Minggu, 15 Februari 2015

Jalan Keselamatan

                  Jalan Keselamatan     Minggu, 22 February 2015
Kej 9:8-15
8 Berfirmanlah Allah kepada Nuh dan kepada anak-anaknya yang bersama-sama dengan dia:9 "Sesungguhnya Aku mengadakan perjanjian-Ku dengan kamu dan dengan keturunanmu,10 dan dengan segala makhluk hidup yang bersama-sama dengan kamu: burung-burung, ternak dan binatang-binatang liar di bumi yang bersama-sama dengan kamu, segala yang keluar dari bahtera itu, segala binatang di bumi.11 Maka Kuadakan perjanjian-Ku dengan kamu, bahwa sejak ini tidak ada yang hidup yang akan dilenyapkan oleh air bah lagi, dan tidak akan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi."12 Dan Allah berfirman: "Inilah tanda perjanjian yang Kuadakan antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, yang bersama-sama dengan kamu, turun-temurun, untuk selama-lamanya:13 Busur-Ku Kutaruh di awan, supaya itu menjadi tanda perjanjian antara Aku dan bumi.14 Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan busur itu tampak di awan,15 maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah ada antara Aku dan kamu serta segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa, sehingga segenap air tidak lagi menjadi air bah untuk memusnahkan segala yang hidup.
1 Ptr 3:18-22
18 Sebab juga Kristus telah mati sekali untuk segala dosa kita, Ia yang benar untuk orang-orang yang tidak benar, supaya Ia membawa kita kepada Allah; Ia, yang telah dibunuh dalam keadaan-Nya sebagai manusia, tetapi yang telah dibangkitkan menurut Roh,19 dan di dalam Roh itu juga Ia pergi memberitakan Injil kepada roh-roh yang di dalam penjara,20 yaitu kepada roh-roh mereka yang dahulu pada waktu Nuh tidak taat kepada Allah, ketika Allah tetap menanti dengan sabar waktu Nuh sedang mempersiapkan bahteranya, di mana hanya sedikit, yaitu delapan orang, yang diselamatkan oleh air bah itu.21 Juga kamu sekarang diselamatkan oleh kiasannya, yaitu baptisan — maksudnya bukan untuk membersihkan kenajisan jasmani, melainkan untuk memohonkan hati nurani yang baik kepada Allah — oleh kebangkitan Yesus Kristus,22 yang duduk di sebelah kanan Allah, setelah Ia naik ke sorga sesudah segala malaikat, kuasa dan kekuatan ditaklukkan kepada-Nya.
Mrk 1:12-15
12 Segera sesudah itu Roh memimpin Dia ke padang gurun.13 Di padang gurun itu Ia tinggal empat puluh hari lamanya, dicobai oleh Iblis. Ia berada di sana di antara binatang-binatang liar dan malaikat-malaikat melayani Dia.14 Sesudah Yohanes ditangkap datanglah Yesus ke Galilea memberitakan Injil Allah,15 kata-Nya: "Waktunya telah genap; Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil!"
Pembahasan
Kej 9:8-15 Kisah Penyelamatan Nuh
Bagian ini menyatukan dua ceritera sejalan mengenai peristiwa yang sama. Cerita pertama berasal dari tradisi Yahwista. Ia bergaya bahasa hidup dan berwarna-warni dan merangkum Kej 6:5-8; 7:1-5,7-10 (berupa saduran), Kej 6:12,16,17,22; 8:2-3,6-12,13,20-22. Cerita kedua berasal dari tradisi Para Imam. Bahasa dan rumusannya lebih tepat dan lebih dipikirkan masak2, tetapi gaya bahasanya kurang menarik. Ia merangkum Kej 6:9-22; 7:6-11,13-16,18-21,24; 8:1-2,3-5,13,14-19; 9:1-17. Penyadur yg menyatukan kedua ceritera itu mempertahankan corak khas masing2 cerita. ia sama sekali tidak berusaha menghilangkan beberapa perbedaan antara kedua tradisi tsb. Ada juga terpelihara beberapa cerita mengenai air bah yg berasal dari Babel. Cerita2 itu sama dg yg tercantum dalam Alkitab. Alkitab tidak dari cerita2 Babel, namun bersumber pada tradisi asli itu berupa beberapa banjir dahsyat yg pernah melanda lembah sungai Tigris dan Efrat. Lama kelamaan  diperbesar sampai menjadi air bah yg melanda seluruh bumi. Hanya cerita KS memperkaya kisah rakyat asli itu dg ajaran mengenai keadilan dan kerahiman  Allah dan dg ajaran mengenai kedosaan manusia serta keselamatan yg dikaruniakan Allah kpd org benar (Ibr 11:7). Air bah merupakan penghakiman Allah dan mengibaratkan penghakiman di akhir zaman, Luk 17:26 dst; Mat 24:37 dst, sama spt keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada Nuh menjadi lambang keselamatan yg diperoleh manusia melalui baptisan, 1Ptr 3:20-21.Manusia diberikan satu lagi kesempatan untuk memulai sesuatu yg baru dari awal. Kesempatan dari Allah tsb seharusnya menjadi cambuk yg menyakitkan bagi kita. Betapa tidak, Allah yg telah kita kecewakan, malah melimpahkan semarak berkat-Nya. Allah tidak hanya memberi kesempatan, tetapi juga menitipkan ciptaan baruNya itu kepada kita. Sungguh penghormatan yg luar biasa! Perikop dibagi menjadi 2 bagian. Bagian pertama, ayat 1-7, yang memuat ttg mandat Allah kepada Nuh untuk menghuni, menguasai, dan memelihara bumi. Uraian ini tampaknya merupakan pengulangan dari pasal 1:1-2:4a, tentang riwayat penciptaan.( Pertama, perintah untuk memenuhi bumi (ayat 1,7) dan janji Allah untuk membuat ciptaan lain tunduk kepada manusia (Kej 9: 2), tepat seperti yang telah ucapkan Allah kepada Adam di pasal 1:28. Kedua, Allah memberi jaminan bahwa Ia akan mempertahankan kelangsungan hidup mereka (Kej9:5). Ketiga, Allah tetap mengklaim bahwa manusia adalah gambar Allah (Kej 9:6), merupakan penegasan ulang dari Kej1:26-27. Manusia masih diberi kehormatan untuk menyandang gambar Allah.) Bagian kedua adalah ayat 8-17. Allah memanggil segala makhluk hidup (Kej 9: 9,10) untuk mengadakan perjanjian dg Dia dalam alam ciptaan yang sudah dipulihkan. Isi perjanjian adalah bahwa Allah berjanji untuk tidak mendatangkan lagi air bah (Kej 9:11). Janji yang ditandakan dengan pelangi "busur" (Kej 9:12) ini mengandung pengertian bahwa seakan-akan Allah meletakkan senjata-Nya seraya mengumumkan damai. Pelangi melambangkan kasih pemeliharaan Sang Pencipta yang melingkupi (melengkung) di atas segala ciptaan.
1 Ptr 3:18-22 Menang dalam penderitaan
Bagian ini ada berbagai unsur syahadat iman: kematian Kristus, 1Ptr 3:18; turunnya ke dalam dunia org mati, 1Ptr 3:19; kebangkitanNya, 1Ptr 3:21; dudukNya di sebelah kanan Allah, 1Ptr 3:22; penghakiman org yg hidup dan yg mati, 1Ptr 4:5. Pada umumnya org tidak berbuat jahat kpd org yg berlaku baik dan benar kpdnya. Tetapi tidak selalu demikian. Bisa terjadi sebaliknya. Perbuatan baik yg kita lakukan dibalas dg perbuatan jahat sampai kita menderita. Petrus menegaskan, bila itu kita alami, kita harus tetap melakukan yg benar. Penderitaan meski membuat fisik kita terluka, tetap akan membuat kita berbahagia; krn kita sedang melakukan kehendak Allah. Petrus menekankan, apabila kita mengalami penderitaan krn kebenaran, kita harus memandang kpd Yesus. Ia sangat menderita krn dosa kita. Ia menderita meski Ia benar. Ia diperlakukan tidak adil meski Ia berlaku adil. Krn itu, kesediaan menderita ini pun seharusnya menjadi karakteristik kita. Dg meneladani Kristus, kita lebih siap meninggalkan cara hidup lama yg dikuasai hawa nafsu dan siap menanggung derita karena berbuat baik. Kita harus siap berlaku benar meski kita harus menderita. Menguduskan Kristus di dalam hati sbg Tuhan, adalah nasihat Petrus agar memiliki komitmen yg sungguh kpd Kristus. Siap sedia kapan pun dan di mana pun mempertgjwkan iman kita di hadapan siapa saja. Konteks ini adalah menjadikan hidup Yesus teladan dan sumber ketahanan org Kristiani ketika harus menderita krn kebenaran. Ini perlu kita jadikan tempat beranjak untuk mengerti ayat-ayat sulit yg diapitnya. Berarti yg ingin ditekankan Petrus dari Kristus ialah teladan, kemenangan dan dampak positif kematian-Nya. Bagian ini tidak mengajarkan bahwa sesudah kematian orang masih berkesempatan untuk bertobat dan diselamatkan. Petrus ingin menegaskan bahwa bahkan pada saat kematianNya, Kristus menang sebab rohNya tidak mati, tetapi bebas dan mewartakan kemenangan-Nya. Ttg ini, ada empat pendapat. Pertama, roh-roh terpenjara itu adalah anak2 Allah dan mereka yg jatuh ke dalam dosa. Kedua, proklamasi yg Kristus lakukan mirip tugas Nuh yg mengajarkan org2 zamannya untuk bertobat. Ketiga, roh-roh tsb adalah org2 pilihan Allah yg belum sempat mendengar Injil. Keempat, roh-roh tsb adalah org2 Yahudi yg terpenjara oleh Taurat dan menanti2kan Mesias. Entah mana yg tepat, yg pasti tidak ada kekuatan apa pun dapat menghentikan kemenangan dalam dan menurut Kristus. Ia rela menderita bahkan berkorban bagi org2 yg tidak benar, meski diriNya benar adanya. TubuhNya dapat dibunuh, tetapi rohNya tidak (1 Ptr 3:18). Itu sebab, Ia bangkit, naik ke surga dan dari sana memerintah segala sesuatu (1 Ptr 3:22). Dg mengacu kpd Tuhan Yesus, Petrus ingin mengobarkan harapan di dalam mereka yg sedang menderita karena Dia. Ia menang dalam kematianNya, mereka pun demikian.
