Minggu, 26 Oktober 2014

      Menaati Rencana Tuhan       Minggu 19 Oktober 2014
Yes 45:1,4-6
1 Beginilah firman TUHAN: "Inilah firman-Ku kepada orang yang Kuurapi, kepada Koresh yang tangan kanannya Kupegang supaya Aku menundukkan bangsa-bangsa di depannya dan melucuti raja-raja, supaya Aku membuka pintu-pintu di depannya dan supaya pintu-pintu gerbang tidak tinggal tertutup:4 Oleh karena hamba-Ku Yakub dan Israel, pilihan-Ku, maka Aku memanggil engkau dengan namamu, menggelari engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku.5 Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain; kecuali Aku tidak ada Allah. Aku telah mempersenjatai engkau, sekalipun engkau tidak mengenal Aku,6 supaya orang tahu dari terbitnya matahari sampai terbenamnya, bahwa tidak ada yang lain di luar Aku. Akulah TUHAN dan tidak ada yang lain,
1 Tes 1:1-5b
1 Dari Paulus, Silwanus dan Timotius kepada jemaat orang-orang Tesalonika yang di dalam Allah Bapa dan di dalam Tuhan Yesus Kristus. Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.2 Kami selalu mengucap syukur kepada Allah karena kamu semua dan menyebut kamu dalam doa kami.3 Sebab kami selalu mengingat pekerjaan imanmu, usaha kasihmu dan ketekunan pengharapanmu kepada Tuhan kita Yesus Kristus di hadapan Allah dan Bapa kita.4 Dan kami tahu, hai saudara-saudara yang dikasihi Allah, bahwa Ia telah memilih kamu.5 Sebab Injil yang kami beritakan bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga dengan kekuatan oleh Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang kokoh.
Mat 22:15-21
15 Kemudian pergilah orang-orang Farisi; mereka berunding bagaimana mereka dapat menjerat Yesus dengan suatu pertanyaan.16 Mereka menyuruh murid-murid mereka bersama-sama orang-orang Herodian bertanya kepada-Nya: "Guru, kami tahu, Engkau adalah seorang yang jujur dan dengan jujur mengajar jalan Allah dan Engkau tidak takut kepada siapapun juga, sebab Engkau tidak mencari muka.17 Katakanlah kepada kami pendapat-Mu: Apakah diperbolehkan membayar pajak kepada Kaisar atau tidak?"18 Tetapi Yesus mengetahui kejahatan hati mereka itu lalu berkata: "Mengapa kamu mencobai Aku, hai orang-orang munafik?19 Tunjukkanlah kepada-Ku mata uang untuk pajak itu." Mereka membawa suatu dinar kepada-Nya.20 Maka Ia bertanya kepada mereka: "Gambar dan tulisan siapakah ini?"21 Jawab mereka: "Gambar dan tulisan Kaisar." Lalu kata Yesus kepada mereka: "Berikanlah kepada Kaisar apa yang wajib kamu berikan kepada Kaisar dan kepada Allah apa yang wajib kamu berikan kepada Allah."
