Panggilan Tuhan
Semenjak
dunia dijadikan, manusia telah dibentuk Tuhan utk menerima panggilan Nya,
sebagai pekerja di taman firdaus (Kej 2:15), setelah jatuh ke dalam dosa pun
manusia punya tugas sebagai pemelihara bumi, penguasa dan mengolah sehingga terbentuk
harmoni keseimbangan (Kej 1:28), disamping kehidupan manusia penuh dengan
banyak misteri, dari kelahiran, kehidupan, dan kematian sering kali kita tidak
mengerti apa yang sedang Tuhan lakukan dalam hidup kita. Sebagian orang ada
yang terlahir kaya, ada yg miskin. Ada yang terlahir di keluarga kristen yang
taat dan setia, dan ada yang terlahir di keluarga yang memang belum mengenal
Tuhan.
Lalu
apa panggilan Tuhan untuk kita di jaman sekarang, mari kita lihat bagaimana
umat pilihan Tuhan menerima panggilan dan prosesnya, sehingga mereka taat dan
apa hadiah yang mereka dapatkan dengan ketaatan pada Tuhan dalam panggilan itu.
Dalam
Kitab Kejadian 12:1-3 diceritakan rencana panggilan Tuhan terhadap Abram; Berfirman
lah TUHAN kepada Abram: “Pergilah dari negerimu dan dari sanak saudaramu dan
dari rumah bapamu ini ke negeri yang akan Kutunjukkan kepadamu”.
Alkitab ditulis oleh kurang lebih 40 orang dengan latar
belakang yang berbeda-beda dalam kurun waktu 1500 tahun. Musa adalah seorang
prajurit, Ayub adalah seorang saudagar kaya, Amos adalah pemungut buah ara dan
peternak domba,Yunus seorang pelaut, Yesaya, Samuel,Yeremia dan Yehezkiel
adalah nabi, Ezra adalah seorang imam, Matius adalah pemungut cukai, Yohanes
adalah seorang nelayan, Paulus adalah pembuat kemah. Semua dipanggil Tuhan
untuk melayaniNya dalam rencanaNya yang indah, menyelamatkan manusia dan
menyadarkan arti panggilan untuk menyebarkan Injil sampai seluruh dunia (Mat
28:19).
Karya penyelamatan manusia dpt terlaksana melalui
keterlibatan manusia. Dan manusia2 yg dilibatkan dlm karya
penyelamatan itu dipanggil secara khusus oleh Tuhan.Nuh dipanggil untuk
menyelamatkan 7 org lain selain dirinya dan segala binatang (Kej 8:16). Abram
dipanggil untuk pergi ke tanah perjanjian (Kej 12:1).Elia dipanggil sebagai
imam membimbing Samuel, 1Sam 3:1-21 ttg panggilan Samuel menjadi Nabi.Yunus
dipanggil tapi menolak (Yun1:3),Yoh 1:35-39 menceriterakan
ttg panggilan 2 murid pertama, yaitu Yohanes dan Andreas.
Ada pola yg sama dalam setiap panggilan mereka
1.
Pertama, Allah yg mengambil inisiatip. Contohnya,Allah secara
langsung memanggil Samuel 3 kali; dua murid pertama dipanggil melalui Yohanes
Pembaptis. Dalam Yoh 15:16 “Bukan kamu yg memilih Aku, melainkan Akulah
yg memilih kamu”.
2. Kedua, manusia hrs menjawab
“ya” atas panggilan Tuhan. Jawaban Samuel atas panggilan Allah : “Bersabdalah ya Tuhan,
sebab hambaMu ini
mendengar” (1 Sam 3:10). Jawaban Bunda Maria : “Aku ini hamba Tuhan, terjadilah padaku
menurut perkataanmu” (Luk 1:38). Juga Nabi Yeremia : “Engkau telah membujuk aku, ya Tuhan,
dan aku membiarkan diriku dibujuk; Engkau terlalu kuat bagiku, dan Engkau
menundukkan aku” (Yer 20:7). Dan konsekuensi dari jawaban “ya”
tersebut adalah mereka meninggalkan segala-galanya dan mengikuti panggilan
Allah.
3. Ketiga, orang yg dipanggil
itu harus menjadi manusia yg berbeda dgn sebelumnya (lahir baru) atau harus menyangkal dirinya
(Mat 16:24; Mrk 8:34; Lk
9;23)
dan ini sering disimbolkan dgn nama baru (Abram menjadi Abraham; Yakob
menjadi Israel;
Simon menjadi Kefas atau
Petrus. Saulus
menjadi Paulus).
4. Keempat, panggilan selalu
mempunyai misi / tugas yg khusus. Panggilan Samuel adalah utk mewartakan Firman
Tuhan (nabi) dan menjadi hakim atas Israel (1 Sam 3:19; 1 Sam 7:15); Maria
menjadi “Bunda Allah”; kedua murid pertama utk “tinggal” bersama-sama dgn Yesus
(Yoh 1:39). “Tinggal” di
sini berarti mengenal Tuhan lbh dekat dan tentunya juga utk mencintai Dia. Dan
setelah dipanggil, dia juga membawa orang lain utk menjumpai Tuhan. Andreas yg
membawa Simon, saudaranya, utk bertemu dgn Yesus (Yoh 1:42).
Lalu apa makna panggilan Tuhan bagi kita, apakah kita akan
mendiamkan Roh Kudus yang selalu mengobarkan hati kita untuk menyebarkan Firman
Tuhan pada sesama kita yang belum mengerti tentang Yesus sang Juru Selamat yang
maha dahsyat?