Mrk 1:12-15 Baptisan dan pencobaan
Markus tidak berceritera dan barangkali tidak tahu akan ketiga percobaan yg dialami Yesus spt diceritakan Matius dan Lukas. Kedua penginjil itu memungut cerita itu dari salah satu sumber lain. Binatang2 liar yg disebut Markus mengingatkan zaman Mesias sebgm dinubuatkan beberapa nabi: damai sejahtera Firdaus dipulihkan, Yes 11:6-9, zaman Mesias juga dihubungkan dg padang gurun., Hos 2:16, sebab masa tinggalnya Israel di gurun dianggap masa bahagia dan baik, Am 5:25;Hos 2:17; Hos 11:1-4; Hos 12:10; Yer 2:2-3. Malaikat2 yg melayani Yesus melambangkan perlindungan dari pihak Allah, Maz 91:11-13 yg dikutip Mat 4:6 dsb. Yohanes menawarkan baptisan pertobatan bagi org2 yg mau diampuni dosanya. Banyak org yg merespons panggilan ini dg mengakui dosa dan memberi diri dibaptis. Lalu mengapa Yesus mau dibaptis juga? Ia bukan pendosa! Alkitab jelas mengatakan bahwa Ia adalah Anak Allah yg kudus, tak berdosa. Dari Injil Matius kita dapat mengetahui bahwa itu memang rancangan Allah bagi Yesus, yakni sbg identifikasi diri dg manusia yg berada dalam keberdosaan, kegagalan, dan kelemahan. Jadi keputusan Yesus untuk dibaptis berasal dari ketaatan-Nya. Baptisan merup perlambang dari pelayanan yg akan Yesus masuki: memungkinkan pendosa untuk bertobat, menemukan pengampunan, dan memasuki kehidupan baru. Baptisan Yesus mengungkapkan bahwa Yesus memiliki relasi dengan Bapa dan Roh Kudus. Bukti lain, Yesus menang terhadap pencobaan (ayat 12- 13). Roh Kudus tetap menyertai-Nya. Bukti apa lagi? Menurut kepercayaan Yahudi binatang2 buas dan liar tidak akan melukai org benar. Kepercayaan spt ini terekam dalam Ayub 5:22 dan juga terlihat dalam kehidupan Adam sebelum jatuh ke dalam dosa. Yesus hidup di tengah binatang buas juga menunjukkan bahwa Ia adalah Mesias. Yes 11:6-7 dan Hos 2:17 menubuatkan bahwa ketika Mesias datang, binatang2 akan hidup harmonis kembali. Juga perlindungan Allah terungkap, spt Dia melindungi Daniel (Dan 6:23), demikian juga Allah melindungi Yesus. Melalui dan di dalam peristiwa baptisan, kita menyaksikan penyataan diri Allah Tritunggal.BaptisanNya di sungai Yordan menggambarkan penderitaan yg akan Dia alami di kayu salib, ketika Ia memikul dosa dunia. Jua merup pernyataan kasihNya pada dunia yg terhilang. Saat Yesus keluar dari air baptisan, langit terbuka! Lalu ada manifestasi Roh Kudus dalam rupa burung merpati, dan Allah bersuara, menyatakan perkenanNya (Mrk1:11). Itu mempertegas identitas dan misi Yesus. Kemudian Yesus diterjunkan ke medan perang. Ia harus berhadapan dg si Iblis. Seperti baptisan, pencobaan juga memperlihatkan keberadaan Yesus sbg Anak Allah. Sbg anak2 Allah, kita telah dibaptis dan menghadapi pencobaan juga. Kiranya kemenangan Yesus melawan Iblis membangkitkan semangat kita untuk tidak kalah atau mengalah terhadap godaan si jahat. Ingatlah juga bahwa kemenangan Yesus di kayu salib atas maut dan Iblis telah menganugerahkan pada kita kehidupan yg berkemenangan. Sebab itu, jangan sia-siakan hidup dg menyerah pada pencobaan. Ingatlah bahwa kita memiliki kuasa Roh Kudus, yg dapat menjadi kekuatan bagi kita saat harus berperang dg pencobaan. Tujuan Markus menulis Injilnya adalah jelas untuk memberi laporan bahwa perkataan dan perbuatan Yesus menunjukkan bahwa Ia adalah Anak Allah (Mrk. 1:1). Tidak semua org melihat dan menerima bahwa Yesus adalah Anak Allah. Banyak yg menolakNya, meski tidak sedikit yg menerimaNya. Puncak penolakan adalah ketika Yesus disalibkan. Yesus disalib karena manusia tidak mau menerima kenyataan bahwa Yesus adalah Anak Allah.
Dari ketiga Bacaan Kami belajar bahwa:
1.       Dari jatuhnya manusia ke dalam dosa (Adam dan Hawa) masuk ke dunia Tuhan telah merencanakan sebuah plot kisah penyelamatan yang indah, yang panjang, tidak mudah, berliku, penuh perjuangan, hingga AnakNya sendiri yg datang.
2.       Nuh, terselamatkan dari bencana banjir ( scr geografis bumi kala itu sedang berkembang, shg air dapat keluar dari dalam bumi dan daratan bergerak mengerut dan memisahkan diri) merasakan kasih yang sungguh besar dari rencana penyelamatan umat manusia dan binatang (haram dan halal), shg terjadi kelangsungan hidup yang sungguh luar biasa artinya bagi pertumbuhan iman manusia sekarang ini, yang sadar akan karya keselamatan yang terus berlangsung hingga Yesus datang nanti ke dua kalinya.
3.       Penderitaan dan kematian Kristus tidak saja merup sumber bagi keselamatan kita, tetapi jua menjadi teladan yg harus kita tiru, bukti yg konkret bahwa Kasih Yesus, Bapa dan Roh Kudus adalah besar untuk karya penyelamatan manusia di dunia. Ia rela menderita bahkan berkorban bagi org2 yg tidak benar, meski diriNya benar adanya. Tubuh-Nya dapat dibunuh, tetapi rohNya tidak (1 Ptr 3:18).
4.       Petrus ingin menegaskan bahwa bahkan pada saat kematianNya, Kristus menang sebab rohNya tidak mati, tetapi bebas dan mewartakan kemenanganNya. Disini penegasan jalan keselamatan hanya ada pada Yesus sbg Mesias yg dijanjikan.
5.       Ingat kemenangan Yesus di kayu salib atas maut & Iblis telah menganugerahkan pada kita kehidupan yg berkemenangan penuh. Jangan pernah sia-siakan hidup dg menyerah pada pencobaan. Ingatlah akan kuasa Roh Kudus, yg dapat menjadi kekuatan bagi kita saat harus berperang dg pencobaan.
6.       Jalan keselamatan hanya bisa ditempuh dengan kelahiran baru (Yoh 3:3,7,melalui proses pelepasan kutuk), pertobatan, mengisi iman dengan Firman Tuhan tiap hari dan merenungkanNya siang dan malam, hingga pertobatan menjadikan kekudusan kita terus disempurnakan dalam kasih Yesus, hingga Dia bisa menerima kita (Why2:17: batu putih di dalam materai kitab kehidupan) di surga nanti.
7.       Dengan lahir baru semua akan dibukakan oleh Roh Kudus dalam diri kita, hingga kita dipimpin menuju terang Tuhan yang abadi, hanya tuntunan Roh Kudus lah semua orang bisa menerima keselamatan dalam Yesus.
8. Nuh, Petrus dan Injil Markus mengutarakan proses memperoleh jalan keselamatan, Nuh ditunjuk Tuhan untuk melepaskan dari bahaya banjir (obyek yang diselamatkan Tuhan), surat Petrus mengalami peneguhan dari murid Yesus yang ragu menjadi pendiri gereja dan menuliskan surat utk meneguhkan Yesus sebagai Mesias Putra Tuhan datang untuk menyelamatkan manusia melalui perjalanan salib yang berat dan menang atas semua itu, Markus lebih singkat menegaskan jalannya Keselamatan melalui sebuah padang pencobaan yang harus dilalui tiap manusia.
