Hukum Terutama Minggu 26 Oktober
2014
Kel 22:21-27
21 "Janganlah kautindas atau kautekan seorang orang
asing, sebab kamupun dahulu adalah orang asing di tanah Mesir.22
Seseorang janda atau anak yatim janganlah kamu tindas.23 Jika engkau
memang menindas mereka ini, tentulah Aku akan mendengarkan seruan mereka, jika
mereka berseru-seru kepada-Ku dengan nyaring.24 Maka murka-Ku akan
bangkit dan Aku akan membunuh kamu dengan pedang, sehingga isteri-isterimu
menjadi janda dan anak-anakmu menjadi yatim.25 Jika engkau
meminjamkan uang kepada salah seorang dari umat-Ku, orang yang miskin di
antaramu, maka janganlah engkau berlaku sebagai seorang penagih hutang terhadap
dia: janganlah kamu bebankan bunga uang kepadanya.26 Jika engkau
sampai mengambil jubah temanmu sebagai gadai, maka haruslah engkau
mengembalikannya kepadanya sebelum matahari terbenam,27 sebab hanya
itu saja penutup tubuhnya, itulah pemalut kulitnya pakai apakah ia pergi
tidur? Maka apabila ia berseru-seru kepada-Ku, Aku akan mendengarkannya, sebab
Aku ini pengasih."
1 Tes 1:5c-10
5c Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara
kamu oleh karena kamu.6 Dan kamu telah menjadi penurut kami dan
penurut Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu
dengan sukacita yang dikerjakan oleh Roh Kudus,7 sehingga kamu telah
menjadi teladan untuk semua orang yang percaya di wilayah Makedonia dan Akhaya.8
Karena dari antara kamu firman Tuhan bergema bukan hanya di Makedonia dan
Akhaya saja, tetapi di semua tempat telah tersiar kabar tentang imanmu kepada
Allah, sehingga kami tidak usah mengatakan apa-apa tentang hal itu.9
Sebab mereka sendiri berceritera tentang kami, bagaimana kami kamu sambut dan
bagaimana kamu berbalik dari berhala-berhala kepada Allah untuk melayani Allah
yang hidup dan yang benar,10 dan untuk menantikan kedatangan
Anak-Nya dari sorga, yang telah dibangkitkan-Nya dari antara orang mati, yaitu
Yesus, yang menyelamatkan kita dari murka yang akan datang.
Mat 22:34-40
34 Ketika orang-orang Farisi mendengar, bahwa Yesus telah
membuat orang-orang Saduki itu bungkam, berkumpullah mereka35 dan
seorang dari mereka, seorang ahli Taurat, bertanya untuk mencobai Dia:36
"Guru, hukum manakah yang terutama dalam hukum Taurat?"37
Jawab Yesus kepadanya: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu
dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu.38 Itulah
hukum yang terutama dan yang pertama.39 Dan hukum yang kedua, yang
sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri.40
Pada kedua hukum inilah tergantung seluruh hukum Taurat dan kitab para
nabi."
Pembahasan:
Kel 22:21-27 Penuhi tanggung
jawab kita
Hukum kemanusiaan untuk melindungi orang miskin, org asing dan org
yang tidak berdaya. Hukum ini dilupakan oleh orang-orang yang berpikir bahwa
hukum Musa itu keras dan nasionalistis. Tentulah
Aku akan mendengarkan seruan mereka (ay. 22-24).
Allah yg mengatur jatuhnya seekor burung pipit akan memberikan hukuman yg
setimpal kpd penindas yang tidak berperikemanusiaan. Bunga uang (ay. 25).
Peminjaman uang sbg transaksi komersial merupakan kegiatan modern dan bukan hal
itu yang dibahas di sini. Uang itu dipinjamkan sbg tindakan berbaik hati thdp
org2 yg sangat membutuhkannya. Menarik bunga di dalam kasus semacam
itu, yakni mengambil keuntungan dari kebutuhan org lain, bertentangan dg sopan
santun. Jubah (ay. 26).
Bagi orang miskin yang hanya memiliki satu potong pakaian, jubah segi empat yg
lebar, satu-satunya milik yg layak digadaikan, merupakan satu2nya
pelindung thdp dinginnya malam. Aku
akan mendengarkannya (ay. 27).
Allah akan mendengar seruan yang diabaikan oleh seorang penghutang yang keras
hati. Hidup yg Tuhan berikan bagi kita penting dan berharga. Oleh karena itu,
kita berkewajiban memelihara hidup dalam kesucian. Namun, bukan hanya menjaga
dan memelihara hidup kita sendiri melainkan juga menjaga dan memelihara hidup
sesama. Tuntutan agar seorang pria menikahi gadis yg telah ditidurinya adalah
wujud pertgjwannya karena telah membuat gadis itu tercemar (ayat 16).