Pembahasan:
Yes 45:1,4-6  Menerima rencana dan jalan Allah
Nubuat ini berupa nubuat penobatan raja, sebagaimana juga terdapat dalam Maz 2 dan Maz 110. Koresy dipanggil dengan namanya sendiri, Yes 45:3,4  bdk Yes 41:25; ia diberi gelar "Orang yang diurapi TUHAN", ialah sebuah gelar khusus raja-raja Israel. Gelar itu menjadi gelar Raja Penyelamat di masa mendatang (Mesias; bdk Maz 20:7). Apa yang membingungkan sedikit ialah: di sini gelar itu diberikan kepada seorang raja asing yang malah tidak mengenal Tuhan, Yes 45:4-5. Nubuat ini banyak kesamaannya dengan isi sebuah dokumen dari Babel (Silender Sirus). Tertera pada silender itu bahwa dewa Marduk (yang bukan dewa Persia) telah menyebutkan nama Koresy (Sirus) dan telah memanggil dia menjadi penguasa semesta dunia. Teks tsb ditulis oleh para imam di Babel pada waktu Koresy sedang maju sebagai pemenang sekitar th 538 SM. Pada waktu yang sama Deutero-yesaya menulis nubuatnya ini. Semua anak Tuhan seharusnya ditandai oleh keinginan mencari tahu dan melakukan kehendak Allah dalam hidup mereka. Hal itu kita doakan, nyanyikan, bahkan ajarkan. Akan tetapi, tidak jarang ketika Tuhan menyatakan kehendak-Nya, kita merasa berat untuk menerima. Hal yang sama terjadi pada Israel. Allah menyatakan kehendakNya, yaitu mengurapi Koresy menjadi alatNya. Hal ini sangat mengejutkan Israel sebab janji Allah untuk membawa Israel balik dari tawanan kini akan digenapi melalui raja bangsa yang tidak mengenal Allah. Koresy ditempatkan Allah di posisi hamba-Nya yang diurapi (ayat 1). Padahal Koresy adalah raja Persia yg tidak mengenal Allah, namun dipercayakan Allah mengemban peran Daud (2Sam. 7:8). Bagi Israel, tidak ada secercah pun harapan dalam rencana Allah itu. Jika Koresy, si penakluk itu menang, bagaimana mungkin Israel mengharapkan pemulihan. Sebenarnya, Israel tidak perlu ragu menerima keputusan Allah itu. Allah sendiri akan membuat Koresy berhasil (ayat 1-3). Allah memiliki banyak tujuan, yaitu: agar raja itu mengakui Dia sebagai satu-satunya Allah yang benar (ayat 3); supaya bangsa2 lain mengakui bahwa Allah Israel sejati adanya (ayat 6); dan bahkan semua itu demi kebaikan Israel sendiri (ayat 4). Oleh karena itu, meragukan apalagi mempertanyakan keputusan Allah itu sama bodohnya seperti tembikar mempertanyakan penjunan (ayat9), atau sama kurang ajarnya seperti anak mempertanyakan kelahirannya pada orangtuanya (ayat 10). Betapa pun sukar dipahami rencana Allah itu, Israel harus menerimanya sebagai keputusan yang berdaulat (ayat 13) yang merupakan curahan anugerah-Nya untuk kebaikan umat-Nya di bumi ini (ayat 8). Betapa sukar kita menyelami rencana dan menerima jalan Allah, kita patut tunduk memercayai-Nya sebab Ia berdaulat, berkuasa, penuh hikmat, dan baik.
1 Tes 1:1-5b Jemaat yang pantas diteladani. 
Paulus tidak perlu menunjukkan kerasulannya, karena demikian kokoh ikatan persahabatannya dengan jemaat-jemaat di Makedonia. Silwanus (Silas) yang menggantikan Barnabas pada perjalanan pemberitaan Injil yg kedua (Kis 15:39, 40) dan Timotius yang bergabung dengan kelompok itu di Listra (Kis. 16:1-3) disebutkan sebab mereka adalah rekan-rekannya dalam mendirikan gereja itu (Kis. 17:1-9) dan berada di Korintus ketika surat ini ditulis. Timotius, sekalipun lebih rendah kedudukannya dibandingkan dg yg lain, mungkin disayangi secara khusus oleh jemaat di Tesalonika karena misinya (I Tes. 3:1-10). Penyebutan rekan2 Paulus lebih