                            Ketahiran                Minggu 15 Februari 2015
Im 13:1-2,44-46
1 TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun:2 "Apabila pada kulit badan seseorang ada bengkak atau bintil-bintil atau panau, yang mungkin menjadi penyakit kusta pada kulitnya, ia harus dibawa kepada imam Harun, atau kepada salah seorang dari antara anak-anaknya, imam-imam itu.44 maka orang itu sakit kusta, dan ia najis, dan imam harus menyatakan dia najis, karena penyakit yang di kepalanya itu.45 Orang yang sakit kusta harus berpakaian yang cabik-cabik, rambutnya terurai dan lagi ia harus menutupi mukanya sambil berseru-seru: Najis! Najis!46 Selama ia kena penyakit itu, ia tetap najis; memang ia najis; ia harus tinggal terasing, di luar perkemahan itulah tempat kediamannya.
1 Kor 10:31-1 Kor 11:1
31 Aku menjawab: Jika engkau makan atau jika engkau minum, atau jika engkau melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah.32 Janganlah kamu menimbulkan syak dalam hati orang, baik orang Yahudi atau orang Yunani, maupun Jemaat Allah.33 Sama seperti aku juga berusaha menyenangkan hati semua orang dalam segala hal, bukan untuk kepentingan diriku, tetapi untuk kepentingan orang banyak, supaya mereka beroleh selamat.1 Jadilah pengikutku, sama seperti aku juga menjadi pengikut Kristus.
Mrk 1:40-45
40 Seorang yang sakit kusta datang kepada Yesus, dan sambil berlutut di hadapan-Nya ia memohon bantuan-Nya, katanya: "Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku."41 Maka tergeraklah hati-Nya oleh belas kasihan, lalu Ia mengulurkan tangan-Nya, menjamah orang itu dan berkata kepadanya: "Aku mau, jadilah engkau tahir."42 Seketika itu juga lenyaplah penyakit kusta orang itu, dan ia menjadi tahir.43 Segera Ia menyuruh orang itu pergi dengan peringatan keras:44 "Ingatlah, janganlah engkau memberitahukan apa-apa tentang hal ini kepada siapapun, tetapi pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam dan persembahkanlah untuk pentahiranmu persembahan, yang diperintahkan oleh Musa, sebagai bukti bagi mereka."45 Tetapi orang itu pergi memberitakan peristiwa itu dan menyebarkannya kemana-mana, sehingga Yesus tidak dapat lagi terang-terangan masuk ke dalam kota. Ia tinggal di luar di tempat-tempat yang sepi; namun orang terus juga datang kepada-Nya dari segala penjuru.
Pembahasan:
Im 13:1-2,44-46 Hukum Pentahiran
Bab ini memuat "Hukum Ketahiran" dan berikutnya, bab 17-26, menyatakan "Hukum Kekudusan". Kedua bag Imamat itu saling melengkapi. Dua-duanya meninjau tuntutan2 Allah yg sama, tetapi dari segi yg berbeda,negatip dan segi positipnya. Imamat 13 membahas soal pengenalan penyakit kusta serta keadaan sejenisnya di dalam diri seseorang dan pakaiannya. Pasal 14 membahas prosedur yg harus dilaksanakan pada saat sãra'at  dinyatakan menimpa seseorang dan tembok2 rumahnya. Imamat 13-14 menjelaskan peraturan bagi umat Israel untuk hidup kudus selama mereka mengembara di padang gurun. Hidup umat Israel harus memancarkan kekudusan sebagai hasil hubungan akrab dengan Allah. Allah ingin umat-Nya kudus karena Dia kudus (Im 11:45; 19:2; 20:26). Kekudusan bersumber dari menjaga hati kudus menyebar ke seluruh hidup yg kudus di hadapan Allah. Sebuah gejala pembusukan spt sakit kusta, Im 13:1, juga menjadikan org najis. Tetapi dg menekankan kesucian hati, Yer 1:16; Yer 33:8; bdk Mzm 51:12. para nabi melampaui ketahiran yg ditetapkan hukum ibadat Imamat ini. Dg menuntut kesucian hati itu para nabi menyiapkan pewartaan Yesus, Mat 15:10-20, yang membebaskan pengikut2Nya dari peraturan2 yg di masa Yesus hanya secara lahiriah dilaksanakan, Mat 23:24-26. Namun demikian, peraturan2 kuno mengenai tahir serta halal, najis dan haram itu tetap mengajar kita mengenai cita-cita kemurnian akhlak yg dimajukan dg peraturan2 yg bernada positip.  Kata "kusta" dalam pengertian orang Ibrani di zaman dahulu mencakup berbagai penyakit kulit atau penyakit pada bagian luar tubuh, Im 13:1-44. Ke dalam istilah "kusta" termasuk pula jamuran pada pakaian atau dinding, Im 13:47-59; 14:33-53. Hanya para imam berhak menentukan apakah "penyakit kusta" ada atau tidak sudah sembuh tidaknya: mereka juga menetapkan tindakan yg harus diambil untuk mencegah "penyakit" itu dari menular. Peraturan hidup kudus dimulai dengan ketahiran diri dari penyakit yang disebut kusta. Penyakit ini tidak sama dengan kusta yang kita kenal sekarang (kusta jenis Hansen). Penyakit kusta dalam nas ini lebih mengarah pada penyakit kulit. Apa yang membedakan penyakit kulit biasa dari penyakit kusta? Jika penyakit itu mengenai kulit saja dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain, maka itu bukan kusta (13:2-8). Sebaliknya, kalau penyakit itu masuk dalam daging (ayat 3-4, 20, 25) dan merusak jaringannya dengan menumbuhkan daging liar (ayat 10, 14-15), itu adalah penyakit kusta. Peraturan2 pegangan imam dalam hal itu, di sini dibukukan. Ini semua peraturan praktis yang berlatarbelakang adat istiadat primitip. Tetapi dalam agama Israel semua mendapat makna keagamaan, oleh karena peraturan2 itu menetapkan apa yang "najis" (menghalangi hub dengan Tuhan). Upacara pemasukan kembali ke dalam masyarakat diganti dg upacara yg diserupakan dg korban penghapusan dosa, Im 14:1-31, 49-53. Dalam rangka itu "dosa" berarti: dirusaknya daya hidup yang bersumberkan Allahnya Israel. Dengan keterbatasan kemampuan untuk mendiagnosis penyakit pada zaman Musa, maka peraturan2 yg ditetapkan cukup berhasil guna untuk mengatasi masalah yg timbul akibat penyakit kusta yg sesungguhnya maupun keadaan sejenis lainnya.
1 Kor 10:31-1 Kor 11:1 Pengikut Sejati Yesus
Salah satu masalah yg dihadapi Gereja di Korintus ialah penyembahan berhala. Waktu itu kota Korintus terkenal dg kuil2 penyembahan berhala. Untuk org bukan Kristen, menyembah berhala adalah lumrah. Tetapi tidak untuk pengikut Kristus. Allah yang hidup itu dulu telah menyatakan "Jangan ada padamu ilah lain di hadapan-Ku" (Kel. 20:3).Daging persembahan berhala ialah sisa2 dari hewan yg dikurbankan kepada dewa2 kafir. Apakah hewan itu dipersembahkan sbg kurban pribadi maupun kurban umum, bagian2 tertentu dari daging yg tersisa adalah untuk pihak yg memberikan kurban itu. Jika hewan itu dikurbankan sbg persembahan pribadi, maka daging sisanya bisa dimanfaatkan untuk hidangan pesta dg mengundang para kerabat pihak yg mempersembahkan kurban. Jika hewan itu dikurbankan sbg persembahan umum, maka daging yang tersisa, sesudah bagian2 yg diinginkan diambil oleh para pejabat, bisa dijual ke pasar untuk dijual kembali kepada penduduk kota itu. Masalah2 yang timbul kemudian adalah ini: (1) Bolehkan seorang Kristen ikut memakan daging yang telah dipersembahkan kepada allah palsu di dalam suatu pesta orang kafir? (2) Bolehkah seorang Kristen membeli dan memakan daging dari hewan yang sebelumnya telah dipersembahkan kepada berhala? (3) Ketika diundang ke rumah seorang sahabat, bolehkah seorang Kristen ikut memakan daging yang sebelumnya telah dipersembahkan kepada berhala?  Allah yang hidup itu kini telah sepenuhnya nyata dalam Kristus. Orang Kristiani bukan saja percaya ttg Kristus, tetapi dalam Kristus. Bagaimana mungkin yg telah satu dengan Kristus, ikut lagi menyembah hal yang bukan Allah? Sikap Kristiani dalam masyarakat kafir. Dg melarang Kristiani menyembah berhala, Paulus bukan sedang mengakui bahwa berhala sungguh hidup. Percaya kepada berhala adalah sia-sia dan mengundang murka Allah sebab berhala hanya patung yg mati yg diperalat roh-roh jahat untuk mengalihkan iman manusia yg seharusnya ditujukan kpd Allah. Memang daging yg diperjualbelikan di pasar di kota Korintus adalah daging yg telah dipersembahkan kepada berhala. Namun, ada juga daging yang tidak. Namun org2 Yahudi mempunyai pasar sendiri untuk itu. Di tengah maraknya org memilih makanan yang boleh dan tidak boleh di makan, Paulus memberitakan kabar sukacita yaitu bahwa semua makanan di dunia ini boleh dimakan termasuk yang telah dipersembahkan kepada berhala (1 Kor 10:26). Namun, Paulus juga memberitahukan kepada org2 di Korintus, kalau ada orang yang memberitahu bahwa makanan itu telah dipersembahkan kepada berhala, janganlah memakan makanan itu. Karena itu akan menjadi batu sandungan bagi org yg ada di sekitarnya (1 Kor 10:28,32). Paulus mengajak di sana untuk tidak mementingkan diri sendiri,harus melihat kepentingan orang lain juga. Terlebih lagi Paulus mengajak jemaat Korintus (masa kini) agar dalam melakukan segalanya bagi kemuliaan Allah, supaya yg berada di sekitarnya, beroleh selamat (1 Kor 10:31,32). Saat ini, kita tidak di tengah2 beragam agama, dan budaya. Karena itu janganlah hidup untuk diri sendiri.
