemah yg lama menuju surga.(Mengenakan tubuh yg baru).
7.       Iman diberikan Tuhan bukan untuk perkara duniawi, tapi pada perkara rohani, mengenal Tuhan scr benar, shg bila kita benar dalam pemikiran kita, ada sumbatan dalam mengarahkan doanya, kalau dia dalam kondisi tetap miskin. Jiwa kita harus dibarahui setiap hari, kadang kita selalu berada dalam pengendalian pikiran dan perasaan. Harus di ubah setiap hari (transformasi), rubah mindsetnya, tdk perlu kita berdoa berjam2, (krn motivasinya hanya meminta terus),hanya ucapan syukurlah yg bisa membuat Tuhan bahagia (Fil 4:6 Janganlah hendaknya kamu kuatir ttg apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal keinginanmu kepada Allah dalam doa danpermohonan dengan ucapan syukur).

8.       Yesus menawarkan kelahiran baru (melalui pelepasan kutuk),shg tubuh hitam menjadi tubuh kemuliaan, yg mutlak diperlukan utk terlibat dalam Kerajaan Allah. Yg lama tidak berarti, harus ada permulaan yang diadakan oleh Roh Allah. 
Hikmat Tuhan Dasar Iman           Minggu, 8 Maret 2015
Kel 20:1-17
1 Lalu Allah mengucapkan segala firman ini:2 "Akulah TUHAN, Allahmu, yang membawa engkau keluar dari tanah Mesir, dari tempat perbudakan.3 Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.4 Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yg ada di langit di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di dalam air di bawah bumi.5 Jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya, sebab Aku, TUHAN, Allahmu, adalah Allah yang cemburu, yang membalaskan kesalahan bapa kepada anak-anaknya, kepada keturunan yang ketiga dan keempat dari orang-orang yang membenci Aku,6 tetapi Aku menunjukkan kasih setia kepada beribu-ribu orang, yaitu mereka yang mengasihi Aku dan yang berpegang pada perintah-perintah-Ku.7 Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan, sebab TUHAN akan memandang bersalah orang yang menyebut nama-Nya dengan sembarangan.8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.12 Hormatilah ayahmu dan ibumu, supaya lanjut umurmu di tanah yang diberikan TUHAN, Allahmu, kepadamu.13 Jangan membunuh.14 Jangan berzinah.15 Jangan mencuri.16 Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.17 Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau hambanya laki-laki, atau hambanya perempuan, atau lembunya atau keledainya, atau apapun yang dipunyai sesamamu."
1 Kor 1:22-25
22 Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat,23 tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi suatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan,24  tetapi untuk mereka yang dipanggil, baik orang Yahudi, maupun orang bukan Yahudi, Kristus adalah kekuatan Allah dan hikmat Allah.25  Sebab yang bodoh dari Allah lebih besar hikmatnya dari pada manusia dan yang lemah dari Allah lebih kuat dari pada manusia.
Yoh 2:13-25
13 Ketika hari raya Paskah orang Yahudi sudah dekat, Yesus berangkat ke Yerusalem.14 Dalam Bait Suci didapatiNya pedagang-pedagang lembu, kambing domba dan merpati, dan penukar-penukar uang duduk di situ.15 Ia membuat cambuk dari tali lalu mengusir mereka semua dari Bait Suci dengan semua kambing domba dan lembu mereka; uang penukar-penukar dihamburkan-Nya ke tanah dan meja-meja mereka dibalikkan-Nya.16 Kepada pedagang-pedagang merpati Ia berkata: "Ambil semuanya ini dari sini, jangan kamu membuat rumah Bapa-Ku menjadi tempat berjualan."17 Maka teringatlah murid-murid-Nya, bahwa ada tertulis: "Cinta untuk rumah-Mu menghanguskan Aku."18 Orang-orang Yahudi menantang Yesus, katanya: "Tanda apakah dapat Engkau tunjukkan kepada kami, bahwa Engkau berhak bertindak demikian?"19 Jawab Yesus kepada mereka: "Rombak Bait Allah ini, dan dalam tiga hari Aku akan mendirikannya kembali."20 Lalu kata orang Yahudi kepada-Nya: "Empat puluh enam tahun orang mendirikan Bait Allah ini dan Engkau dapat membangunnya dalam tiga hari?"21 Tetapi yang dimaksudkan-Nya dengan Bait Allah ialah tubuh-Nya sendiri.22 Kemudian, sesudah Ia bangkit dari antara orang mati, barulah teringat oleh murid-murid-Nya bahwa hal itu telah dikatakan-Nya, dan merekapun percayalah akan Kitab Suci dan akan perkataan yang telah diucapkan Yesus.23 Dan sementara Ia di Yerusalem selama hari raya Paskah, banyak orang percaya dalam nama-Nya, karena mereka telah melihat tanda-tanda yang diadakan-Nya.24 Tetapi Yesus sendiri tidak mempercayakan diri-Nya kepada mereka, karena Ia mengenal mereka semua,25 dan karena tidak perlu seorangpun memberi kesaksian kepada-Nya tentang manusia, sebab Ia tahu apa yang ada di dalam hati manusia.
Pembahasan:
Kel 20:1-17  Akulah Tuhan Allahmu!