mengokohkan kewenangan sang rasul daripada sebaliknya. Kebanggaan Paulus thdp jemaat di Tesalonika terlihat jelas. Di jemaat ini ada iman, kasih, dan pengharapan (ayat 3). Inilah jemaat yg terbuka menerima Injil dg penuh sukacita, justru di saat-saat penindasan (ayat 6). Sukacita dan nilai2 Injil yg luhur tidak dinikmati sendiri, tetapi tumpah dan memancar keluar shg dikenal dan dinikmati banyak orang. Inilah jemaat yang misioner, kota yg di atas bukit shg banyak orang mengenal dan memuliakan Tuhan karena mereka. Injil memancar di seluruh wilayah Makedonia dan Akhaya (ayat 8-9). Paulus memuji jemaat Tesalonika. Namun, pujian Paulus ini tidak mutlak ditujukan kepada jemaat, untuk kemuliaan jemaat, karena tujuan pujian itu untuk kemuliaan nama Tuhan. Segala ucapan syukur hanya tertuju kepada Allah (ayat 1). Sikap Paulus ini memberikan pelajaran penting bagi kita: [1] Paulus menunjukkan sikap seorang hamba Tuhan yang begitu memperhatikan perkembangan jemaat Tuhan; [2] kita diajak untuk mengakui bahwa sedikit sekali pemimpin jemaat yang memberikan pujian kepada jemaat yg diasuhnya. Kita lebih sering mendengar kritikan tajam dan kecaman pedas, analisis semua kekurangan dan kelemahan secara gamblang. Tidak dapat disangkal bahwa tidak ada jemaat sempurna. Tetapi masih banyak potensi positif yang dimiliki oleh gereja sebagai tubuh Kristus. Tuhan telah mempergunakan gereja sbg alatNya dan begitu banyak org yg telah menikmati hasil karya gereja. Begitu banyak org yg telah menikmati ketenangan dan kedamaian hati; menemukan oase di tengah-tengah padang pasir yang kering. Dengan tidak menutup mata terhadap semua kekurangan, adalah berdosa terhadap Roh Kudus kalau kita mengatakan sampai hari ini gereja tidak pernah berbuat apa-apa.
Mat 22:15-21 Tidak bercela
Permusuhan para pemuka agama thdp Yesus semakin menjadi-jadi. Mereka menggunakan segala cara untuk menghentikan Dia. Orang Farisi (berarti: yang memisahkan diri) adalah kelompok awam yang menginginkan pembaruan kehidupan rohani. Mereka sangat menekankan berbagai peraturan seperti pembasuhan, perpuluhan, dsb. Orang Saduki (berarti: yang benar) adalah kelompok terdidik yang berbeda pendapat dengan Farisi. Mereka menduduki sebagian besar keanggotaan Sanhedrin, memperkenalkan cara berpikir Yunani, hanya mengakui lima Kitab Musa menolak kebangkitan, dan tidak mengakui pemeliharaan Allah karena percaya bahwa manusia memiliki kemampuan memilih. Kedua kelompok inilah yang bertanya kepada Tuhan Yesus. Sayang mereka tidak sungguh mencari kebenaran, tetapi berupaya mencari kesalahan dari jawab Tuhan Yesus. Orang yang rohani seperti Farisi dan orang yang rasional seperti Saduki, sama bebalnya.Orang Farisi yang anti penjajah Romawi, kini berkomplot dengan orang Herodian sahabat Herodes, boneka kaisar. Mereka bersatu untuk menjebak Tuhan Yesus (ayat 15-16). Mereka ingin menggiring Yesus ke jalan buntu (ayat 15). Kewajiban adalah kewajiban. Tuhan tak dapat dijebak oleh Farisi. Orang Farisi mengharapkan jawaban yang entah melawan Kaisar (dengan akibat ditangkap) atau yang mengabdi kaisar (dengan akibat dianggap tidak patriotis). Radikal sekali jawab Yesus. Serahkan kepada kaisar yang milik Kaisar, serahkan kepada Allah yang milik Allah. Tuhan Yesus mengajarkan ketaatan mutlak kepada Allah saja (yang empunya segala-galanya) sambil bersikap penuh tanggungjawab sebagai warga negara. Bila Yesus mengatakan tidak perlu membayar pajak, orang