Mrk 1:40-45 Cari dulu kehendak Tuhan
Pelayanan di Galilea ditandai dg pemberitaan Injil, yaitu ketika Kristus scr sistematis memberitakan amanat-Nya ke setiap pelosok dari Galilea. Pada bagian ini yg dilukiskan adalah pelayanan di Kapernaum dan daerah pedesaan Galilea, dg penekanan lebih besar pada Kapernaum. Mrk 1:21-34 merup gambaran dari kegiatan suatu hari di kota kecil di tepi laut itu. Popularitas disukai banyak orang. Seorang artis baru akan melakukan banyak cara agar dia bisa populer dan menjadi laris. Org yg bukan artis senang juga bila bisa populer. Seorang pendeta pun pasti senang bila terkenal dan banyak diminta untuk berkhotbah di mana-mana. Namun Yesus menunjukkan bahwa popularitas bukanlah segalanya, bila itu tidak sesuai dg tujuan Allah dalam hidupNya. Peristiwa di Bait Allah rupanya menjadi buah bibir di Kapernaum. Akibatnya, menjelang malam, seluruh penduduk kota berkerumun di depan pintu rumah Simon dan Andreas. Mereka membawa org2 yg sakit dan kerasukan setan (Mrk1:32). Bila seluruh penduduk kota minta dilayani, bisa dibayangkan berapa jam waktu yang diperlukan Yesus untuk menangani mereka. Penyembuhan yang Yesus lakukan lahir dari belas kasih terhadap mereka yang menderita. Ia mengusir setan karena setan tak berhak mendominasi hidup manusia atau membuat manusia menderita. Sampai keesokan pagi, org Kapernaum masih mencari-cari Yesus. Murid2 yg takjub dengan antusiasme penduduk kota jadi bersemangat mencari Yesus. Pada masa Yesus hidup, sudah merup tradisi bila org yg berpenyakit kusta diasingkan masyarakat. Selain takut tertular (menurut hukum Musa)orang kusta itu najis dan dikutuk Allah (Im 13:45-46). Bagaimana sikap Yesus ketika berhadapan dg orang kusta? Yesus tidak mengusir atau menjauh. Yesus justru menggerakkan tanganNya ke arah org kusta itu lalu menyentuhnya. Dapat kita bayangkan kegemparan yg terjadi krn reaksi org2 yang melihat perbuatan ini. Mengapa Yesus mau menyentuhnya? Krn belas kasihan (Mrk 1:41). Belas kasihan Yesus menyembuhkan dan mengalahkan segala-galanya. Ketika orang kusta sembuh Yesus memberikan dua bentuk perintah padanya. Pertama, ia harus melakukan hukum Musa, yaitu menghadap imam agar imam dpt menyatakannya sbg org sehat. Tanpa pernyataan resmi ini sulit baginya diterima masyarakat. Kemudian, ia harus memberikan persembahan syukur spt yang diatur hukum Musa (Im 14:1-32). Kedua, Yesus melarangnya untuk memberitakannya kpd org lain. Sebenarnya org yg mengenalNya, tanpa diberitahu pun menyadari perubahan yg terjadi pada tubuhnya. Jadi, mengapa harus dilarang? Krn Yesus tidak ingin dikenal sbg tabib penyembuh. Yesus adalah Mesias dan Anak Allah. Namun, org kusta ini tidak taat. Akibatnya pekerjaan dan pelayanan Yesus menjadi terhalang. Ketidaktaatan selalu menghambat pelayanan Yesus. (Mrk1:45). Dg antusias pula mereka memberitahu ttg org banyak yg mencari-cari Dia. Namun respons Yesus di luar dugaan. Saat itu Yesus malah mengajak mereka pergi ke kota lain (Mrk1:38). Para murid tampaknya belum memahami misi Yesus di dunia ini: bukan untuk memenuhi keinginan org banyak melainkan untuk menggenapkan rancangan Allah. Kehilangan orientasi hidup dapat terjadi bila kita menjadikan kepuasan orang lain sbg tujuan hidup. Mungkin saja dg begitu kita jadi disukai orang banyak dan populer. Namun apakah dg jalan demikian kita sudah menyenangkan Allah? Lalu dg cara apa agar kita tetap berjalan di jalur yg benar? Lihat apa yg Yesus lakukan. Ia menyediakan waktu untuk bersendiri dengan Allah guna mencari kehendak-Nya.  
Dari ketiga Bacaan Kami belajar bahwa:
1.       Hidup umat Israel harus memancarkan kekudusan sebagai hasil hubungan akrab dengan Allah. Allah ingin umat-Nya kudus karena Dia kudus (Im 11:45; 19:2; 20:26).
2.       Dg menuntut kesucian hati itu para nabi menyiapkan pewartaan Yesus, Mat 15:10-20, yg membebaskan pengikut2Nya dari peraturan2 yg di masa Yesus hanya secara lahiriah dilaksanakan, Mat 23:24-26. Namun demikian, peraturan2 kuno mengenai tahir serta halal, najis dan haram itu tetap mengajar kita mengenai cita-cita kemurnian akhlak yang dimajukan dg peraturan2 yg bernada positip. 
3.       Tugas para imam dulu penting, krn apa yg najis tidak dapat berada ditengah perkemahan Israel. Hal ini bukan karena alasan kesehatan, namun karena kesucian Tuhan. Apa yang najis harus dimusnahkan ataupun dianggap mati dan terpisah dari komunitas kehidupan. Mengakibatkan dampak para penderita penyakit kulit akan berduka, meratap , merobek-robek pakaian, membiarkan rambut terurai serta menutup muka sambil berseru : “Najis-najis” (Im13:45).
4.       Penyakit kusta yg merusak jaringan daging dan menyebar ke seluruh tubuh melambangkan dosa yg merusak inti kehidupan dan menyebar ke seluruh aspek kehidupan. Seorang kusta menjadi najis dan memerlukan pertolongan yang lebih daripada pertolongan medis. Syukur kepada Tuhan,pengudusan Kristus mentahirkan kenajisan dosa.
5.       Waktu kota Korintus dulu terkenal dg kuil2 penyembahan berhala,adalah lumrah (bagi non Kristirani). Tetapi tidak untuk pengikut Kristus. Allah yang hidup itu dulu telah menyatakan "Jangan ada padamu ilah lain di hadapan-Ku" (Kel. 20:3-5). Allah yang hidup itu nyata dalam Kristus. Orang Kristiani bukan saja percaya tentang Kristus, tetapi dalam Kristus. Bagaimana mungkin yang telah satu dengan Kristus, ikut lagi menyembah hal yang bukan Allah? Apakah anda masih berdoa di depan patung (apapun bentuknya Yesus/Maria), apakah tidak takut akan kutukan Tuhan?
6.       Pentahiran/ keadaan sembuh dari sebuah penyakit kulit yg buruk (tdk kudus), menjadikan seorg merasakan pemulihan kesehatan yang menyegarkan jiwa, meninggalkan kekotoran adalah esensi dari pentahiran Yesus akan manusia.
7.       Pentahiran berarti penyucian/ pembersihan rohani, menjadikan kita bersih dari dosa dan segala kenajisan duniawi.

8.       Sifat yg buruk dalam diri manusia perlu dibersihkan, seperti perasaan kita yang telah sembuh dari sebuah penyakit yang akut dan setelah bersih kita selalu disirami FT sehingga apa yg kurang menjadikan kita murni seperti emas, shg layak bagi Surga yg suci dan kudus.

Pemberitaan Injil

                 Pemberitaan Injil   Minggu, 8 February 2015
Ayb 7:1-4,6-7
1 "Bukankah manusia harus bergumul di bumi, dan hari-harinya seperti hari-hari orang upahan?2 Seperti kepada seorang budak yang merindukan naungan, seperti kepada orang upahan yang menanti-nantikan upahnya,3 demikianlah dibagikan kepadaku bulan-bulan yang sia-sia, dan ditentukan kepadaku malam-malam penuh kesusahan.4 Bila aku pergi tidur, maka pikirku: Bilakah aku akan bangun? Tetapi malam merentang panjang, dan aku dicekam oleh gelisah sampai dinihari.6 Hari-hariku berlalu lebih cepat dari pada torak, dan berakhir tanpa harapan.7 Ingatlah, bahwa hidupku hanya hembusan nafas; mataku tidak akan lagi melihat yang baik.