Pada bagian terakhir kitab Keluaran ini,(Kel 19:1-2; 24:15-31:18; 34:29-35:8), berasal dari tradisi Para Imam. Bagian yg memuat Kitab (Hukum) Perjanjian, Kel 20:22-23:33, harus dipisahkan, sebab baru belakangan dihubungkan dg peristiwa di gunung Sinai. Bag2 lain berasal dari sumber2 yang lebih tua usianya. Sering sukar menentukan bagian manakah berasal dari tradisi Yahwista dan bagian manakah berasal dari tradisi Elohista. Menurut penyusun, kisah ini maka perjanjian yg diadakan Musa meneguhkan kepilihan bangsa Israel serta janji2 yg telah diberikan kpdnya, Kel 6:5-7, sama spt perjanjian dg Abraham (yang disinggung dalam Kel 6:4) meneguhkan janji2 yg terdahulu, Kej 17. Tapi perjanjian Abraham diadakan dg seorang saja (walaupun perjanjian itu menyangkut keturunannya) dan disertai satu perintah saja (sunat). Perjanjian di gunung Sinai langsung menyangkut seluruh bangsa yg menerima hukum: kesepuluh perintah (Allah) serta Kitab Perjanjian. Bersama dengan semua tambahannya dari zaman kemudian hukum tsb menjadi piagam agama Yahudi, Sir 24:9-27 menyamakan Hukum Taurat itu dg Hikmat Allah. Tetapi sekaligus hukum itu "menjadi suatu saksi thdp bangsa Israel", Ul 31:26, artinya: pelanggaran hukum Taurat oleh umat Israel akan membatalkan segala janji dan akan mendatangkan kutuk Allah. Maka hukum Taurat hanya berperan sbg pengajaran dan paksaan untuk menyiapkan manusia bagi kedatangan Kristus yg akan mengadakan suatu perjanjian yg baru. Peranan sementara dari hukum Taurat itu diterangkan Paulus dalam uraiannya melawan org Kristiani yg hendak memaksakan hukum Taurat kpd org Kristen bukan Yahudi, Gal 3; Rom 7. Selama satu tahun tinggal di Sinai terlaksana dua hal: (1) Israel menerima Hukum Allah dan pengajaran ttg jalan2 Allah; (2) org2 yg lolos dari Mesir dipersatukan menjadi awal dari satu bangsa. Periode ini paling penting untuk memahami kehendak dan maksud Allah sebagaimana dinyatakan di bagian PL selanjutnya. Inilah inti Alkitab sbg "Taurat." Catatan dari kehidupan mereka di Sinai serta Taurat yg diberikan kpd mereka di sana bukan hanya merup pokok bahasan selanjutnya dari Kitab Keluaran namun juga dari seluruh Kitab Imamat dan pasal2 pertama dari Kitab Bilangan. Hipotesis Graf-Wellhausen (abad ke 19) yg bahkan menyangkal adanya sebuah Tabernakel, menjadikan hukum2 ini sekadar pencerminan dari adat istiadat Israel beberapa abad kemudian. Dalam setengah abad terakhir telah terjadi pembalikan dari cara berpikir ini, shg hampir semua pakar bersedia untuk mengakui bahwa kerangka dan inti dari Taurat berasal dari zaman Musa. Para kritikus tetap bersikukuh bahwa Taurat yg ada pada kita saat ini sudah dimodifikasi dari Taurat yg asli serta telah banyak disunting pada abad2 belakangan. Sekalipun bukan mustahil bahwa kepada Taurat telah ditambahkan sejumlah hukuman dan ketetapan, org2 yg menganggap Taurat sbg penyataan dari Allah menerimanya dalam bentuknya sekarang sbg Taurat yg pada hakikatnya sama dg yg diterima oleh Musa. Bahkan para kritikus yang secara teori menyangkal hal ini ternyata sulit untuk menentukan ketetapan mana saja yang ditambahkan belakangan. Siapakah yang berhak mengatur hidup Anda? Diri Anda sendiri? Apakah yang Anda gunakan sebagai standar hidup? Hati nurani, hukum pemerintah, atau hukum gereja? Jika Anda mengaku beriman, sudahkah kebenaran Allah saja yang mengatur hidup Anda? Hukum2 itu mengatur hub umatNya dg diri-Nya dan antar sesama umatNya. Hukum2 ilahi itulah yg diucapkan Allah langsung kpd Musa untuk disampaikan kepada Israel, umat pilihan Allah. Sah milik Allah. "Akulah Tuhan Allahmu...." adalah pengesahan bahwa Allah adalah Allah bagi umat Israel dan Israel adalah umat kesayanganNya. Umat kesayangan Allah ini telah melihat karya besar Allah dalam awal kehidupan mereka berumat. Allah menunjukkan keterlibatan besar dalam hidup mereka. Perbuatan ajaib Allah itu alasan yg membuat mereka hanya perlu taat pada Allah yg Ajaib dan Besar. Tidak ada ilah lain yang patut disembah di samping Tuhan Allah. Wujud nyata menyembah Allah. Bagaimanakah seharusnya umat Allah memulai hubungan pribadi sbg umat milik Allah? Pertama,Sembah Dia saja. Hanya Dia yg telah menyatakan Diri kpd mereka, Allah sejati, bukan yang lain. Allah nyata dalam karya-Nya yang besar dan di dalam firman-Nya. Kedua, Allah melarang Israel membuat apapun yang dapat menggantikan kehadiran-Nya. Allah tidak ingin dinomorduakan. Ketiga, nama-Nya harus ditinggikan, dan dimuliakan. Menyebut nama-Nya dg sembarangan = tidak meninggikan Dia. Keempat, bersekutu dgNya pada hari Sabat. Persekutuan dengan-Nya membuat manusia makin mengenal dan terus berharap pada-Nya. Keempat hal tersebut perlu dipelihara dan dijalankan oleh umat Allah. Syukur pada Kristus yang telah memperkenalkan Allah lebih jelas karena Kristus adalah gambar wujud Allah (Ibrani 1:2-3). Di dalam dan melalui Kristus kita dapat mengalami hubungan pribadi lebih dekat lagi dan pasti.