Jadi Makna panggilan bagi manusia yg terpanggil:
a. Pertama, krn panggilan
adalah inisiatip dari Allah, maka kita hrs tetap rendah hati dan
bersyukur. Sikap Andreas, yg jadi murid
pertama, tapi tetap rendah hati, walau tdk pernah jadi “orang dalam”, bahkan
selalu di belakang Petrus, saudaranya.
b. Kedua, saat ini orang
membedakan pekerjaan sbg “profesi” dan sbg “panggilan” (calling). Profesi
biasanya dikaitkan dgn keahlian dan kompensasi/upah (gaji). Sedangkan panggilan
dikaitkan dgn “pelayanan” dan “pengabdian total / passion ”.
Maka, apakah kita menilai pekerjaan kita saat ini sbg sebuah panggilan atau
hanya sebuah profesi ?
c. Ketiga, panggilan
menjadikan kita “manusia
baru”. Nama baptis adalah simbol “manusia baru” dan
menunjukkan sebuah relasi baru dgn Tuhan, yg diteladani oleh Org Kudus, yg
namanya kita ambil. Dlm pekerjaan, maka menjadi “manusia baru” artinya menjadi
pribadi-pribadi yg menguasai, menekuni dan mencintai pekerjaannya. Apakah
kita telah menjadi “manusia baru” (2 Kor 5:17; Kol 3:5-17)?
d. Keempat, panggilan selalu
mempunyai misi atau tugas khusus. Maka, apa misi khusus yg kita emban sbg orang
Katolik atau Pengikut Kristus ? Demikian juga sbg karyawan atau usahawan
katolik, misi khusus apa yg kita jalankan ? Dkl, arti atau nilai khusus apa yg
kita berikan sbg karyawan atau usahawan katolik ?
Dalam
Yoh 15:5 “Akulah
pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya. Barangsiapa tinggal di dalam Aku
dan Aku di dalam dia, ia berbuah banyak, sebab di luar Aku kamu tidak dapat
berbuat apa-apa”,memberikan arti bahwa panggilan kita berarti bergantung
dan melekat pada pokok anggur (Yesus), tanpa menyatu antara kita dan Yesus
dalam kita, tidaklah mungkin kita berbuah (Gal 5:22-23).Dalam 1 Kor3:6-9 “Aku menanam, Apolos
menyiram, tetapi Allah yang memberi pertumbuhan. Karena itu yang penting
bukanlah yang menanam atau yang menyiram, melainkan Allah yang memberi
pertumbuhan. Baik yang menanam maupun yang menyiram adalah sama; dan
masing-masing akan menerima upahnya sesuai dengan pekerjaannya sendiri. Karena kami adalah kawan sekerja Allah; kamu
adalah ladang Allah, bangunan Allah”.
Tapi akan diuji dalam api (1 Kor 3:13), bila lulus akan diberi upah (1 Kor
3:14).
Ada
sebuah cerita ilustrasi yang bisa menggambarkan ini semua.Seorang pria yg tidak
lulus ujian masuk universitas, di nikahkan orang tuanya.Untuk mendapat penghasilan, ia pun
melamar menjadi guru sekolah dasar dan mulai mengajar. Karena tidak punya
pengetahuan mengajar, belum sampai satu minggu mengajar ia sudah
dikeluarkan.Setibanya di rumah, sang istri menghapuskan air mata nya,
menghiburnya dengan berkata: "Banyak ilmu dalam otak, ada orang yang bisa
menuangkannya, ada pula yang tidak bisa. Tidak perlu bersedih karena hal ini.
Mungkin ada pekerjaan lain yang lebih cocok untukmu sedang
menantimu."Kemudian ia melamar dan melakukan pekerjaan lain, namun dipecat
juga karena geraknya lambat.Saat itu sang istri berkata : kegesitan kaki -
tangan setiap orang berbeda, orang lain sudah bekerja beberapa tahun lamanya,
kamu hanya belajar di sekolah, bagaimana bisa cepat? Ia pun bekerja lagi di banyak pekerjaan lain, namun
tidak ada satu pun yg berhasil, semua gagal di tengah jalan.Namun demikian,
tiap kali pulang dengan patah semangat, sang istri selalu menghiburnya, tidak
pernah mengeluh.Ketika sudah berumur 30 tahun-an, ia mulai dapat berkat sedikit
melalui bakat berbahasanya, menjadi pembimbing di sekolah luar biasa tuna rungu
wicara. Kemudian ia membuka sekolah siswa cacat,
dan akhirnya bisa membuka banyak cabang toko yang menjual alat-alat bantu orang
cacat di berbagai kota. Akhirnya ia menjadi boss yang memiliki
kekayaan berlimpah. Suatu hari, ia yang sekarang sudah
sukses besar, bertanya kepada sang istri, kenapa ketika masa depan nya masih
suram, engkau tetap begitu percaya kepada ku? Jawaban sang istri ternyata
sangat polos dan sederhana : Sebidang tanah yg tidak cocok ditanami gandum,
bisa dicoba untuk ditanami kacang. Jika kacang pun tidak bisa tumbuh dengan
baik, coba tanami buah-buahan; jika buah-buahan pun tidak bisa tumbuh, semaikan
bibit gandum hitam, pasti bisa berbunga, karena pada sebidang tanah, pasti ada
bibit yang cocok untuknya, pasti bisa menghasilkan panen dari nya. Mendengar penjelasan sang istri, ia mengeluarkan air
mata terharu.... Keyakinan kuat, ketabahan serta kasih sayang sang istri,
bagaikan sebutir bibit unggul.
Semua prestasi
dirinya, adalah berkat keajaiban bibit unggul yang kokoh hingga bertumbuh kembang
jadi kenyataan. Di dunia ini tidak ada seorang pun yg
hanya sekedar sampah, dia hanya tidak berada di posisi yang tepat. Anda akan ikut berbahagia apabila orang yg tadinya
susah menjadi sukses.