1 Kor 9:16-19,22-23
16 Karena jika aku memberitakan Injil, aku tidak mempunyai alasan untuk memegahkan diri. Sebab itu adalah keharusan bagiku. Celakalah aku, jika aku tidak memberitakan Injil.17 Kalau andaikata aku melakukannya menurut kehendakku sendiri, memang aku berhak menerima upah. Tetapi karena aku melakukannya bukan menurut kehendakku sendiri, pemberitaan itu adalah tugas penyelenggaraan yang ditanggungkan kepadaku.18 Kalau demikian apakah upahku? Upahku ialah ini: bahwa aku boleh memberitakan Injil tanpa upah, dan bahwa aku tidak mempergunakan hakku sebagai pemberita Injil.19 Sungguhpun aku bebas terhadap semua orang, aku menjadikan diriku hamba dari semua orang, supaya aku boleh memenangkan sebanyak mungkin orang. 22 Bagi orang-orang yang lemah aku menjadi seperti orang yang lemah, supaya aku dapat menyelamatkan mereka yang lemah. Bagi semua orang aku telah menjadi segala-galanya, supaya aku sedapat mungkin memenangkan beberapa orang dari antara mereka.23 Segala sesuatu ini aku lakukan karena Injil, supaya aku mendapat bagian dalamnya.
Mrk 1:29-39
29 Sekeluarnya dari rumah ibadat itu Yesus dengan Yakobus dan Yohanes pergi ke rumah Simon dan Andreas.30 Ibu mertua Simon terbaring karena sakit demam. Mereka segera memberitahukan keadaannya kepada Yesus.31 Ia pergi ke tempat perempuan itu, dan sambil memegang tangannya Ia membangunkan dia, lalu lenyaplah demamnya. Kemudian perempuan itu melayani mereka.32 Menjelang malam, sesudah matahari terbenam, dibawalah kepada Yesus semua orang yang menderita sakit dan yang kerasukan setan.33 Maka berkerumunlah seluruh penduduk kota itu di depan pintu.34 Ia menyembuhkan banyak orang yang menderita bermacam-macam penyakit dan mengusir banyak setan; Ia tidak memperbolehkan setan-setan itu berbicara, sebab mereka mengenal Dia.35 Pagi-pagi benar, waktu hari masih gelap, Ia bangun dan pergi ke luar. Ia pergi ke tempat yang sunyi dan berdoa di sana.36 Tetapi Simon dan kawan-kawannya menyusul Dia;37 waktu menemukan Dia mereka berkata: "Semua orang mencari Engkau."38 Jawab-Nya: "Marilah kita pergi ke tempat lain, ke kota-kota yang berdekatan, supaya di sana juga Aku memberitakan Injil, karena untuk itu Aku telah datang."39 Lalu pergilah Ia ke seluruh Galilea dan memberitakan Injil dalam rumah-rumah ibadat mereka dan mengusir setan-setan.
Pembahasan:
Ayb 7:1-4,6-7 Jangan lari dari Tuhan.
Ayub kini berpaling dari teman2nya, yg rupanya tidak mengerti, dan berdoa kpd Tuhan. Perhatian Ayub yg terbesar selama semua percakapan adalah ttg Allah. Hati Ayub tidak pernah berpaling dari Allah yg dikasihinya.  Karena dialog antara Ayub dg sahabat2nya terkait dg keluhan Ayub dan bukan secara langsung dg penderitaan yg dialaminya, maka misi dari para sahabat lebih merup usaha penghakiman daripada penghiburan pastoral, dan ini makin nyata dalam siklus pembicaraan selanjutnya. Sekali lagi, di dalam permohonan banding Ayub kpd mahkamah tertinggi mengingat keputusan2 manusia tidak sesuai dg keadaan, yg terungkap dalam kerinduan Ayub yang mendalam utk membela dirinya di hadapan Tuhan,perdebatan tsb sampai membuat Allah harus menampakkan diri. Kehidupan ini merupakan rangkaian hari-hari di mana manusia mengharapkan datangnya, malam yg sejuk dan malam2 penuh kegelisahan di mana manusia mengharapkan datangnya pagi, sebuah lingkaran kesedihan dan keputusasaan (Ayb 7:1-6). Dg mengacu kpd kefanaan manusia yg dimunculkan oleh Elifas, Ayub kembali mengutarakan keluhannya. (Ayb 7:12a). Kitab Ayub membantah keyakinan ini.  Memang, Kitab Ayub penuh dg kepedihan dan barang siapa membacanya dg saksama, akan merasakan kepedihan yg dalam itu. Pasal 6 dan 7 merupakan salah satu bagian yg paling menyedihkan dari Kitab Ayub dan bahkan dari seluruh Alkitab. (Ayb 6:9,10;Ayb 7:16,20). Mendekatkan diri kpd Tuhan berarti kita membawa semua kepedihan, kebingungan, dan kekecewaan ini kepada-Nya. Dalam ketidakmengertian ttg penderitaan yang dialaminya, Ayub tidak lari dari Tuhan, justru sebaliknya, ia mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Tuhan menciptakan manusia sebagai makhluk paradoksal. Ini menegaskan keistimewaan manusia sampai2 Allah menyebut manusia gambar dan rupaNya sendiri; satu-satunya ciptaan Allah yg memiliki hakikat dan kedudukan sangat mulia. Di satu pihak ia menyadari dirinya adalah makhluk yg terbelenggu oleh waktu (Ayb 7:2,3), tidak bersifat abadi, hidup dalam realitas yg keras (Ayb 7:4-6). Jiwa dan raganya mengalami keresahan dan kesakitan. Namun, di pihak lain ia menyadari bahwa sebenarnya manusia agung di mata Tuhan (Ayb 7:17). Cita2 Allah menjadikan manusia menjadi agung serasi dengan kemuliaan-Nya, menjadi motivasi mengapa Allah menjaga (Ayb7:12), mendatangi sampai manusia terkejut (Ayb7:13), memperhatikan (Ayb7:17), menyertai (Ayb7:18), dan menyoroti sepak terjangnya (Ayb7:19). Kemuliaan itu terlalu berat bagi makhluk fana ini.
1 Kor 9:16-19,22-23  Hak rasul dan pemberitaan Injil. 
Dalam soal daging yg dipersembahkan kpd berhala itu, kasih kepada sesama harus diutamakan dari kebebasan hati nurani sendiri. Paulus dalam bab ini memperlihatkan bgm karena kasihnya kepada sesama, manusia meninggalkan banyak hak yg diberikan kepadanya berkat tugasnya sbg rasul. Di sini Paulus tidak menyimpang dari pokok pembahasan. Dia justru mengilustrasikan prinsip2 yg baru saja dikemukakan dg mengacu kpd pengalamannya sendiri. Selaku seorang rasul dan seorg yg juga memiliki kebebasan kristiani, dia dapat meminta dukungan keuangan dari org2 kepada siapa dia memberitakan Injil (1Kor 9:1-14). Akan tetapi sebetulnya dia tidak menggunakan haknya itu untuk memperoleh keuntungan (1 Kor 9:15-23). Keputusan semacam itu menuntut adanya disiplin pribadi dan kerelaan untuk hidup berkekurangan (1 Kor 9:24-27). Jemaat di Korintus tentu saja diharapkan untuk menerapkan pelajaran ttg penyangkalan diri dan disiplin diri ini thdp masalah makan daging yg dipersembahkan kepada berhala. Pada masa perkembangan gereja saat ini, tidak dapat dipungkiri bahwa sering sekali kita mendengar rumor tak sedap ttg hamba Tuhan yg memasang tarif dalam pelayanannya. Sering kita jumpai hamba Tuhan yg diperlakukan jemaat yang dilayaninya seolah kuda beban. Ia harus bekerja giat melayani dengan baik. Bila tidak, segudang cercaan dan gosip segera diberondongkan kepadanya. Meski mereka dituntut melayani sedemikian, jerih lelah mereka sering hanya dianggap pengabdian. Kesejahteraan hidupnya mungkin tidak diperhatikan dengan baik. Paulus menasihati jemaat agar tidak hanya cepat menuntut tetapi juga sigap menghargai dan memenuhi kewajiban dengan baik. Kalau rumor itu benar, maka para hamba Tuhan harus meneladani Paulus dalam pelayanannya sbg hamba Tuhan, yg tidak pamrih meskipun ia juga tidak menentang jemaat yg memberi dan hamba Tuhan yg menerima. Jemaat Korintus menyangsikan kerasulan Paulus karena ia tidak mau menerima bayaran dari mereka. Pada masa itu, di dunia Yunani- Romawi, ada banyak guru agama dan filsuf yg menghidupi diri mereka sendiri dari menerima bayaran, tetapi ada juga yg menghidupi diri mereka tanpa menerima bayaran, khususnya para filsuf. Tindakan Paulus menolak bayaran berarti menolak tunduk pada si pembayar. Hal ini menyebabkan Paulus dihujat. Paulus membela dirinya dg mengatakan bahwa kerasulannya itu terbukti dari buah2 yg dilihat dan dinikmati oleh jemaat Korintus (1 Kor 9:1,2). Jemaat Korintus adalah buah pelayanan Paulus. Seharusnya Paulus berhak menuntut dukungan mereka. Tetapi karena ada penginjil lain, jemaat itu agaknya lupa akan Paulus. Sebagai pelayan Tuhan yang baik, Paulus tidak undur karena kecewa, walau itu tentu menyakitkan. Apa kunci ketahanan Paulus? Ia memandang pelayanannya adalah bagi Tuhan dan demi perkembangan jemaat-Nya. Hanya satu obat penawar racun kekecewaan dalam pelayanan: pandanglah Kristus yang empunya pelayanan dan yang berhak menerima pengabdian terbaik kita. Lebih lanjut, sbg seorang rasul, Paulus memiliki sejumlah hak sebgm rasul2 lainnya (1 Kor9:4,5). Paulus menyatakan bahwa dirinya berhak menerima bayaran dari jemaat Korintus dg berdasarkan: [1] pikiran logis manusia (1 Kor9:6-8); [2] firman Tuhan PL (1 Kor9:9-10) yang intinya adalah setiap pelayan jemaat berhak mendapatkan upahnya dari jemaat yg bersangkutan (1 Kor 9:11-12a). Namun, Paulus menolak upah mereka karena ia tidak mau menjadi batu sandungan dalam penginjilan. Mengapa? Karena: [1] bagi Paulus pemberitaan Injil adalah tugas; [2] Injil yg dia beritakan memiliki makna lebih penting daripada upah yang berhak diterimanya. Sikap Paulus tsb semakin menjelaskan kepada kita bahwa upah yang paling penting bagi Paulus adalah upah kebebasan untuk tidak menerima upah demi Injil (1 Kor 9:18).