1 Kor 1:22-25 Bukan jasaku. 
Orang mencari jaminan manusiawi: mujizat2 (tanda yg menjamin benarnya pemberitaan,bdk Yoh 4:48), atau "hikmat" ialah ajaran yg memuaskan akal yang ingin mengerti. Pada dirinya usaha manusia semacam itu tidak terkutuk dan salib Kristus yg berupa paradoks bahkan melayani usaha itu, 1Kor 1:24. Tetapi usaha itu hanya pendahuluan dan persiapan. Jika orang tidak mau melangkah lebih dari persiapan itu, maka usaha manusiawi itu tidak lagi dapat dipuji.
Perasaan diri sbg yg paling besar dan benar sering membuat perpecahan dalam suatu kelompok yg semula rukun. Awal kesombongan diri. Kita mengetahui bahwa perpecahan mendatangkan ketidaknyamanan bagi seluruh anggota. Inilah yg terjadi pada tahap2 awal terbentuknya jemaat Korintus. Beberapa orang dari keluarga Kloe merasakan hal itu dan menyampaikannya kpd Paulus. Paulus menjawab sekaligus mengajarkan suatu pokok yang penting. Paulus menyebut bahwa masalah tsb sbg 'perselisihan di antara kamu' (1 Kor 1:11). Masalah itu ditanggapinya dg jelas. Namun, Paulus sendiri menolak untuk dijadikan pemimpin salah satu kelompok. Sebaliknya, ia menegaskan bahwa Kristus sbg pusat pemberitaan Kabar Baik, pusat yg mempersatukan; dan demi Nama yg diberitakan itu, jemaat tidak boleh terkotak-kotak (1 Kor 1:10). Bahkan Paulus menegaskan pusat pemberitaan pemberita Injil adalah Kristus yg disalib dan bangkit. Tugas ini akan sulit dijalankan jika tidak mengandalkan campur tangan Tuhan (1 Kor 1:17- 25). Mereka yg mendengar ttg pemberitaan keselamatan oleh Kristus mungkin menolak untuk percaya dg alasan spt yg disampaikan oleh org Yahudi, "mukjizat dulu, baru percaya", atau menertawakannya seperti org Yunani (1 Kor 1:18-23). Apa masalah penginjilan untuk orang Kristiani dan gereja masa kini? Yang utama agar kita jadi bagian dalam tugas yang Kristus percayakan, adalah mengetahui isiNya, bagaimana melakukanNya, dan mengapa harus dilakukan? Yg kita perlukan adalah kesadaran ttg mengapa kita perlu terlibat dalam penginjilan. Jika alasan untuk penginjilan tidak jelas dan api semangat penginjilan telah redup, kedua pertanyaan lain percuma saja dibahas. Jadi mengapa perlu mendoakan, memikirkan, mendukung, dan terlibat dalam pewartaan Injil? Jawabnya karena inti kabar baik Injil adalah salib Yesus. Jika ada jalan keluar lain bagi masalah hakiki manusia, mengapa sampai Yesus rela disalibkan? Jika ada cara yg dapat memberikan jaminan hidup kekal, mengapa Yesus harus mati? Salib membentangkan hati Allah kepada manusia, tetapi juga menelanjangi keadaan riil hati manusia.Paulus menekankan bahwa pusat semua kegiatan pengabaran Injil kpd manusia berdosa adalah karya penyelamatan Allah (1 Kor 1: 24,25). Paulus memberikan teladan kpd kita, bgm potensi2 perpecahan dalam kumpulan org percaya perlu dikenali, diungkapkan, dan kemudian diarahkan kepada pusat perhatian gereja yaitu Tuhan Yesus. Suatu hal yg hanya dapat diterima karena panggilan dan kekuatan dari Allah. Pernahkah kita mengizinkan cara pandang Kristus membuat kita melihat lebih dalam ke balik penampakan luar hidup orang yang kita jumpai dalam keseharian kita? Di balik keberhasilan material mereka, di balik posisi yang mereka capai dalam pekerjaan, di balik canda bahagia rumah tangga mereka, adakah kebahagiaan dan kesukaan kekal dari mengenal anugerah Allah dalam Kristus? Pada orang-orang yg wajahnya kuyu, tubuhnya lemah tertekan beban berat dan terlibat kemelut kehidupan, adakah dalam hati kita penilaian Kristus yg penuh dengan kehangatan cinta ingin mengubah dan memperbarui mereka? Gereja dan org Kristiani masa kini perlu memohon belas kasih Kristus, shg tergerak oleh Injil untuk mewartakanNya kpd org yang kita jumpai sehari-hari. Kita perlu sertakan Roh bahwa dg menahan kabar baik itu dari sesama kita, kita sungguh tidak berbelas kasihan. Allah tidak ingin seorang pun binasa dalam dosa. Apakah desakan hati Allah ini Anda rasakan juga? Jika ya, Anda pasti akan banyak berdoa untuk kenalan yg belum percaya Yesus. Pasti akan memberi diri didorong oleh Roh Kudus untuk berinteraksi sosial menjadi Injil yg hidup untuk dibaca orang.