Ia harus melindungi gadis itu sbg istrinya atau membayar kompensasi bila gadis
itu mungkin sudah memiliki calon suami (ayat 17).
Umat Tuhan dipanggil untuk menjaga kekudusan hidup dengan tidak membiarkan
hal-hal jahat masuk dan merasuki kehidupan mereka spt sihir, persetubuhan
dengan binatang, dan penyembahan berhala (ayat 18-20).
Saling mengingatkan di antara umat Allah untuk tidak melakukan hal demikian
adalah tanggung jawab mereka bersama. Kepedulian ini bukan hanya dilakukan
kepada sesama bangsa Israel melainkan juga kpd org asing (ayat 21).
Tindakan peduli bukan hanya dinyatakan dg tidak menindas para janda dan
anak-anak yatim (ayat 22),
tetapi juga dengan memperlakukan mereka dengan baik (ayat 25)
sambil tetap mengindahkan kehormatan mereka (ayat 26-27a).
Sebab Tuhan sendiri yang akan membalas setiap orang yang memperlakukan
sesamanya dengan buruk (ayat 23-24).
Ia adalah Allah Pengasih dan Pemurah thdp semua orang tanpa membeda-bedakan
(ayat 27b).
Mengenal dan mengakui otoritas dalam hidup bermasyarakat merup sikap penting
dalam hidup keumatan. Bentuknya berupa hormat kpd Tuhan dan para pemimpin (ayat 28),
memberikan persembahan sesuai tuntutan Hukum Taurat (ayat 29-30),
sambil menjaga diri dari hal-hal najis (ayat 31).
Inti peraturan2 ini adalah menghargai hidup pemberian Tuhan dg
menjaga diri dari dosa dan dalam kasih dan kekudusan.
1 Tes 1:5c-10 Jemaat yang pantas
diteladani.
Pemberitaan Injil oleh
para rasul terdiri atas empat unsur utama:
2.
Mereka memberitakan FT dg kuasa Roh Kudus (Mat 3:11; Kis 1:5-8; 2:4).
Kuasa ini menghasilkan keinsafan akan dosa, pembebasan dari kuasa setan, dan
perbuatan mukjizat dan penyembuhan
3.
Berita Injil disampaikan dg "kepastian yg kokoh." Oleh
karena iman kepada Kristus dan melalui karya Roh Kudus di dalam mereka, dalam
hati mereka memiliki keyakinan penuh akan kebenaran dan kuasa dari berita itu
(bd. Rom 1:16).
4.
Orang yg mempercayai berita itu menaati Firman Allah dan
melakukannya dalam kehidupan mereka; mereka meneladani kekudusan dan kebenaran.
Jika keempat unsur ini tidak menyertai pemberitaan Injil,
penebusan Kristus yang sepenuhnya tidak akan dialami oleh gereja.
Warga jemaat di Tesalonika adalah org2 yg tadinya
menyembah berhala. Namun Tuhan memimpin Paulus untuk mengabarkan Injil di sana
(bdk. Kis 16:4-12).
Ternyata spt orang di Filipi, Tesalonika pun memberikan respons
positif.Pertobatan mereka menjadi kesaksian yg hidup ke seluruh Asia (ayat 8-10).
Injil yang datang dg kuat kuasa Roh itu telah mengubah mereka (ayat 9),
membuat hidup mereka dicirikan dengan tiga hal utama: pekerjaan iman, usaha kasih
dan ketekunan pengharapan
(ayat 3).
Buah-buah nyata itulah menurut Paulus merupakan bukti bahwa Allah telah memilih
mereka. Keajaiban karunia Allah. Adalah wajar bila pikiran kita tidak mampu
menjangkau seluruh keajaiban pikiran dan jalan-jalan Allah. Ajaran tentang
pemilihan yang Paulus bicarakan di sini (mis: Ef 1:4)
bukan spekulasi manusia tetapi wahyu Allah. Kebanggaan Paulus terhadap jemaat
di Tesalonika terlihat jelas. Inilah jemaat yang terbuka menerima Injil dengan
penuh sukacita, justru di saat-saat penindasan (ayat 6).
Sukacita dan nilai-nilai Injil yang luhur tidak dinikmati sendiri, tetapi
tumpah dan memancar keluar sehingga dikenal dan dinikmati banyak orang. Inilah
jemaat yg misioner, kota yang di atas bukit sehingga banyak orang mengenal dan
memuliakan Tuhan karena mereka. Injil memancar di seluruh wilayah Makedonia dan
Akhaya (ayat 8-9). Paulus
memuji jemaat Tesalonika. Namun, pujian Paulus ini tidak mutlak ditujukan
kepada jemaat, untuk kemuliaan jemaat, karena tujuan pujian itu untuk kemuliaan
nama Tuhan. Segala ucapan syukur hanya tertuju kepada Allah (ayat 1).
Sikap Paulus ini memberikan pelajaran penting bagi kita:
[1]
Paulus menunjukkan sikap seorang hamba Tuhan yang begitu memperhatikan
perkembangan jemaat Tuhan;
[2]
kita diajak untuk mengakui bahwa sedikit sekali pemimpin jemaat yang memberikan
pujian kepada jemaat yang diasuhnya. Kita lebih sering mendengar kritikan tajam dan
kecaman pedas, analisis semua kekurangan dan kelemahan secara gamblang.
Tidak dapat disangkal
bahwa tidak ada jemaat sempurna. Tetapi masih banyak potensi positif yg
dimiliki oleh gereja sebagai tubuh Kristus. Tuhan telah mempergunakan gereja
sebagai alat-Nya dan begitu banyak orang yang telah menikmati hasil karya
gereja. Begitu banyak orang yang telah menikmati ketenangan dan kedamaian hati;
menemukan oase di tengah-tengah padang pasir yang kering. Dengan tidak menutup
mata terhadap semua kekurangan, adalah berdosa terhadap Roh Kudus kalau kita
mengatakan sampai hari ini gereja tidak pernah berbuat apa-apa. Intinya
menegaskan manusia tidak layak, maka keselamatan adalah kasih karunia Allah
semata. Pilihan membuat manusia tunduk diri dan meninggikan Allah saja. Pilihan
membuat orang percaya aman, sebab keselamatan bukan tergantung pada dirinya tetapi
pada Allah. Namun pilihan didukung oleh adanya bukti iman, harap, kasih, tobat,
kesaksian yang hadir nyata dalam diri orang pilihan.
Mat 22:34-40 Menaati
hukum Allah tanpa kasih adalah kehampaan.
Seorang istri pada awalnya tidak mencintai suaminya, tetapi terpaksa menikah karena perjodohan kedua orang tua mereka. Setiap hari ia hanya melayani suaminya karena kewajibannya sebagai istri. Namun suaminya ini sangat mencintai istrinya dan cintanya ternyata mengubah sikap istrinya. Lama kelamaan sang istri jatuh cinta juga kepada suaminya. Sejak itulah ia tidak lagi melayani suaminya karena kewajiban tetapi karena cintanya. Kedua pasangan suami istri ini tidak lagi hidup dalam kehampaan yang dipenuhi kewajiban, karena bunga-bunga kasih sayang yang mendasari kehidupan mereka berdua.
Seorang istri pada awalnya tidak mencintai suaminya, tetapi terpaksa menikah karena perjodohan kedua orang tua mereka. Setiap hari ia hanya melayani suaminya karena kewajibannya sebagai istri. Namun suaminya ini sangat mencintai istrinya dan cintanya ternyata mengubah sikap istrinya. Lama kelamaan sang istri jatuh cinta juga kepada suaminya. Sejak itulah ia tidak lagi melayani suaminya karena kewajiban tetapi karena cintanya. Kedua pasangan suami istri ini tidak lagi hidup dalam kehampaan yang dipenuhi kewajiban, karena bunga-bunga kasih sayang yang mendasari kehidupan mereka berdua.
Pertanyaan seorang ahli
Taurat yang bermaksud menyudutkan Yesus karena tidak satu pun dari hukum Musa
yang mendapatkan prioritas lebih tinggi untuk ditaati (ay 36). Yesus tidak
dapat dicobai melalui pertanyaan apa pun, sebaliknya Ia menggiring ahli Taurat
ini kepada hakikat ketaatan kepada Pemberi Hukum Taurat. Yang penting bukan
melakukan hurufiah hukum-Nya, tetapi bagaimana hakikat menaati hukum-Nya dalam
rangka menaati-Nya. Hukum-hukum yang Allah berikan adalah mencerminkan
hakikat-Nya sendiri, yakni KASIH dan bukan kewajiban. Itulah sebabnya menaati
hukum-Nya karena kewajiban akan terasa berat dan hampa. Kasih kepada Allah
itulah yang menjadi dasar ketaatan kita kepada hukum-Nya. Yesus mengajarkan
bahwa kita harus mengasihi Tuhan dengan segenap totalitas kehidupan (ay 37),
artinya tidak sedikit pun kita mengorupsi bagi kesenangan, kepentingan, dan
keuntungan diri sendiri. Ketika kita tidak sepenuhnya menyatakan kasih kepada
Allah, sesungguhnya kita telah gagal mengasihi, karena Allah menuntut kasih
sepenuh hati. Oleh karena itu mengasihi sesama pun sebagai wujud kasih kita
kepada Tuhan, dengan sepenuh totalitas kehidupan juga (ay 39). Prinsipnya
tidaklah dapat dipisahkan antara mengasihi Tuhan dan sesama. Semakin kita menelusuri
kisah-kisah Yesus, semakin kita takjub terhadap-Nya. Orang Farisi tampil lagi
untuk mencoba mengukur ortodoksi iman Yesus. Lagi-lagi jawaban Yesus semakin
membuat diri Yesus cemerlang di hadapan mereka dan orang banyak. Tentang hukum
terbesar dalam Taurat Yesus merangkumkan Sepuluh Perintah Allah ke dalam dua
hukum kasih, mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama (ayat 37-40; Ul 6:5;Im 19:18).