Mrk 1:29-39 Cari dulu kehendak Tuhan
Pelayanan di Galilea ditandai dg tiga perjalanan pemberitaan Injil, yaitu ketika Kristus scr sistematis memberitakan amanat-Nya ke setiap pelosok dari Galilea. Perjalanan pertama dilaporkan oleh Markus adalah pelayanan di Kapernaum dan daerah pedesaan Galilea, dg penekanan pada kapernaum. Mrk 1:21-34 merupakan gambaran dari kegiatan suatu hari di kota kecil di tepi laut itu. Nama-nama seperti Samuel, Elia, Elisa, Yesaya, Yehezkiel, Daniel adalah nabi yang tidak asing bagi orang Israel. Sebagian dari mereka tampil seperti sesama mereka manusia biasa. Sebagian tampil agak unik,ini dilakukan oleh Yehezkiel dan Yohanes Pembaptis. Kita patut bersyukur bahwa Allah bicara melalui para nabi. Yesus adalah Nabi atas segala nabi. HidupNya sepenuhnya serasi dan menggenapi firman Allah. Yesus adalah wujud dari panggilan, arahan, sapaan, teguran, ungkapan kasih, penggenapan janji keselamatan Allah bagi manusia. Itulah maksudnya dikatakan bahwa Ia memberitakan Injil.  Popularitas disukai banyak orang. Seorang artis baru akan melakukan banyak cara agar dia bisa populer dan menjadi laris. Orang yg bukan artis senang juga bila bisa populer. Seorang pendeta pun pasti senang bila terkenal dan banyak diminta untuk berkhotbah di mana-mana. Namun Yesus menunjukkan bahwa popularitas bukanlah segalanya, bila itu tidak sesuai dg tujuan Allah dalam hidupNya. Peristiwa di Bait Allah rupanya menjadi buah bibir di Kapernaum. Akibatnya, menjelang malam, seluruh penduduk kota berkerumun di depan pintu rumah Simon dan Andreas. Mereka membawa orang2 yg sakit dan kerasukan setan (Mrk1:32). Bila seluruh penduduk kota minta dilayani, bisa dibayangkan berapa jam waktu yg diperlukan Yesus untuk menangani mereka. Dalam pelayanan-Nya, Yesus tidak hanya mengajar banyak orang. Yesus juga menyembuhkan banyak orang, termasuk ibu mertua Simon, yang menderita sakit demam (Mrk1:30). Lazimnya orang yang baru sembuh dari sakit, badan terasa lemah, karena itu diperlukan waktu beberapa lama untuk beristirahat dan mengembalikan kondisi tubuh. Tetapi, tampaknya ini tidak berlaku bagi ibu mertua Simon. Segera setelah disembuhkan ia langsung melayani Yesus (Mrk1: 31). Ini memberi indikasi bahwa penyembuhannya segera dan sempurna. Penyembuhan yg Yesus lakukan lahir dari belas kasih thdp mereka yang menderita. Tidak hanya org sakit, org2 yang kerasukan setan pun dibawa kepada Yesus untuk disembuhkan dan dilepaskan dari cengkeraman setan (Mrk1:32,34). Dalam Mrk 1:24, setan bahkan menyapa Yesus sebagai 'Yang Kudus dari Allah'. Tetapi, Yesus membentaknya untuk tidak bicara.Menarik untuk dicatat bahwa Yesus tidak memperbolehkan setan2 untuk berbicara meski mereka mengenal Yesus. Ia mengusir setan krn setan tak berhak mendominasi hidup manusia atau membuat manusia menderita. Yesus menolak kesaksian setan dan roh-roh jahat, karena kesaksian mereka tidak lahir dari kesadaran dan suka rela. Mereka mengenal siapa Yesus, tetapi mereka tidak mau hidup taat terhadap Yesus. Inilah iman model ala setan (Yak 2:19): mengenal Yesus bahkan beribadah di rumah ibadat, tetapi tidak mau taat kepada kehendak Yesus; percaya pada Yesus, tetapi hidup menurut kehendak sendiri. Sampai keesokan pagi, org Kapernaum masih mencari-cari Yesus. Murid2 yg takjub dg antusiasme penduduk kota jadi bersemangat mencari Yesus. Dengan antusias pula mereka memberitahu tentang orang banyak yang mencari-cari Dia. Namun respons Yesus di luar dugaan. Saat itu Yesus malah mengajak mereka pergi ke kota lain (Mrk1:38). Para murid tampaknya belum memahami misi Yesus di dunia ini: bukan untuk memenuhi keinginan orang banyak melainkan untuk menggenapkan rancangan Allah. Kehilangan orientasi hidup dapat terjadi bila kita menjadikan kepuasan orang lain sbg tujuan hidup. Mungkin saja dg begitu kita jadi disukai orang banyak dan populer. Namun apakah dg jalan demikian kita sudah menyenangkan Allah? Lalu bgm cara agar kita tetap berjalan di jalur yang benar? Lihat apa yang Yesus lakukan. Di tengah kesibukan pelayanan, Yesus berdoa (Mrk 6:46 dan Mrk 14:35). Mengapa Yesus harus berdoa? Doa adalah komunikasi dengan Allah. Melalui doa, Yesus menyatakan dua hal. Pertama, relasi-Nya dengan Allah sangat intim. Kedua, Yesus menyatakan ketergantungan-Nya kepada Allah.Ia menyediakan waktu untuk bersendiri dengan Allah guna mencari kehendak-Nya.
Dari Ketiga bacaan kami belajar bahwa:
1.       Bagi Ayub perdebatan itu bukan merupakan penyelidikan yg obyektif ttg penderitaan pada umumnya, melainkan suatu fase baru yg lebih menyakitkan dari penderitaannya. Para sahabat ikut membantu serta bersekongkol dg Iblis dalam memusuhi Allah dan menggelapkan jalan hikmat bagi Ayub.
2.       Kehidupan manusia, khususnya Ayub, adalah bagaikan pertempuran berat utk seorang prajurit / pekerjaan berat dan melelahkan untuk seorang petani. Kehidupan ini merupakan rangkaian hari-hari di mana manusia mengharapkan datangnya, malam yg sejuk dan malam2 penuh kegelisahan di mana manusia mengharapkan datangnya pagi, sebuah lingkaran kesedihan dan keputusasaan (Ayb 7:1-6).
3.       Dalam ketidakmengertian ttg penderitaan yg dialaminya, Ayub tidak lari dari Tuhan, justru sebaliknya, ia mendekatkan dirinya kepada Tuhan. Manusia hendaknya bercermin dari kitab ini dan sikap Ayub yg berserah penuh.
4.       Wawasan Ayub ini dalam, perlu kita tangkap dan tanggapi dengan benar. Semua kita terbatas, ada kekurangan, dan memiliki banyak simpul-simpul rapuh. Akan tetapi, Allah memiliki rencana agung untuk setiap kita.
5.       Tindakan Paulus menolak bayaran berarti menolak tunduk pada si pembayar. Hal ini menyebabkan Paulus dihujat. Paulus membela dirinya dg mengatakan bahwa kerasulannya itu terbukti dari buah2 yg dilihat dan dinikmati oleh jemaat Korintus (1 Kor 9:1,2). Jemaat Korintus adalah buah pelayanan Paulus. Dia berhak menuntut dukungan mereka. Seharusnya Hamba Tuhan meneladan sikapnya dalam melayani bukan utk dilayani (menentukan waktu dan tempat)
6.       Markus mengajak kita mendekat kpd pribadi Yesus. Bukan kepada sekumpulan ajaran belaka. Keterpukauan org2 yg mengenal Yesus itu disampaikan kpd kita agar kita berani datang mendekat dan mendengarkanNya. Dalam memberi pengajaran Markus juga memperlihatkan, Yesus juga menyingkirkan pengaruh roh jahat yang mengancam kita. Inilah kebesaranNya. Inilah kuasaNya dan kita diajak mendekat padaNya.