Herodian akan menuduh Yesus memberontak terhadap pemerintahan Romawi. Sebaliknya, bila Yesus setuju, Ia akan kehilangan popularitas di mata rakyat. Yesus tidak langsung menjawab,(tidak klarifikasi) tetapi balik bertanya (ayat 19-20). Pertanyaan itu memaksa mereka mengakui kenyataan ttg kekuasaan Kaisar, juga bahwa mereka sendiri tunduk kepadanya. Semua orang Israel waktu itu pastilah menggunakan mata uang itu untuk kegiatan hidup mereka sehari-hari. Pantaslah mereka membayar pajak kepada pemerintah Romawi. Tidak berhenti di situ, Yesus kemudian menyatakan bahwa ada kuasa lain yg semua manusia harus perhitungkan, yaitu kuasa Allah. Kuasa kaisar terbatas, maka ketundukan kepadanya pun terbatas; kuasa Allah mutlak, maka ketundukan kepada-Nya pun tanpa syarat (ayat 21b). Jawaban Tuhan Yesus ini mencengangkan semua lawannya (ayat 22). Ia mendesak mereka mengakui kekuasaan terbatas pemerintah sambil taat penuh kepada Allah. Dalam hidup sehari-hari tidak jarang kita diperhadapkan dengan situasi pelik yang membuat kita serba salah. Beriman kepada Yesus memang berisiko tinggi. Dunia yang tidak tunduk kepada Allah penuh dengan lika-liku kebiasaan yang perlu disikapi dengan tepat. Hikmat dan integritas Tuhan Yesus mengalahkan segala kelicikan lawan-lawan-Nya. Teladanilah Yesus dan kalahkan mereka!
Dari ke tiga bacaan kami belajar :
1.       Koresy,raja Persia yang bukan mengenal Tuhan diberi kepercayaan utk memerintah bangsa Israel, menunjukkan bahwa mata Tuhan tidak tertuju terus pada bangsa Israel, tapi pada org yang mau menaati Perintah Tuhan.
2.       Kehebatan Yesus diuji oleh para Farisi dan Saduki, dengan tidak klarifikasi (tdk menjawab) Yesus memilih untuk menunjukkan kebenaran yang hakiki terhadap kewajiban manusia dan kepada Tuhan, memilih untuk menaati Firman Tuhan sungguh di nyatakan Yesus.
3.       Mata uang yang ditunjukkan merupakan bentuk kekuasaan kaisar, sedang Tuhan mengatasi semua, di sini kaum Farisi dan Saduki tersedak dan terdiam mendengar jawab Yesus yang sungguh mendasar bagi semua manusia.
4.       Dalam jemaat Tesalonika Paulus memuji mereka dalam iman pengharapan dan kasih yang besar yg tumbuh diantara mereka, sehingga Injil Tuhan dinikmati dan terpancar sungguh dalam jemaat ini, karena menaati Firman sehingga mereka tumbuh menjadi jemaat yang bagus.
5.       Dengan menerima rencana dan Jalan Tuhan kita manusia pasti akan diberi semua yang dibutuhkan dalam kehidupan, seperti Musa, Yosua, Daud, Abraham, Yusuf, Rut dan masih banyak lagi yang menunjukkan kasih Tuhan terhadap manusia yang menaati Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh.
6.       Koresy yang dipilih bukan dari umat Israel adalah curahan anugrah Tuhan terhadap umatNya yang sungguh mengarahkan kehidupanNya pada perintah Tuhan sepanjang masa.
7.       Kebutuhan manusia berbeda dengan kebutuhan Tuhan, sehingga kita mesti mendahulukan yang dari surga baru menjalankan perintah duniawi, itu yang diharapkan Yesus dalam perumpamaan ini.
8.       Peranan Paulus sungguh berbuah dalam jemaat Tesalonika sehingga mereka menjadikan FT sebagai dasar hidup dan hasilnya terlihat sekali mereka berbahagia dan menghasilkan kasih yang besar dalam jemaat, sehingga tumbuh suburdi antara mereka.

9.       Manusia setidaknya memisahkan kepentingan surgawi dan duniawi sehingga mereka memiliki takaran yang baik dalam menjalankan kehidupan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar