Senin, 18 Maret 2019


Panggilan Tuhan

Semenjak dunia dijadikan, manusia telah dibentuk Tuhan utk menerima panggilan Nya, sebagai pekerja di taman firdaus (Kej 2:15), setelah jatuh ke dalam dosa pun manusia punya tugas sebagai pemelihara bumi, penguasa dan mengolah sehingga terbentuk harmoni keseimbangan (Kej 1:28), disamping kehidupan manusia penuh dengan banyak misteri, dari kelahiran, kehidupan, dan kematian sering kali kita tidak mengerti apa yang sedang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Sebagian orang ada yang terlahir kaya, ada yg miskin. Ada yang terlahir di keluarga kristen yang taat dan setia, dan ada yang terlahir di keluarga yang memang belum mengenal Tuhan.
Lalu apa panggilan Tuhan untuk kita di jaman sekarang, mari kita lihat bagaimana umat pilihan Tuhan menerima panggilan dan prosesnya, sehingga mereka taat dan apa hadiah yang mereka dapatkan dengan ketaatan pada Tuhan dalam panggilan itu.
Dalam Kitab Kejadian 12:1-3 diceritakan rencana panggilan Tuhan terhadap Abram; Berfirman lah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu”.
Alkitab ditulis oleh kurang lebih 40 orang dengan latar belakang yang berbeda-beda dalam kurun waktu 1500 tahun. Musa adalah seorang prajurit, Ayub adalah seorang saudagar kaya, Amos adalah pemungut buah ara dan peternak domba,Yunus seorang pelaut, Yesaya, Samuel,Yeremia dan Yehezkiel adalah nabi, Ezra adalah seorang imam, Matius adalah pemungut cukai, Yohanes adalah seorang nelayan, Paulus adalah pembuat kemah. Semua dipanggil Tuhan untuk melayaniNya dalam rencanaNya yang indah, menyelamatkan manusia dan menyadarkan arti panggilan untuk menyebarkan Injil sampai seluruh dunia (Mat 28:19).
Karya penyelamatan manusia dpt terlaksana melalui keterlibatan manusia. Dan manusia2 yg dilibatkan dlm karya penyelamatan itu dipanggil secara khusus oleh Tuhan.Nuh dipanggil untuk menyelamatkan 7 org lain selain dirinya dan segala binatang (Kej 8:16). Abram dipanggil untuk pergi ke tanah perjanjian (Kej 12:1).Elia dipanggil sebagai imam membimbing Samuel, 1Sam 3:1-21 ttg panggilan Samuel menjadi Nabi.Yunus dipanggil tapi menolak (Yun1:3),Yoh 1:35-39 menceriterakan ttg panggilan 2 murid pertama, yaitu Yohanes dan Andreas.
Ada pola yg sama dalam setiap panggilan mereka 
1.    Pertama, Allah yg mengambil inisiatip. Contohnya,Allah secara langsung memanggil Samuel 3 kali; dua murid pertama dipanggil melalui Yohanes Pembaptis. Dalam Yoh 15:16 “Bukan kamu yg memilih Aku, melainkan Akulah yg memilih kamu”. 
2.    Kedua, manusia hrs menjawab “ya” atas panggilan Tuhan. Jawaban Samuel atas panggilan Allah : “Bersabdalah ya Tuhan, sebab hambaMu ini mendengar” (1 Sam 3:10). Jawaban Bunda Maria : “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku menurut perkataanmu” (Luk 1:38). Juga Nabi Yeremia : “Engkau telah membujuk aku, ya Tuhan, dan aku membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku, dan Engkau menundukkan aku” (Yer 20:7). Dan konsekuensi dari jawaban “ya” tersebut adalah mereka meninggalkan segala-galanya dan mengikuti panggilan Allah. 
3.    Ketiga, orang yg dipanggil itu harus menjadi manusia yg berbeda dgn sebelumnya (lahir baru) atau harus menyangkal dirinya (Mat 16:24; Mrk 8:34; Lk 9;23) dan ini sering disimbolkan dgn nama baru (Abram menjadi Abraham; Yakob menjadi Israel; Simon menjadi Kefas atau Petrus. Saulus menjadi Paulus).  
4.    Keempat, panggilan selalu mempunyai misi / tugas yg khusus. Panggilan Samuel adalah utk mewartakan Firman Tuhan (nabi) dan menjadi hakim atas Israel (1 Sam 3:19; 1 Sam 7:15); Maria menjadi “Bunda Allah”; kedua murid pertama utk “tinggal” bersama-sama dgn Yesus (Yoh 1:39). “Tinggal” di sini berarti mengenal Tuhan lbh dekat dan tentunya juga utk mencintai Dia. Dan setelah dipanggil, dia juga membawa orang lain utk menjumpai Tuhan. Andreas yg membawa Simon, saudaranya, utk bertemu dgn Yesus (Yoh 1:42).
Lalu apa makna panggilan Tuhan bagi kita, apakah kita akan mendiamkan Roh Kudus yang selalu mengobarkan hati kita untuk menyebarkan Firman Tuhan pada sesama kita yang belum mengerti tentang Yesus sang Juru Selamat yang maha dahsyat?
Jadi Makna panggilan bagi manusia yg terpanggil:
a.    Pertama, krn panggilan adalah inisiatip dari Allah, maka kita hrs tetap rendah hati dan bersyukur.  Sikap Andreas, yg jadi murid pertama, tapi tetap rendah hati, walau tdk pernah jadi “orang dalam”, bahkan selalu di belakang Petrus, saudaranya.  
b.    Kedua, saat ini orang membedakan pekerjaan sbg “profesi” dan sbg “panggilan” (calling). Profesi biasanya dikaitkan dgn keahlian dan kompensasi/upah (gaji). Sedangkan panggilan dikaitkan dgn “pelayanan” dan “pengabdian total / passion ”.   Maka, apakah kita menilai pekerjaan kita saat ini sbg sebuah panggilan atau hanya sebuah profesi  ?  
c.    Ketiga, panggilan menjadikan kita “manusia baru”. Nama baptis adalah simbol “manusia baru” dan menunjukkan sebuah relasi baru dgn Tuhan, yg diteladani oleh Org Kudus, yg namanya kita ambil. Dlm pekerjaan, maka menjadi “manusia baru” artinya menjadi pribadi-pribadi yg menguasai, menekuni dan  mencintai pekerjaannya. Apakah kita telah menjadi “manusia baru” (2 Kor 5:17; Kol 3:5-17)? 
d.    Keempat, panggilan selalu mempunyai misi atau tugas khusus. Maka, apa misi khusus yg kita emban sbg orang Katolik atau Pengikut Kristus ? Demikian juga sbg karyawan atau usahawan katolik, misi khusus apa yg kita jalankan ? Dkl, arti atau nilai khusus apa yg kita berikan sbg karyawan atau usahawan katolik ?
Dalam Yoh 15:5 “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat berbuat apa-apa”,memberikan  arti bahwa panggilan kita berarti bergantung dan melekat pada pokok anggur (Yesus), tanpa menyatu antara kita dan Yesus dalam kita, tidaklah mungkin kita berbuah (Gal 5:22-23).Dalam 1 Kor3:6-9 “Aku menanam, Apolos menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri.  Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu adalah ladang Allah, bangunan Allah”. Tapi akan diuji dalam api (1 Kor 3:13), bila lulus akan diberi upah (1 Kor 3:14).
Ada sebuah cerita ilustrasi yang bisa menggambarkan ini semua.Seorang pria yg tidak lulus ujian masuk universitas, di nikahkan orang tuanya.Untuk mendapat penghasilan, ia pun melamar menjadi guru sekolah dasar dan mulai mengajar. Karena tidak punya pengetahuan mengajar, belum sampai  satu minggu mengajar ia sudah dikeluarkan.Setibanya di rumah, sang istri menghapuskan air mata nya, menghiburnya dengan berkata: "Banyak ilmu dalam otak, ada orang yang bisa menuangkannya, ada pula yang tidak bisa. Tidak perlu bersedih karena hal ini. Mungkin ada pekerjaan lain yang lebih cocok untukmu sedang menantimu."Kemudian ia melamar dan melakukan pekerjaan lain, namun dipecat juga karena geraknya lambat.Saat itu sang istri berkata : kegesitan kaki - tangan setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya, kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat? Ia pun bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun tidak ada satu pun yg berhasil, semua gagal di tengah jalan.Namun demikian, tiap kali pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak pernah mengeluh.Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat sedikit melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu wicara. Kemudian ia membuka sekolah siswa cacat, dan akhirnya bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang cacat di berbagai kota. Akhirnya ia menjadi boss yang memiliki kekayaan berlimpah. Suatu hari, ia yang sekarang sudah sukses besar, bertanya kepada sang istri, kenapa ketika masa depan nya masih suram, engkau tetap begitu percaya kepada ku? Jawaban sang istri ternyata sangat polos dan sederhana : Sebidang tanah yg tidak cocok ditanami gandum, bisa dicoba untuk ditanami kacang. Jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan baik, coba tanami buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan bibit gandum hitam, pasti bisa berbunga, karena pada sebidang tanah, pasti ada bibit yang cocok untuknya, pasti bisa menghasilkan panen dari nya. Mendengar penjelasan sang istri, ia mengeluarkan air mata terharu.... Keyakinan kuat, ketabahan serta kasih sayang sang istri, bagaikan sebutir bibit unggul. Semua prestasi dirinya, adalah berkat keajaiban bibit unggul yang kokoh hingga bertumbuh kembang jadi kenyataan. Di dunia ini tidak ada seorang pun yg hanya sekedar sampah, dia hanya tidak berada di posisi yang tepat. Anda akan ikut berbahagia apabila orang yg tadinya susah menjadi sukses.