Yoh 2:13-25 Bait Allah kotor dan dibersihkan
Sekalipun peristiwa ini tidak disebut sebagai sebuah tanda; ini merupakan peristiwa yang lebih penting daripada mukjizat di Kana, karena peristiwa ini langsung berhubungan dg misi Yesus, yaitu berupa tindakan Mesias di depan umum. Sekali lagi Yudaisme terlibat kurang sempurna, dan bahkan menyimpang, sebab rumah Bapa dikotori. Yesus mengaitkan peristiwa ini dg kebangkitan diri-Nya (Yoh 2:19-21). Ini menunjukkan ketidakpercayaan orang Yahudi (Yoh 2:18,20) dan iman para murid (Yoh 2:22). Perbuatan radikal Yesus mengacaukan pelataran Bait Allah, yg seharusnya dipakai untuk para peziarah Yahudi beribadah dg khusuk, merupakan tanda bahwa pelayanan-Nya itu adalah membongkar akar kepalsuan beragama. Bait Allah adalah tempat untuk menyembah Allah Bapa (Yoh 2:16), rumah doa (Mat 21:13).Peristiwa ini harus dibedakan dg pembersihan yg dilakukan Yesus sesaat sebelum kematian-Nya (Mrk 11:15-19). Penyalahgunaan Bait Allah menjadi sorotan Yesus dalam tindakan-Nya saat itu. Yg seharusnya menjadi tempat org beribadah kpd Allah menjadi ajang komersialisme, tempat mengeruk keuntungan pribadi. Hari Paskah merup momen bagi keluarga Yahudi yg berada di perantauan untuk datang ke Yerusalem. Pada masa2 itu Bait Allah dipenuhi orang. Namun pemimpin agama Yahudi justru makin memadatinya dg mengizinkan pedagang hewan dan penukar uang berniaga di halaman Bait Allah. Menurut mereka, itu demi kenyamanan para pendatang, shg tidak perlu membawa hewan korban dari tempat jauh. Selain itu untuk mencari dana guna pemeliharaan Bait Allah. Padahal halaman Bait Allah adalah tempat beribadah bagi org2 nonYahudi. Namun para pemimpin agama Yahudi mengubah keheningan tempat ibadah menjadi hiruk pikuk pasar. Mereka tak peduli pada org yg mengalami kesulitan untuk beribadah. Padahal tujuan orang datang ke Bait Allah adalah beribadah. Tak heran bila Yesus marah dan mengusir para pedagang dari situ (Yoh 2:15-16). Tindakan Yesus mengundang pertanyaan org2 Yahudi mengenai otoritas yg Dia miliki shg berani bertindak dmk. Akan tetapi, Yesus tidak mau memperlihatkan tanda ajaib spt yg mereka inginkan. Yesus menyatakan bahwa mukjizat akan terjadi pada saat kebangkitan-Nya. Tubuh-Nya dikorbankan untuk membuka jalan bagi kehadiran Allah di dalam hidup manusia. Selain memperdamaikan Allah dengan manusia, melalui kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus juga memenuhi manusia dengan Roh Kudus dan membuat manusia menjadi bait Allah yang hidup (1Kor 6:19-20). Sudahkah kita menjadikan tubuh kita sbg bait, tempat RK berdiam? Ingat bahwa RK lah pemilik tubuh kita. Seharusnya kita memperlakukan tubuh kita sesuai dg kehendak Pemiliknya,  bukan mengotorinya dg asap/alcohol.
dan menodai kesucian-Nya. Diperlukan hikmat Ilahi untuk menentukan sikap yang jelas dan tegas tersebut.
Dari ketiga bacaan kami belajar :
1.       Allah sungguh memiliki sifat kecemburuan yg besar, bila kita menyembah benda tiruan/patung (ingat patung apapun yg menyerupai benda/Yesus/ Maria/ apapun) akan mendapat kutuk, 4 keturunan tdk akan lepas (Kel 20:3-5). Pelepasan kutuk sbg cara satu2nya untuk terlepas dari kutukan ini.
2.       Bait Suci sbg pusat ibadah berubah jadi pusat jual beli. Menjadikan tempat suci itu sbg sarang penyamun (Mat 21:13). Sekitar Bait Suci dianggap sbg tempat yg paling tepat & paling strategis untuk berbisnis. Tidak saja mengotori tempat ibadah, tetapi mereka juga telah meremehkan kehadiran, kekuasaan bahkan kesucian Allah. Wadah kerohanian umat telah dikotori oleh intrik2 bisnis yg culas, serakah, dan kepentingan diri sendiri.Kemarahan Yesus bukan pada pribadi, tapi pada sikap, dan bukan tujuan pribadi yg diutamakan dalam kemarahanNya. Tegas thdp dosa adalah karakteristik org2 yg dipimpin RK. Penjualan makanan, seminar konser merup kegiatan bisnis yg mestinya tidak dihadirkan di gereja.