7.       Pemberitaan Injil kini telah tersebar ke seluruh dunia, hanya jumlahnya kini makin menurun karena tidak digiatkan untuk membaca Kitab Suci. Mengerti apa isiNya, apa perintahNya, apa gunaNya, apa kebenaran yang ada di dalamNya. Bila umat mengerti semua ini untuk kehidupan keseharian manusia di dunia, mereka pasti membacaNya dengan bersemangat.Injil adalah kompas hidup untuk mencapai surga yang abadi.

Minggu, 01 Februari 2015

                        Kuasa Yesus              Minggu, 1 February 2015
Ul 18:15-20
15 Seorang nabi dari tengah-tengahmu, dari antara saudara-saudaramu, sama seperti aku, akan dibangkitkan bagimu oleh TUHAN, Allahmu; dialah yang harus kamu dengarkan.16 Tepat seperti yang kamu minta dahulu kepada TUHAN, Allahmu, di gunung Horeb, pada hari perkumpulan, dengan berkata: Tidak mau aku mendengar lagi suara TUHAN, Allahku, dan api yang besar ini tidak mau aku melihatnya lagi, supaya jangan aku mati.17 Lalu berkatalah TUHAN kepadaku: Apa yang dikatakan mereka itu baik;18 seorang nabi akan Kubangkitkan bagi mereka dari antara saudara mereka, seperti engkau ini; Aku akan menaruh firman-Ku dalam mulutnya, dan ia akan mengatakan kepada mereka segala yang Kuperintahkan kepadanya.19 Orang yang tidak mendengarkan segala firman-Ku yang akan diucapkan nabi itu demi nama-Ku, dari padanya akan Kutuntut pertanggungjawaban.20 Tetapi seorang nabi, yang terlalu berani untuk mengucapkan demi nama-Ku perkataan yang tidak Kuperintahkan untuk dikatakan olehnya, atau yang berkata demi nama allah lain, nabi itu harus mati.
1 Kor 7:32-35
32 Aku ingin, supaya kamu hidup tanpa kekuatiran. Orang yang tidak beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bagaimana Tuhan berkenan kepadanya.33 Orang yang beristeri memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bagaimana ia dapat menyenangkan isterinya,34 dan dengan demikian perhatiannya terbagi-bagi. Perempuan yang tidak bersuami dan anak-anak gadis memusatkan perhatian mereka pada perkara Tuhan, supaya tubuh dan jiwa mereka kudus. Tetapi perempuan yg bersuami memusatkan perhatiannya pada perkara duniawi, bgm ia dapat menyenangkan suaminya.35 Semuanya ini kukatakan untuk kepentingan kamu sendiri, bukan untuk menghalang-halangi kamu dalam kebebasan kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu melakukan apa yang benar dan baik, dan melayani Tuhan tanpa gangguan.
Mrk 1:21-28
21 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.22 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat.23 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak:24 "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah."25 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"26  Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya.27 Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya."28 Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.
Pembahasan:
Ul 18:15-20 Hidup di dalam panggilan Allah. 
Bagian Ulangan ini memuat "Kitab Hukum Ulangan", sebuah kumpulan tak keruan pelbagai hukum yg asal usulnya berbeda-beda. Sejumlah hukum ini agaknya berasal dari kerajaan utara (Israel) dan sesudah direbutnya Samaria dalam th 721 SM diresmikan dalam kerajaan selatan (Yehuda). Kitab ini memperhatikan perkembangan yg sudah ditempuh bangsa Israel di bidang hidup kemasyarakatan dan keagamaan. Ia dimaksudkan sbg pengganti Kitab Perjanjian. Pokok Ulangan ini sama dengan kitab hukum Taurat yg ditemukan dalam bait Allah di masa pemerintahan raja Yosia, 2Raj 22:8. Bangsa Israel tidak membutuhkan ahli nujum: karena Allah mengutus para nabi yg berbicara atas namaNya (Ul 18:18). Bukan hal-hal yg ajaib yang dipermaklumkan oleh mereka: melainkan kehendak Allahlah yang disampaikan oleh mereka. Maksud teks ini bangsa Israel selalu ada orang yg mendapat rahmat.Org mendengar secara langsung suara Allah dan mengalami kehadiranNya seperti halnya dengan Musa. Adapun umat sendiri sbg keseluruhan itu tidak mampu hidup didalam kehadiran Allah: pada taraf sesempurna itu. Sabda Allah akan disampaikan kpd mereka dg perantaraan wakil Allah. Israel memperoleh tgjw untuk mendukung para imam Allah yg tugas2nya telah disebutkan di dalam konteks sebelum dan sesudahnya (Ul 18:1-8). Sesudah itu Musa memerintahkan pembersihan dari semua orang yg memberikan nubuat palsu, termasuk nabi palsu (Ul 18: 9-22). Di dalam kaitan itu, Musa mengemukakan ketetapan ttg nabi2 yg benar (Ul 18:15-20.), melengkapi pembahasan mengenai para pemimpin pemerintahan teokratis (hakim; raja; imam dan org Lewi) yg secara tepat dicantumkan di dalam bagian peraturan hukum mengenai pelaksanaan keadilan yg resmi di dalam kehidupan teokratis ini. Gambaran ttg nabi ini seperti halnya gambaran lain di dalam PL (misalnya: benih perempuan, putra Daud, hamba Tuhan, anak manusia) memiliki makna kumpulan maupun perseorangan. Pengertian kolektif (maksudnya, seluruh lembaga kenabian PL) jelas diperlukan, sebab persoalan pembedaan nabi palsu dg nabi yang sejati mulai dibicarakan dalam hubungan ini (Ul 18:20-22), dan "nabi" ini disajikan sbg duplikat yang sah dari berbagai lembaga tenun dan nubuat di Kanaan (Ul 18:9-14). Selanjutnya, di dalam struktur Kitab Ulangan, bagian ini membahas beberapa jabatan teokratis dan jabatan nabi tidak dibahas lagi secara formal di bagian lain. Pada saat yang bersamaan, nas ini telah ditafsirkan oleh Yesus dan para rasul yakni mengacu kepada Mesias (Kis 3:22, 23; Yoh 5:43; 12:48, 49; Mat 17:5). Yesus adalah nabi anti tipe yang telah digambarkan sebelumnya oleh lembaga kenabian PL. Jabatan nabi memiliki fungsi sbg pengantara dan karena itu, dalam hal tertentu, berfungsi sebagai perpanjangan jabatan pengantara Musa - sama seperti aku (Bil 12:6, 7). Jabatan nabi dianugerahkan kepada Israel untuk menjawab permohonan mereka di Horeb akan seorang perantara penyataan ilahi (Kel18:16; Kel 5:23 ). Semua jenis pekerjaan yang dilakukan oleh org2 Kristiani (pelaku bisnis, pemilik toko, supir angkot, penjual sayur ataupun penjual obat), mereka adalah duta Allah di dalam dunia, artinya setiap orang Kristiani hidup di dalam panggilan Allah. Seorang penjual sayur dapat menjadi seorang duta Allah di dalam dunia, kalau ia hidup sesuai dg panggilan Allah. Seperti apakah panggilan Allah itu? Ketika orang Israel dipanggil keluar dari Mesir, mereka menjalani panggilan Allah. Ketika mereka hendak masuk ke tanah perjanjian, Tuhan memerintahkan mereka untuk tetap hidup sesuai dg panggilan Allah (Kel 18:13), yaitu menjadi duta Allah. Mereka harus mengkhususkan diri untuk tidak mengikuti kebiasaan dari bangsa2 kafir yg tinggal di sekitar mereka (Kel 18: 9-12). Bangsa Israel diperintahkan oleh Allah untuk tidak ikut ambil bagian dalam kebiasaan bangsa tetangga mereka, misalnya kekejian dan penyembahan roh-roh (Kel 18:9-13). Mengenai masa depan, mereka diminta untuk hanya bergantung kepada Allah dan tidak kepada siapapun yang mereka kenal. OKI Allah mengkhususkan nabi-nabi untuk mengetahui hal-hal yg berhubungan dg masa depan dan kehendak Allah sendiri (Kel18:14-22). Dua hal ini hanyalah contoh ttg bagaimana orang Israel harus hidup di tanah perjanjian. Mereka tidak boleh berkompromi selain menyembah dan beriman kepada Allah. Hidup di dalam panggilan Allah berarti hidup sesuai dengan perintah Allah. Ketaatan dan iman kepada Allah ialah suatu hal yang mutlak di dalam segala situasi kehidupan kita. Biarlah kita membawa diri kita sebagai duta Allah di manapun kita berada. Jati diri sebagai duta akan menghindarkan kita dari hidup kompromi.