Ajaran Yesus selaras dengan PL. Jawaban Yesus sebenarnya tidak hanya memaparkan
kebenaran, tetapi juga menelanjangi kejahatan mereka. Apabila Yesus Putra
Allah, mereka sudah melanggar hukum pertama sebab mereka tidak mengasihi,
tetapi mencobai Yesus. Apabila Yesus hanya manusia biasa, mereka sudah
melanggar hukum kedua sebab tujuan mereka bertanya adalah utk menjatuhkan. Kini
Yesus mengambil prakarsa membalikkan posisi dan status-Nya. Dari ditanya dan
mempertahankan diri, kini Ia berbalik menanya dan mendesak mereka (ayat 42).
Pertanyaan-Nya sederhana, yaitu siapa Mesias menurut mereka. Jawab menurut iman
ortodoks dan tradisi Farisi, Mesias adalah anak Daud. Muatan di dalamnya
bernuansa politis. Lalu Yesus makin menyudutkan mereka. Bagaimana mungkin Daud
memanggil Mesias sebagai Tuan jika Mesias hanya anaknya, manusia biasa!
Artinya, pengharapan mereka tentang siapa dan apa karya Mesias salah, jika
hanya di sekitar konsep manusia belaka. Mesias dan karyanya pastilah ilahi
sebab Daud menuankan Mesias jauh di atasnya (ayat 45).Jangan
kita ulangi kesalahan Farisi itu, iman ortodoks dan doktrin tanpa tunduk pada
Tuhan tidaklah cukup. Bila iman hanya sebatas persetujuan akali, rohani kita
menjadi dangkal dan buta.
Dari ke tiga bacaan kami belajar:
1.
Dari ke sepuluh perintah Tuhan termaktub inti bahwa
mengasihi Tuhan dengan segenap hati, pikiran dan akal budi, mengasihi manusia
seperti diri sendiri.
2.
Hukum yang berlaku dari jaman bangsa Israel keluar
dari Mesir terus berlaku dan dipertegas dengan hukum terutama yang diucapkan
menyentak apa yang ingin mereka jatuhkan dalam diri Yesus.
3.
Hidup yg Tuhan berikan bagi kita penting dan
berharga. Oleh karena itu, kita berkewajiban memelihara hidup dalam kesucian.
4.
Mereka memberitakan FT dg kuasa Roh Kudus (Mat
3:11; Kis
1:5-8; 2:4). Kuasa ini menghasilkan keinsafan akan dosa,
pembebasan dari kuasa setan, dan perbuatan mukjizat dan penyembuhan
5.
Injil yang datang di kota Tesalonika dg kuat
kuasa Roh itu telah mengubah mereka (1Tes1:9),
membuat hidup mereka dicirikan dengan tiga hal utama: pekerjaan iman, usaha kasih dan ketekunan
pengharapan (1 Tes1:3).
6.
Ketika kita tidak sepenuhnya menyatakan kasih
kepada Allah, sesungguhnya kita telah gagal mengasihi, karena Allah menuntut
kasih sepenuh hati. Oleh karena itu mengasihi sesama pun sebagai wujud kasih
kita kepada Tuhan, dengan sepenuh totalitas kehidupan juga (Mat22:39).
Prinsipnya tidaklah dapat dipisahkan antara mengasihi Tuhan dan sesama.
7.
Totalitas mengasihi Tuhan mesti diwujudkan bukan
disembunyikan, totalitas mengasihi sesama jua mesti diperlihatkan.
8.
Segenap hati, jiwa dan akal budi merupakan syarat
mutlak tidak bisa ditawar dalam mengasihi Tuhan dan sesama, dari situ akan
timbul kasih yang sempurna dari surga dan terpancar dari wajah yg berseri2.