3.       Yesuslah tujuan Allah Bapa menciptakan 10 perintah Tuhan, kecemburuanlah yang menyebabkan Tuhan murka atas semua berhala yang kita miliki.(Ada 9 berhala selain patung: kesuksesan, hoby, prestasi, makanan, sex, hiburan, keluarga,keakuan,cinta romantis)
4.       Perasaan diri sbg yg paling besar dan benar sering membuat perpecahan dalam suatu kelompok yg semula rukun. Awal kesombongan diri. Kita mengetahui bahwa perpecahan mendatangkan ketidaknyamanan bagi seluruh anggota. Inilah yg terjadi pada tahap2 awal terbentuknya jemaat Korintus. Inipun yang menjadikan beberapa gereja menjadi pecah, terbagi2 terkotak2, memiliki doktrin sendiri (1 Kor 1:11), sedangkan Yesus menginginkan kesatuan bukan perpecahan, Yesus ingin kita setia dan bergantung penuh pada pohon kebenaran yakni diriNya.Memuji dan menyembah dalam Roh dan Kebenaran, bukan dg tujuan kita sendiri, tapi untuk kemuliaan NamaNya yang kudus.
5.       Tujuan menjadi percaya mungkin adanya mukjizat baru iman kita tumbuh, ini yg menyebabkan iman org dg mudahnya menjadi berbalik dan meninggalkan gereja secara pelan2 bahkan murtad (Mat 13:7), krn mereka bukan dipilih Tuhan, dan mereka menetapkan kebenaran diri bukan kebenaran sejati yang ada dalam diri Yesus. Hanya kerendahan hati, dan kehausan akan Firman Tuhan serta mencari kebenaranNya saja yg dapat memampukan RK bekerja, menuntun, membaharui hidup dari hari ke sehari.
6.       Kehadiran Yesus yg mentransformasi hidup sehari-hari dan ibadah.Tugas gereja adalah menolong umat Tuhan beribadah dg benar dan bukan memanfaatkan mereka untuk kepentingan org ttn. Gereja harus mewujudkan relasi kpd Allah dalam ibadah shg akan menolong orang lebih mengasihi dan peduli pada sesamanya.
7. Perbuatan Yesus bukan merup tindakan anarkis dan kemarahan seorg manusia yg bisa membenarkan diri bahwa manusia boleh marah. Setelah kebangkitanNya, kita tahu perbuatan Yesus ini sbg kegenapan nubuat PL (Yoh 2:17, 22).
Pengorbanan dan Kemuliaan       Minggu 1 Maret 2015
Kej 22:1-2,9a,10-13,15-18
1 Setelah semuanya itu Allah mencoba Abraham. Ia berfirman kepadanya: "Abraham," lalu sahutnya: "Ya, Tuhan."2 Firman-Nya: "Ambillah anakmu yang tunggal itu, yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu."9 Sampailah mereka ke tempat yang dikatakan Allah kepadanya. 10 Sesudah itu Abraham mengulurkan tangannya, lalu mengambil pisau untuk menyembelih anaknya.11 Tetapi berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepadanya: "Abraham, Abraham." Sahutnya: "Ya, Tuhan."12 Lalu Ia berfirman: "Jangan bunuh anak itu dan jangan kauapa-apakan dia, sebab telah Kuketahui sekarang, bahwa engkau takut akan Allah, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku.13 Lalu Abraham menoleh dan melihat seekor domba jantan di belakangnya, yang tanduknya tersangkut dalam belukar. Abraham mengambil domba itu, lalu mengorbankannya sebagai korban bakaran pengganti anaknya. 15 Untuk kedua kalinya berserulah Malaikat TUHAN dari langit kepada Abraham,16 kata-Nya: "Aku bersumpah demi diri-Ku sendiri — demikianlah firman TUHAN —: Karena engkau telah berbuat demikian, dan engkau tidak segan-segan untuk menyerahkan anakmu yang tunggal kepada-Ku,17 maka Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan membuat keturunanmu sangat banyak seperti bintang di langit dan seperti pasir di tepi laut, dan keturunanmu itu akan menduduki kota-kota musuhnya.18 Oleh keturunanmulah semua bangsa di bumi akan mendapat berkat, karena engkau mendengarkan firman-Ku."
Rm 8:31b-34
31a Jika Allah di pihak kita, siapakah yang akan melawan kita?32 Ia, yang tidak menyayangkan Anak-Nya sendiri, tetapi yang menyerahkan-Nya bagi kita semua, bagaimanakah mungkin Ia tidak mengaruniakan segala sesuatu kepada kita bersama-sama dengan Dia?33 Siapakah yang akan menggugat org2 pilihan Allah? Allah, yang membenarkan mereka? Siapakah yang akan menghukum mereka?34 Kristus Yesus, yang telah mati? Bahkan lebih lagi: yang telah bangkit, yang juga duduk di sebelah kanan Allah, yang malah menjadi Pembela bagi kita?
Mrk 9:2-10
2 Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,3 dan pakaianNya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.4 Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang berbicara dengan Yesus.5 Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan satu untuk Elia."6 Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka sangat ketakutan.7 Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara: "Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."8 Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.9 Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu, sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.10 Mereka memegang pesan tadi sambil mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari antara orang mati."
Pembahasan:
Kej 22:1-2,9a,10-13,15-18  Ujian iman dan berkat yang mengalir
Iman dan penyerahan Abraham kpd Allah diuji seberat2nya.Allah memerintahnya untuk melakukan sesuatu yg sama sekali bertentangan dg akal sehat dan kasihnya selaku seorg bapa dan harapan hidupnya (Kej 22:2). Dalam kisah Abraham kita baca ttg tiga ujian iman yang besar.
1. Panggilan untuk memisahkan dirinya dari bangsa dan tanah airnya (Kej 12:1) serta pergi tanpa mengetahui tujuannya (Ibr 11:8);
2. Tuntutan mempercayai Allah dlm menggenapi perjanjianNya walau tidak tampak selama 25 th (Kej 12:1-3; 15:6,8; 18:9-14; Ibr 11:8-13);
3. Perintah mempersembahkan Ishak, putra yg dijanjikan itu (pasal Kej 22:1-24). Dg cara yg sama, iman semua org percaya akan diuji.
Kisah ini berasal dari tradisi Elohista, namun didalamnya ada beberapa unsur yg berasal dari tradisi Yahwista, Kej 22:11,14,15-18 dan nama Maria dalam Kej 22:11,14,15-18 dan nama Moria dalam Kej 22:2. Kisah ini barangkali disusun berdasarkan sebuah ceritera mengenai didirikannya sebuah tempat suci bangsa Israel, di mana berlainan dg tempat2 suci milik org Kanaan, tidak dipersembahkan korban berupa manusia. Dalam bentuknya sekarang kisah itu membenarkan hukum Israel mengenai tebusan anak sulung. Sama seperti buah bungaran dan anak sulung ternak, demikianpun anak sulung manusia adalah milik Allah. Tetapi anak sulung manusia tidak perlu disembelih sbg korban, tetapi harus ditebus, Kej 13:11. Karenanya kisah Kej 22 ini dapat dipandang sbg ceritera yang bermaksud mengutuk pengorbanan anak-anak, Im 18:21. Pengutukan itu berulang kali diungkapkan para nabi. Selebihnya kisah itu mengandung ajaran rohani yg lebih berharga, yaitu kepercayaan Abraham yang menjadi teladan kepercayaan sejati. Dalam peristiwa pengorbanan Ishak kepercayaan Abraham mencapai titik puncaknya. Para pujangga Gereja mengartikan pengorbanan Ishak sebagai pralambang sengsara Yesus, anak tunggal Allah. Seperti api memurnikan emas, Allah memurnikan iman Abraham lewat situasi sulit. Pagi itu, Abraham memulai tindakan ketaatan terbesar dalam catatan sejarah hidupnya. Dalam tahun yg lewat, ia sudah banyak belajar untuk menaati Allah. Mengapa Allah meminta Abraham mengorbankan manusia? Padahal Allah mengutuk bangsa kafir mempraktikkan pengorbanan manusia (Im. 20:1-5). Sebenarnya Allah tidak menginginkan kematian Ishak, melainkan ingin menguji apakah kasih Abraham lebih besar kepada pemberian Allah (Ishak, anak tunggalnya) atau kepada Sang Pemilik hidup. Tujuan dari ujian iman adalah memperkuat karakter dan memperdalam komitmen kita kepada Allah, sekaligus memahami waktu-Nya yg tepat. Melalui pengalaman berat ini, Abraham memperteguh komitmennya dalam menaati Allah. Pemeliharaan Allah sempurna, mengatasi segala kebimbangannya. Memang berat untuk melepaskan apa atau siapa yg sangat kita kasihi. Namun saat kita memberikan kpd Allah apa yang Ia kehendaki, yang Ia kembalikan ternyata lebih dari apa yang dapat kita bayangkan. Keuntungan rohani dari berkat2Nya selalu melebihi segala pengorbanan kita. Karena iman dan ketaatannya, berkat bagi Abraham berlimpah. Keturunan Abraham diberikan kemampuan untuk menaklukkan musuh2 (ayat 17), bahkan mereka akan memberkati dunia. Janji Allah kepada Abraham benar dan sudah digenapi. Keselamatan datang melalui keturunannya, Israel, dan secara khusus melalui Tuhan Yesus. Sangat sering kita berpikir bahwa berkat-berkat Allah adalah sebatas pemberian2Nya yg mengagumkan untuk dinikmati sendiri. Namun kita belajar dari perjalanan kehidupan iman Abraham bahwa pada saat Allah memberkati, berkat-Nya ternyata selalu ditujukan agar mengalir kepada banyak orang. Sudahkah kita membuka diri kepada Allah agar berkat-Nya mengalir melalui kita untuk orang lain?
Rm 8:31b-34 Kasih Kristus kekal 
Pasal 5-8 Paulus sudah menguraikan bgm Murka Allah, Dosa, Hukum Taurat, & Maut telah dikalahkan shg kita bebas untuk hidup, untuk sungguh hidup. Org yg dibenarkan karena iman akan hidup. Dia membicarakan ke empat kuasa tsb satu per satu. Sbg kesimpulan, dia akan mengumpulkan dan menyatukan seluruh berita pasal 5-8 dg satu kidung pujian, di mana dia bertanya, jikalau Allah ada di pihak kita, siapakah yang dapat melawan kita? Hukum Taurat? Tidak! Dosa? Tidak! Maut? Tidak! Tidak ada yang dapat melawan kita. Malah, pada saat kuasa2 itu mau melawan kita, Allah mempergunakan mereka untuk membentuk kita sbg orang yg layak mewarisi kerajaanNya! Dalam kesembilan ayat ini Paulus menanggapi rencana Allah bagi kita yg dinyatakan dalam pasal 8:28-30 sbg suatu rencana yg tidak akan gagal. Tanggapan Paulus adalah bahwa tidak ada apa-apa yg dapat memisahkan kita dari kasih Allah. Jadi, rencana Allah bagi kita, yaitu supaya kita sungguh akan hidup, pasti berhasil. Pada bagian ini, Cranfield mencatat bahwa susunannya sangat rapi, dan kemiripan dg karangan lain dalam bahasa Yunani dan dan bahasa Latin, terutama dari kelompok Stoa. Dalam karangan2 tsb orang yang berhikmat menang atas banyak halangan. Tetapi dalam Roma 8:31-39 kasih karunia Tuhan Allah diyakini, sedangkan dalam karangan2 itu kebaikan manusia diyakini. Dg kalimat2 yg hidup dan menarik, Rasul Paulus menyatakan keyakinan imannya, bahwa tidak ada yang dapat melawan, menggugat, dan memisahkan org percaya dari kasih Allah yg ada dalam Yesus. Justru krn Kristus sudah menghadapi kematian, lalu bangkit & dipermuliakan maka Dia menjadi Pembela kita di saat kita menghadapi penderitaan2 dan penganiayaan2 (34-36), yg memang harus dihadapi oleh setiap anak Tuhan. Dia ada bersama dan mendampingi kita. Jadi, apa pun yang terjadi pada kita, di mana pun kita berada, kita tidak dapat dipisahkan dari kasih Allah. Penderitaan tidak akan dapat memisahkan kita dari Allah. Justru penderitaan menolong kita untuk menghisabkan diri kita dengan Dia. Melalui penderitaan, kita justru akan semakin merasakan kasih-Nya. Ayat 37-39 mengajak kita melihat semua penderitaan itu dari sudut Kristus yg mengasihi kita, shg kita diyakinkan bahwa baik maut maupun hidup, malaikat, pemerintah, kuasa-kuasa, dan makhluk lain tidak akan dapat memisahkan kita dari kasih Allah, yg ada dalam Kristus Yesus. Maka seorang Kristen hendaknya tidak berputus asa, atau berusaha lari dari tantangan. Penderitaan memang harus dihadapinya. Mungkin kadangkala penderitaan membuat kita beranggapan bahwa kita telah ditolak oleh Yesus. Akan tetapi, Paulus menyatakan bahwa tidak mungkin Kristus berbalik menolak kita atau Allah berbalik memusuhi kita. Kematian-Nya untuk kita merupakan bukti kasih yang tidak dapat dikalahkan oleh apa pun. Kasih-Nya melindungi kita dari berbagai bentuk kekuatan apa pun yang berupaya menguasai dan mengalahkan kita. Kasih-Nya yang begitu besar seharusnya membuat kita merasa aman di dalam Dia.
Mrk 9:2-10 Dengarkanlah Dia!
Tuhan sudah menyebarkan amanatnya dg sungguh2 di Galilea shg dalam seluruh perjalanan hidup mereka orang Galilea sadar akan pelayanan-Nya. Di antara banyak rakyat biasa, popularitas-Nya demikian tinggi shg mereka siap untuk mengangkat Dia sbg raja mereka dengan paksa. Kejengkelan para pemimpin agama yahudi sudah hampir mencapai puncaknya. Dan Herodes sekarang menjadi gusar terhadap popularitas Kristus. Situasi menjadi semakin menjurus kpd krisis yang terlalu dini, sedangkan pelayanan Kristus belum selesai. Akibatnya Yesus menyingkir empat kali dari Galilea, satu ke pantai timur Danau itu (Mrk 6:31-56), satu lagi ke wilayah Tirus dan Sidon (Mrk 7:24-30), satu ke Dekapolis (Mrk 7:31-Mrk 8:9), dan terakhir ke Kaisarea Filipi (Mrk 8:10-Mrk 9:50). Sepanjang waktu ini Kristus sibuk mendidik kedua belas murid-Nya sebagai persiapan untuk menghadapi saat kematian-Nya. Peristiwa ini menurut Matius memperlihatkan Yesus sbg Musa baru bdk Mat 17:1, sedangkan Lukas menonjolkannya sbg persiapan untuk penderitaan Yesus, bdk Luk 9:28. Tetapi Markus terutama mengartikan peristiwa itu sbg pernyataan Mesias yang mulia, walaupun Mesias masih tersembunyi. Pengertian ini sesuai dengan pandangan Markus dalam seluruh injilnya. Meskipun hanya berlangsung sebentar saja, peristiwa itu menyatakan siapa sesungguhnya Yesus yang untuk sementara waktu perlu mengalami perendahan "Hamba Tuhan" yang menderita. Tidak lama lagi sepenuh2nya dan untuk selama-lamanya akan dinyatakan siapa Yesus.
Meski sebelumnya Petrus telah mengakui Yesus sebagai Mesias, ia kemudian menolak perkataan Yesus bahwa Mesias akan menderita dan mati dibunuh. Bagi Petrus, itu tidak sesuai dengan gambaran mengenai Mesias yang ada dalam benaknya. Akan tetapi, apa yang telah Allah tetapkan, itulah yang akan terjadi. Penolakan Petrus tidak akan mengubah misi yang diemban oleh Mesias. Namun di dalam kasih karunia-Nya, Allah memberi kesempatan kepada mereka untuk melihat transfigurasi (perubahan rupa) Yesus (Mrk 9:2-3). Saat transfigurasi, terdengar suara yang memberikan konfirmasi tentang identitas Yesus sebagai Anak Allah (Mrk 9:7). Ini menegaskan pernyataan yang terdengar pada saat Yesus dibaptis (Mrk 1:11). Konfirmasi ini juga menyatakan kemuliaan Kristus melebihi Musa dan Elia (Ul 18:15; Mzm 2:7; Yes. 42:1). Sbg Anak Allah, kuasa dan otoritas-Nya mengatasi para nabi. Suara surgawi itu juga memerintahkan para murid agar mendengarkan Yesus. Perintah itu seolah menyatakan bahwa sampai saat itu para murid tidak mau mendengarkan Yesus (ingat saat Petrus menegur Yesus, Mrk 8:32). Selain itu,konfimasi ini ingin meyakinkan para murid bahwa meski org Yahudi menolak Yesus dan tentara Roma akan mengeksekusi Yesus, Ia tetap berkenan di hati Allah ( Mrk 1:11). Diskusi selanjutnya yang terjadi saat mereka turun gunung, juga memberikan klarifikasi pada para murid bahwa kemesiasan Yesus selaras dengan nubuat para nabi dalam PL. Maka sudah seharusnya murid2 Yesus tidak meragukan keberadaan Yesus sebagai Mesias. Lalu bagaimana respons para murid seharusnya kepada Sang Mesias? Dengarkan Dia! Artinya: percaya dan taati Dia. Keinginan agar Tuhan berkarya sesuai kehendak diri bukan hanya dimiliki Petrus. Kita pun kadangkala demikian. Namun perintah Allah untuk mendengarkan Yesus juga tertuju pada kita. Bukan kita yang mengatur Tuhan, tetapi kita-lah yang harus mendengar suara-Nya dan menaati Dia.
Dari ketiga bacaan Kami belajar bahwa:
1.       Secara sosial masyarakat, memiliki ahli waris kandung berarti meneruskan nama dan prestise keluarga. Pasti dua hal ini berkecamuk dalam hati Abraham. Apapun pergumulan pribadi Abraham, ketetapan hati untuk lebih mengutamakan Allahlah yg membuat ia taat untuk mempersembahkan Ishak di mezbah. Kasih kepada Allah mengalahkan keinginan Abraham untuk mempertahankan hak miliknya.
2.       Korban2 dalam PL mencapai puncaknya di dalam Yesus. Abraham mengorbankan Ishak, anaknya yg tunggal, sebagai lambang Allah berkenan mengorbankan anak-Nya yang tunggal, Yesus Kristus. Korban-korban itu dilakukan dengan penyangkalan diri baik Abraham, Ishak, Allah Bapa dan Yesus. Semua korban2 yang telah dilakukan oleh manusia dan yang telah dilakukan oleh Allah, sebagai penebusan dosa manusia, sebagai wujud keberpihakan Allah kepada manusia. Manusia patut mengucap syukur kepada Allah dengan selalu ada kesediaan untuk menyangkal diri, berkorban bagi keselamatan dunia dengan segala isinya.
3.       Peristiwa di gunung Tabor memberikan sesuatu yang sangat berharga untuk Yesus. Yesus harus mengambil keputusan sendiri. Ia telah memutuskan untuk pergi ke Yerusalem, untuk menghadapi dan menerima salib. Ia telah menyangkal diriNya sendiri, rela berkorban untuk menebus manusia. Ia harus lebih dahulu yakin bahwa keputusan-Nya itu benar sebelum Ia melangkah lebih lanjut. Di puncak gunung itu Ia menerima dua pengesahan terhadap keputusanNya.
4.       Pengorbanan, anak Abraham yang telah dinantikannya puluhan tahun hingga usia lanjutnya memberikan perkenanan dari Tuhan dan Tuhan menganggap bahwa Ia pun menyediakan Yesus sebagai korban penebusan dosa yang telah terjadi di dunia yang sungguh disayangiNya, kita semestinya bersyukur kesediaan Tuhan dalam menyerahkan Yesus sebagai penghubung manusia dengan Yang Maha segala di alam semesta ini.
5.       Penderitaan dapat menjadi pencobaan bagi seseorang yg tidak kuat imannya, sehingga ada yang meninggalkan Tuhan ketika dalam penderitaan. Bagi orang-orang pilihan Allah (Rom 8:30), penderitaan tidak mampu menutupi kasih Kristus. Kita bisa yakin teguh bahwa Kristus tetap mengasihi kita, ada tetap di pihak kita meski sekilas situasi tampak tidak menguntungkan.Injillah kekuatan kita(Rom 1:16-17) dan kasih Yesuslah yang menutupiNya, sehingga kita aman.

6.       Yesus tampil sbg Yang Mulia di gunung Tabor, dg cahaya yang selalu menyertai ide ttg kebesaran dan keagungan Allah. Dengan peristiwa ini, tergenapilah apa yang disampaikan dalam Mrk 9:1, bahwa ada org2 yang akan melihat Kerajaan Allah datang dg kuasa. Mengiringi Yesus, tampillah Elia dan Musa, mereka muncul lagi dg maksud2 yang jelas. Musa adalah wakil dari perjanjian yg lama yang akan segera digenapi dg kematian Kristus. Elia adalah yg akan memulihkan segala sesuatu (Mrk 9:12). Maka, kehadiran Musa dan Elia menunjukkan bahwa penderitaan Kristus sudah dekat dan perwujudan rencana Allah bagi manusia akan makin jelas.