1 Kor 7:32-35 Menjaga keseimbangan. 
Sesudah membahas hal-hal yg diketahui olehnya melalui laporan (1 Kor 1:11,1 Kor 5:1), sang rasul sekarang beralih kepada berbagai persoalan yang muncul di dalam surat yang ditulis kepadanya (1Kor7:1). Persoalan pernikahan dibahas terlebih dahulu. Pasal ini, yg diawali dg sebuah prolog yang membicarakan beberapa prinsip umum (1 Kor 7:1-7) berisi pembahasan ttg masalah2 orang yg menikah (1 Kor 7: 8-24) dan yang tidak menikah (1 Kor 7:25-40). Masalah percabulan adalah masalah yang harus disikapi dg serius pula. Karenanya Paulus begitu keras menegur jemaat yg terlibat dalam masalah ini. Pada perikop ini Paulus kembali menyoroti masalah tsb, hanya saja saat ini lebih diarahkan kepada tgjw sbg umat pilihan Allah. Paulus menyoroti empat hal: [1] jika seorang pria memilih untuk tidak terikat perkawinan dengan gadisnya, ia harus memusatkan perhatian pada Tuhan (1 Kor 7:32); [2] jika seorang pria memilih untuk terikat dalam lembaga perkawinan, ia harus menyenangkan isterinya (1 Kor 7:33); [3] bagi gadis yg tidak menikah, sebaiknya mereka memusatkan perhatian kpd perkara Tuhan spy tubuh & jiwa mereka tetap kudus (1 Kor 7:34a); [4] bagi yg ingin terikat dalam perkawinan mereka harus dapat menyenangkan suaminya (1 Kor 7:34b). Dalam kondisi darurat ini, Paulus terus berusaha mengimbau agar jemaat tetap menjalankan tgjw yg Tuhan percayakan, karena mereka tidak tahu apa yang akan terjadi. Imbauan Paulus di ayat 29 dan 30 ini sebenarnya paradoks: orang- orang yang beristeri harus berlaku seolah-olah mereka tidak beristeri; orang-orang yang menangis, seolah-olah tidak menangis, dst. Sebenarnya Paulus sedang tidak membingungkan kita, karena ayat-ayat ini diucapkan agar jemaat Korintus selalu mengingat bahwa tugas utama mereka adalah melayani Tuhan atau memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan. Kita melihat dua pelajaran penting: [1] orang percaya dituntut untuk memikirkan pelayanan secara serius, bukan hanya kepentingan pribadi saja; [2] mereka yang serius dalam pelayanan harus juga perlu memperhatikan keseimbangan antara pelayanan dan keluarga, shg tgjwnya dapat terlaksana dengan baik.
Mrk 1:21-28 Jangan hanya takjub
Pelayanan di Galilea ditandai dg tiga perjalanan pemberitaan Injil, yaitu ketika Kristus secara sistematis memberitakan amanat-Nya ke setiap pelosok dari Galilea. Perjalanan pertama dilukiskan Markus ketika pelayanan di Kapernaum dan daerah pedesaan Galilea, dengan penekanan lebih besar pada kapernaum. Mrk 1:21-34 merup gambaran dari kegiatan suatu hari di kota kecil di tepi laut itu. Setelah memanggil murid2Nya, Yesus mengajak mereka ke rumah ibadah. Di sana Yesus mengajar dan terlihat berkuasa. Sudah merupakan kebiasaan Yesus (spt org Yahudi lainnya) untuk beribadat di sinagoge / rumah ibadat. Disini ada suatu tradisi yg dikembangkan, yaitu siapa saja yg hadir dalam ibadah saat itu, boleh berkhotbah. Kesempatan ini dimanfaatkan Yesus utk mengajar. Mengenai apa yg diajarkanNya, tidak dicatat oleh Markus. Tetapi, Markus memberi catatan detail ttg pengaruh khotbahNya thdp para pendengarNya.Dua pengaruh yg dirasakan langsung dari khotbah Yesus. Pertama, org banyak takjub mendengar khotbahNya (Mrk 1:22). Takjub karena (secara mencolok) ajaran Yesus berbeda dg apa yang selama ini (para pemimpin agama Yahudi) mereka dengar. Meski fakta ini nyata, tidak ada tanda2 yg jelas bahwa org byk yg takjub itu menjadi percaya pada Yesus. Mereka hanya sekadar takjub, tidak lebih.Kedua, roh jahat yg biasanya dg tenang turut beribadah di sinagoge, menjadi terganggu dan terancam (Mrk 1:24). Menarik untuk diperhatikan bahwa roh jahat juga beribadah dg tenang di rumah ibadat. Namun, kehadiran Yesus mengungkapkan kehadiran roh jahat tsb. Roh jahat tidak dapat bertahan di depan mata Yesus krn tidak tahan melihat kesucian Yesus. Ketika orang banyak melihat bahwa roh-roh jahat taat kepada Yesus, mereka semua menjadi takjub. Dalam hidup sehari-hari, kita sering melihat dan menjumpai demonstrasi kuasa roh-roh jahat di dalam hidup manusia. Akibatnya banyak sekali org takut thdp roh2 jahat. Otoritas ahli Taurat diterima masyarakat berdasarkan tradisi dan sejarah. Bila Markus menjelaskan bahwa Yesus mengajar tidak spt ahli Taurat, maka kita dapat mengasumsikan bahwa Yesus mengajar dg menunjukkan otoritas rohani yg berasal dari Allah. Yesus membuat firman menjadi hidup dan menimbulkan kekaguman orang yang mendengar Dia. Sementara roh jahat tidak bisa diam2 begitu saja melihat kehadiran Yesus. Ia tahu benar siapa Yesus dan karena itu merasa terancam. Namun pengenalan roh jahat terhadap otoritas Yesus bukan sebuah pengakuan iman, tetapi lebih didorong krn rasa takut yg besar bila Yesus mengusir mereka keluar dari tempat itu. Dan benar saja, Yesus mengusir roh jahat agar keluar dari tubuh orang yang dia rasuki. Meski enggan, roh jahat tidak berkuasa sedikit pun untuk mengelak dari perintah Yesus yang penuh kuasa (Mrk1: 26). Sekali lagi tindakan Yesus memunculkan rasa kagum di hati jemaat yang melihat peristiwa itu. Namun sayangnya mereka hanya berhenti sampai pada rasa takjub melihat tindakan dan kuasa Yesus. Kekaguman tidak mengarahkan mereka untuk percaya pada Yesus. Padahal takjub saja tidak cukup, imanlah yang penting. Semua orang yang hadir dalam rumah ibadat saat itu tentu takjub, tetapi tidak semua orang menjadi percaya.
Dari Ketiga bacaan kami belajar bahwa:
1.       Hidup di dalam panggilan Allah berarti hidup sesuai dengan perintah Allah. Ketaatan dan iman kepada Allah ialah suatu hal yang mutlak di dalam segala situasi kehidupan kita.
2.       Paulus selalu mengingat jemaat Korintus bahwa tugas utama mereka adalah melayani Tuhan atau memusatkan perhatiannya pada perkara Tuhan, bukan perkara duniawi, bila telah menikah tinggallah dg pasangannya jangan perdulikan urusan Tuhan.
3.       Roh jahat diusir Yesus,iblis tidak berkuasa untuk mengelak perintah Yesus yg penuh kuasa (Mrk 1: 26). Tindakan Yesus membuat kagum hati jemaat yg melihatnya.Cukup dg rasa takjub saja,tanpa mengarahkan mereka untuk percaya pada Yesus. Padahal takjub saja tidak cukup, imanlah yang penting. Semua orang yang hadir dalam rumah ibadat saat itu tentu takjub, tetapi tidak semua orang menjadi percaya.
4.       Hidup Yesus sepenuhnya serasi dan menggenapi firman Allah. Ia sejujur dan sepenuhnya menyatakan ajaran, harapan, janji, dan teguran Allah. Ini yg membuat kata2Nya, ajaranNya sangat berkuasa lebih dari kata2 para nabi, apalagi kata2 manusia yg seringkali bicara keliru dan kosong. Yesus adalah wujud dari panggilan, arahan, sapaan, teguran, ungkapan kasih, penggenapan janji keselamatan Allah bagi manusia. Ini maksudnya dikatakan bahwa Ia memberitakan Injil. Ia sendiri adalah Kabar Baik dari Allah, sebabnya kita mengenal Allah.
5.       Takjub bukan menjadikan kita percaya pada kuasa yang ada dalam diri Yesus, takjub bukan asal dari iman, takjub seharusnya menjadikan pintu masuk kepercayaan penuh pada Yesus sang Penebus, Penyelamat manusia.
6.       Kuasa Yesus mampu meruntuhkan kuasa iblis yang ada dalam diri manusia, dalam mengikuti ibadah kadang kita sering diganggu oleh serangan iblis, di telp/ di sms/ di BBm teman, saudara ortu, ingatlah kita ke gereja bukan untuk memperlihatkan segala atribut ini, kita beribadah adalah untuk bertemu Tuhan bukan untuk berkomunikasi dg peralatan yang mendunia itu. Hal ini kadang menjadi boomerang bagi tetangga kita menyerang kita.
7.       Kuasa Yesus dapat kita peroleh dengan memiliki semua kerendahan hati dan keseluruhan perintahNya, membaca KS penuh, mengerti apa isiNya, dapat menyembuhkan orang sakit, mengusir roh jahat dalam NamaNya yang kudus.

8.       Penambahan kemampuan dan kesuksesan dalam diri kita adalah semata2 kuasa Yesus  yang mengendalikan kehidupan kita, dilimpahkan Tuhan untuk kemuliaan namaNya, dinyatakan dalam diri kita.